Desa Budeng, Mandiri Berkat Wisata Mangrove Berbasis Ramah Lingkungan

wisata

Mangrove dan gambut memiliki peran penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Ekosistem ini bisa menyimpan karbon 2 hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan hutan biasa.

Di Indonesia, mangrove menempati lahan sekitar 3,3 juta hektar dengan potensi menyimpan 950 tCO2e per hektar. Selain itu, mangrove juga menawarkan berbagai manfaat seperti perlindungan pantai, ekowisata, hingga siklus nutrisi.

Pintu masuk wisata mangrove di Desa Budeng (Foto: Pesisir Lestari)

Salah satu inisiatif untuk menjaga mangrove adalah yang dilakukan oleh Pesisir Lestari, NGO lokal yang mengedepankan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dengan pendekatan berbasis komunitas. Pesisir Lestari kini hadir di empat desa pesisir, termasuk Desa Budeng, Jembrana, Bali. Desa ini memiliki hutan mangrove seluas 89,39 hektar dan menjadi lokasi pengelolaan ekowisata oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Mertha sejak 2007.

Sponsored Links

Tak Cuma Wisata, ada Juga Warung Mangrove

“Kami mengelola kawasan ini dengan tiga fokus utama: ekowisata, hasil hutan bukan kayu (HHBK), dan silvofishery,” kata I Putu Madiasa, Ketua KTH Wana Mertha. Salah satu bentuk pengelolaan adalah dengan mendirikan Warung Mangrove pada 2021. Warung ini tidak hanya menawarkan makanan berbasis hasil tangkapan lokal, tetapi juga menjadi pusat edukasi pelestarian mangrove.

Warung Mangrove yang menjual makanan lokal (Foto: Pesisir Lestari)

Produk-produk seperti Teh Donju, Keripik Mangrove, dan Pil Mangrove dijual di warung ini, semuanya dihasilkan dari buah dan daun mangrove oleh warga sekitar. Selain itu, desa ini juga memanfaatkan biota laut seperti udang dan kepiting yang didapat dari kawasan mangrove, baik untuk konsumsi maupun dijual.

I Kadek Sudiarsa, Sekretaris KTH, mengatakan bahwa mangrove tidak hanya melindungi desa dari abrasi tetapi juga memberikan manfaat ekonomi. “Dengan adanya hutan mangrove, kami merasa terlindungi dan bisa kembali menangkap udang, kepiting, dan lain-lain.”

Pesisir Lestari juga membantu KTH dalam upaya legalisasi untuk menjadikan kawasan mangrove ini sebagai Hutan Desa. Dengan status ini, masyarakat memiliki hak penuh atas pengelolaan hutan mereka, yang berbasis pada nilai ekologi dan tradisi lokal.

Pendekatan berbasis komunitas seperti ini menjadi solusi efektif untuk menjaga kelestarian alam dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat. Mangrove tak hanya berperan dalam mitigasi perubahan iklim, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga desa.

Visited 10 times, 1 visit(s) today