Ketika sepasang kekasih putus, wanita terlihat lebih banyak menangis, sedangkan pria bisa langsung bersenang-senang dengan hobi dan teman-temannya. Tapi benarkah pria lebih cepat move on dibanding wanita? Simak faktanya berdasarkan penelitian!
Persoalan putus cinta memang menyebalkan. Pria dan wanita pun punya cara berbeda ketika menghadapi rasa patah hatinya.
Yang menjadi stereotip selama ini, setelah putus cinta, pria umumnya bisa langsung bersenang-senang hangout bersama teman-temannya, asyik dengan hobinya, atau mengubah statusnya di media sosial menjadi ‘single’ dan mengisi feed laman media sosialnya dengan foto dirinya sedang berbahagia kumpul bersama teman laki-laki dan wanitanya.
Sementara itu, wanita terpuruk, menangisi nasibnya, atau curhat dengan temannya bahwa betapa ia sangat sakit hati. Kesedihan wanita tentu akan bertambah ketika melihat bahwa prianya sudah move on, sudah melupakan hubungannya, dan bersenang-senang dengan hidupnya sebagai single.
Tapi, benarkan itu yang dirasakan pria?
Pria Juga Kecewa, Hanya Mengungkapkannya Secara Berbeda
Setiap individu membutuhkan cara masing-masing untuk menghadapi rasa sakit hati dan kecewa akibat putus cinta.
Penelitian menunjukkan bahwa patah hati berdampak berbeda pada pria dan wanita. Kedua jenis gender juga memiliki cara berbeda untuk mengatasi situasi ini.
Wanita cenderung tertekan dan terpuruk. Namun wanita menyalurkan emosi mereka dengan menganalisis setiap kesalahan kecil yang mungkin dia lakukan, memahami diri mereka sendiri serta kebutuhan mereka dari suatu hubungan dengan lebih baik.
Hal itulah yang membuat wanita cenderung pulih sepenuhnya dan menjadi lebih kuat dari pengalaman ini. Sementara itu, pria juga merasakan rasa sakit hati dan kecewa hanya tidak menunjukkan kesedihan mereka kepada orang lain, atau bahkan pada diri mereka sendiri.
Pria cenderung menahan rasa sedihnya dan berpura-pura ‘kuat’. Hal itu tak lepas dari bias budaya pria dibesarkan untuk menyembunyikan perasaannya, harus bersikap tanggung dan tidak peka terutama masalah hati sehingga mereka tidak pernah belajar cara menangani emosinya dengan benar.
Alternatifnya, pria akan menenggelamkan kesedihannya dengan menghabiskan waktu bersama teman-temannya, menyibukkan diri dengan pekerjaan, hobi, atau apapun untuk mengalihkan pikiran dari rasa kehilangan dan sakit hatinya.
Benarkan Pria Lebih Cepat Move On Dibanding Wanita?
Menurut studi yang dari Binghamton University wanita lebih tersakiti karena putus cinta, namun bisa pulih lebih maksimal. Pada penelitian itu, sebanyak 5.705 peserta dari 96 negara diwawancarai untuk menilai rasa sakit emosional dan fisik akibat putus cinta dalam skala 1 (tidak ada) hingga 10 (tak tertahankan).
Peserta wanita menilai ‘penderitaan emosional’ mereka sebesar 6,84 setelah putus, sedangkan untuk pria angkanya 6,58. Sementara itu, wanita menilai ‘rasa sakit fisik’ mereka rata-rata 4,21 dan laki-laki sebesar 3,75.
Meskipun perpisahan memberikan dampak yang paling berat bagi perempuan secara emosional dan fisik, namun perempuan cenderung pulih sepenuhnya dan menjadi lebih kuat secara emosional. Sebaliknya, pria tidak pernah pulih sepenuhnya, mereka hanya terus melanjutkan hidup.
Hal itu tak lepas dari cara menghadapi perpisahan yang berbeda antara pria dan wanita. Jika wanita cenderung lebih banyak membicarakan perasaan dan emosinya, pria justru memendamnya. Jadi, jika melihat mantan kamu habis putus cinta sudah menggandeng wanita lain, jangan langsung buru-buru ‘panas’ dan menganggapnya dia sudah move on.
Di permukaan mungkin terlihat bahwa pria lebih cepat move on dibanding wanita, namun hal itu belum tentu benar. Pria hanya punya cara berbeda dalam memproses kesedihan dibandingkan wanita.