Setiap pagi kamu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang saat kota mulai sepi—di tengah ritme hidup seperti ini, rasa malas bukan sekadar gangguan, tapi sinyal bahwa tubuh dan pikiranmu butuh jeda.
Hidup di kota besar sering kali membuatmu terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Bangun pagi saat matahari belum muncul, mengejar kereta atau bus, menembus kemacetan, dan pulang larut malam. Di tengah tekanan pekerjaan, perjalanan panjang, dan sedikit waktu untuk diri sendiri, rasa malas kerap muncul—bukan karena kamu tidak punya niat, tapi karena fisik dan mentalmu mulai kelelahan.
Tapi tenang, rasa malas itu manusiawi. Yang penting adalah bagaimana kamu menyikapinya dan perlahan melawannya. Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasi rasa malas, dari sudut pandang motivasi dan kesehatan mental:
1. Kenali Akar Rasa Malasmu
Rasa malas sering kali bukan karena kamu kurang semangat, tapi karena ada sesuatu yang belum selesai secara emosional atau fisik. Mungkin kamu kelelahan karena perjalanan jauh setiap hari, atau merasa jenuh karena pekerjaan yang monoton. Luangkan waktu sejenak untuk bertanya ke diri sendiri: Apa sebenarnya yang membuatku tidak ingin bergerak hari ini?
2. Ubah Ekspektasi, Bukan Impian
Bekerja keras demi mimpi itu bagus, tapi jangan sampai kamu terbebani oleh standar yang tidak realistis. Kamu tetap bisa punya mimpi besar, tapi bagi langkah-langkah kecil yang bisa dicapai setiap hari. Ketika kamu berhasil menyelesaikan hal-hal kecil, otakmu akan merespon dengan rasa puas dan motivasi akan meningkat dengan sendirinya.
3. Berikan Tubuhmu Waktu untuk Istirahat
Perjalanan jauh dan jam kerja panjang bisa membuat tubuhmu kelelahan tanpa kamu sadari. Jangan abaikan tanda-tanda fisik seperti lesu, sulit fokus, atau mudah emosi. Ambil jeda sebentar di tengah hari, lakukan peregangan, atau coba teknik pernapasan sederhana untuk meredakan stres. Semakin kamu peduli pada tubuhmu, semakin kuat mentalmu untuk melawan rasa malas.
4. Bangun Rutinitas Pagi yang Membantu Fokus
Banyak orang di kota besar terpaksa bangun pagi untuk mengejar transportasi, tapi bukan berarti kamu tidak bisa punya me time. Coba bangun 15 menit lebih awal untuk minum air hangat, menulis jurnal singkat, atau sekadar duduk diam tanpa distraksi. Rutinitas kecil ini bisa membantu otakmu siap menghadapi hari, dan membuatmu merasa lebih “punya kendali”.

5. Kurangi “Self-Judge”, Perbanyak “Self-Compassion”
Jangan terus-menerus menyalahkan diri saat rasa malas muncul. Semakin kamu keras pada diri sendiri, semakin berat rasanya untuk bangkit. Cobalah berbicara pada diri sendiri seperti kamu menyemangati sahabat: dengan empati, tanpa menghakimi, dan penuh pengertian. Ini akan memperkuat kesehatan mentalmu dan membuatmu lebih tahan banting secara emosional.
6. Temukan Alasan Personal yang Menggerakkanmu
Motivasi yang paling kuat bukan datang dari luar, tapi dari hal yang punya makna buatmu. Apakah kamu ingin membahagiakan orang tua? Menabung untuk punya rumah lebih dekat dari kantor? Atau ingin bebas secara finansial? Tulis dan ingat baik-baik alasan itu. Ketika rasa malas datang, kembali ke “kenapa” kamu memulai semuanya.
7. Jangan Lupa Beri Ruang untuk Bahagia
Hidup bukan cuma tentang kerja dan capai target. Cari waktu, sekecil apapun, untuk melakukan hal yang kamu suka: mendengarkan musik favorit di perjalanan pulang, ngobrol sebentar dengan teman, atau menonton serial di akhir pekan. Kebahagiaan yang konsisten adalah salah satu bahan bakar terbaik untuk menjaga motivasi tetap menyala
Melawan rasa malas bukan tentang memaksakan diri jadi produktif setiap saat, tapi soal membangun hubungan yang sehat dengan dirimu sendiri. Saat kamu mulai memahami apa yang tubuh dan pikiranmu butuhkan, kamu akan lebih mampu menjaga semangat tetap hidup, meskipun tinggal jauh dan hari-harimu terasa padat.
Kamu berhak lelah, tapi kamu juga punya kekuatan untuk bangkit. Pelan-pelan, tapi pasti.