Masker Komik Corona Yang Seru Dari Cirebon

gambar masker Kashu Yumiko

Halo Sahabat Goodlife, nama saya Yumiko Kashu. Saya berasal dari Jepang dan sekarang tinggal di Cirebon, Jawa Barat. Kota Cirebon banyak dikunjungi wisatawan, karena sangat terkenal dengan kerajinan tangan batiknya. Saya sendiri mengurus sebuah studio yang memproduksi batik tulis dan sablon. Studio itu bernama Studio Pace.

Kondisi Cirebon berubah saat pandemi Covid-19. Tidak ada wisatawan yang datang ke Cirebon. Pusat pembuatan batik yang biasanya ramai di akhir pekan, seperti daerah Trusmi, kini lengang. Pameran-pameran kerajinan yang rencananya akan diadakan di kota-kota besar seperti Jakarta dibatalkan, padahal untuk pameran tersebut para peserta telah mempersiapkan banyak stok, dan kini mengalami kesulitan untuk menjualnya. 

Semua industri batik dari yang berskala besar sampai rumahan mencari cara untuk dapat bertahan. Ada yang terpaksa merumahkan karyawan mereka, dan tidak sedikit yang terpaksa menutup usahanya.

Hal ini juga yang dialami oleh studio Pace. Sejak bulan Februari tidak ada pelanggan yang datang ke studio kami. Mitra kerja kami di Jakarta pun ikut tutup. Event yang seharusnya akan berlangsung di Jepang juga dibatalkan.

Di tengah situasi seperti ini kami memikirkan apa yang harus kami lakukan. Sampai akhirnya kami mendengar info bahwa di bulan Februari, Indonesia kekurangan masker. Maka saya dan staf putuskan untuk memproduksi masker yang terbuat dari kain.

sablon masker
penyablonan masker, salah satu tahap pembuatan masker komik (Foto: Yumiko Kashu)

Awalnya saya mencoba membuat masker berbentuk persegi biasa dengan kain katun yang saya beli di Jepang. Namun memasuki bulan Maret, muncul ide untuk membuat masker tiga dimensi dengan sablon gambar motif penguin yang saya ciptakan dan saya beri nama “Penko-chan” (Si Penko). Saya pikir Penko-chan bisa mewakili orang Indonesia pada umumnya.

Desain masker seri Penko-chan ini terdiri dari cerita bergambar di tiap sisinya, sehingga menyerupai komik dua panel. Orang yang melihatnya merasa lucu, seperti melihat ada manga di dalam masker. Tema masker bervariasi namun semuanya masih berkaitan dengan gejolak Covid-19. Saya juga mendesain gambar momen unik ke dalam masker-masker tersebut.

Misalnya instruksi menjaga jarak. Kita harus memberi jarak tempat duduk, padahal kan waktu membatik biasanya wajan lilin satu untuk beramai-ramai. Lalu ada juga momen kebingungan para pekerja yang akan meniup canting karena dia tetap memakai masker. 

masker Kashu Yumiko
tema “Jaga jarak” dan “Meniup canting dengan masker” (Foto: Yumiko Kashu)

Saya juga membuat masker Penko-chan yang pada malam hari menderita karena banyaknya pikiran, tetapi begitu matahari terbit ia semangat beraktivitas kembali. Karyawan saya mengajukan ide, menggunakan kain warna hitam untuk menggambarkan malam dan kain putih untuk siang. Versi masker hitam putih ini ternyata cukup populer.

Saya juga mendesain masker yang menggambarkan harapan setelah Covid-19 berakhir nanti. Seperti gambar orang-orang yang berangkat ke Jakarta dari stasiun Cirebon, dengan harapan agar kita bisa pergi ke sana ke mari lagi naik kereta api.

masker Kashu Yumiko
“Until we meet again” (Foto: Yumiko Kashu)

Meskipun kondisi sekarang ini serba tidak pasti dan kecemasan yang belum berakhir, tapi saya tetap memikirkan apa yang akan saya lakukan nantinya, sambil terus membuat masker bergambar.(Yumiko Kashu)

Masker buatan Kashu dijual dengan harga Rp 20.000 (belum termasuk ongkos kirim). Bisa pesan melalui instagram @bontotkomar439..