Dear Parents, Ini Pentingnya Pola Asuh Mindful Parenting

family

Orang tua punya banyak cara untuk mengasuh anak-anaknya. Salah satu pola asuh yang kini sedang tren adalah mindful parenting. Yuk, kenali lebih jauh pola asuh yang satu ini.

Pola asuh mindful parenting sebetulnya sudah cukup lama dikenal masyarakat dan diterapkan oleh para orang tua. Pola ini berawal dari konsep mindfulness atau kesadaran penuh yang sebelumnya sudah lebih dulu lewat berbagai praktik wellness, seperti yoga dan meditasi.

Mindfulness adalah konsep atau cara menjalani hidup dengan menyadari bahwa kamu hadir pada saat ini, mengenali kondisi baik luar maupun dalam tubuh, mengenali pikiran dan memahami apa yang kamu rasakan saat ini. 

Konsep pemikiran seperti ini diharapkan akan membuat kamu lebih bijak dalam melihat sesuatu dan lebih sedikit menghakimi lingkungan sekitarmu.

Sedangkan yang dimaksud dengan mindful parenting adalah pola asuh dimana orang tua melakukannya dengan penuh kesadaran dan tidak cuma sekadar bereaksi saja. Orang tua dituntut untuk menerima anak apa adanya, dan tidak menghakiminya.

Perlu kamu tahu bahwa ini bukan berarti orang tua tidak boleh marah, tapi lebih kepada menghadapinya dengan pengertian dan kesadaran, tidak cuma marah-marah dan menyalahkan saja. Percayalah, cara ini tidak akan membuat anak jadi manja, tapi justru akan mempererat hubungan orang tua dan anak.

Cara Terapkan Mindful Parenting

Mendengarkan dengan penuh perhatian

Anak biasanya suka bercerita apa saja pada orang tuanya. Pola asuh mindful parenting mengajarkan para orang tua untuk mendengarkan sepenuhnya apa yang dibicarakan anak dan tidak membiarkannya begitu saja karena alasan sibuk.

Tak hanya mendengarkan, saat berbicara orang tua juga harus menekankan rasa empati pada anak. Dalam kondisi tertentu, orang tua juga harus bisa menjaga emosinya saat berkomunikasi pada anak agar tidak berkembang menjadi marah-marah.

family
Mendengarkan anak sepenuhnya (Foto: Xframe)

Jangan menghakimi anak

Kesalahan fatal para orang tua adalah menghakimi anaknya sendiri. Kadang ada orang tua yang berdalih bahwa mereka tidak sungguh-sungguh mengatakannya, namun bagi anak ini akan memberi dampak yang besar. Misalnya mengatakan bahwa kamu anak nakal, kamu memang suka ganggu orang lain. 

Biasanya ini terjadi di saat orang tua juga sedang stres. Untuk itu kamu juga bisa melakukan metode STOP (Stop, Take a breath, Observe, dan Proceed) untuk menghindari marah-marah pada anak saat kamu sedang stres.

Menghakimi anak hanya akan menjadikan anak nantinya akan merasa bahwa dirinya tidak berguna, tidak punya potensi, dan hanya bisa membuat kekacauan saja.

Mengendalikan emosi

Menghadapi anak memang bukan hal yang mudah. Kadang dalam kondisi tertentu, orang tua akan menjadi emosi dan memarahi anak bahkan sampai melakukan kekerasan fisik dengan alasan emosi atau khilaf.

Anak memiliki sifat meniru orang tuanya. Kalau kamu suka emosi pada anak, nantinya anak pun akan jadi demikian. Bukan tidak mungkin anak akan mudah emosi pada semua orang dan sering melakukan kekerasan pada orang lain.

Itu sebabnya kamu harus segera sadar supaya bisa mengendalikan emosi dengan segera kalau sedang menghadapi kondisi tertentu.

Kendalikan emosi saat berhadapan dengan anak (Foto: Xframe)

Menerima kekurangan

Tidak ada anak yang sempurna. Itu sebabnya jangan pernah membicarakan kekurangan anak di depannya. Kadang ada orang tua yang maksudnya mungkin bercanda, seperti mengatakan bahwa kamu hidungnya pesek atau kamu matanya kok sipit.

Tanpa disadari ini akan membangun persepsi pada anak bahwa manusia normal seharusnya berhidung mancung dan tidak sipit matanya. Secara tak langsung kamu sudah menanam benih-benih pada anak untuk membenci tubuhnya sendiri.

Ketika anak kalah dalam lomba juga sebaiknya tidak disalahkan. Tetap beri semangat dan apresiasi agar motivasinya tetap berkembang. 

Menciptakan rasa aman

Menciptakan rasa aman adalah salah satu poin dalam mindful parenting yang menegaskan pada orang tua bahwa orang tua seharusnya menciptakan ruang yang aman buat anak, bukan menjadi sosok yang ditakuti. Rasa aman akan membuat anak lebih baik dalam merespon lingkungannya, percaya diri dan berkembang lebih baik.

Memang tidak mudah menjadi orang tua, itu sebabnya sebetulnya tidak semua orang layak jadi orang tua. Pernah dengar berita orang tua menyiksa anaknya sendiri? Betul! Beberapa orang memang tidak layak untuk menjadi orang tua meskipun secara fisik mampu membuat anak dan membiayai hidup anak.

Buat kamu para orang tua, menerapkan mindful parenting memang tidak sederhana, tapi setidaknya kamu bisa mencobanya untuk memulai pola asuh yang baik untuk anak.