Generasi Mager juga Rentan Terkena Saraf Terjepit, ini Sebabnya

Pegal di pinggang yang sering kamu anggap sepele bisa jadi sinyal bahaya dari tubuh, karena siapa sangka, saraf terjepit bisa menyerang siapa saja, bahkan kamu yang jarang bergerak sekalipun.

Scroll-scroll cantik di medsos sambil rebahan mungkin terdengar aman-aman saja. Tapi siapa sangka, posisi malas yang kamu pikir nggak berdosa itu bisa jadi awal mula masalah besar: saraf terjepit.

Yap, kondisi ini bisa menyerang siapa aja. Dari atlet yang lari tiap hari, sampai kaum rebahan yang geraknya cuma jempol. Menurut dr. Irca Ahyar Sp.N dari DRI Clinic, saraf terjepit nggak kenal profesi atau usia. Bahkan ibu rumah tangga pun bisa kena. Tapi, sebenarnya, apa sih yang terjadi saat saraf kita terjepit?

Sponsored Links

Bukan Sekadar Pegal Biasa

“Secara harfiah, saraf terjepit itu kondisi di mana saraf kejepit di antara ruas tulang belakang akibat perubahan struktur tulang,” jelas dr. Irca.

Penyebabnya bisa dua: benturan mendadak atau proses panjang dari masa lalu. Misalnya, jatuh saat kecil dari pohon, yang dulu dikira ‘cuma lecet’, ternyata diam-diam bikin pergeseran tulang. Gejalanya bisa baru muncul belasan tahun kemudian, misalnya pas kamu lagi semangat angkat galon atau nge-gym.

Nah, ini yang bikin banyak orang nggak sadar. Rasa pegal di pinggang dianggap biasa. Padahal, kalau pegal itu terus datang di lokasi yang sama dan nggak hilang-hilang meski udah dipijat, bisa jadi itu sinyal saraf terjepit.

Postur yang salah saat duduk lama bisa jadi pemicu saraf terjepit (Foto: Pexels)

Bukan Karena Duduk Saja

Banyak yang curiga, duduk kelamaan di depan komputer bisa bikin saraf terjepit. Kata dr. Irca, duduk lama sendiri tak langsung menyebabkan saraf kejepit. Tapi, postur tubuh yang salah secara terus-menerus, apalagi tanpa otot yang kuat menopang, bisa mengubah struktur tulang belakang secara perlahan.

“Kalau postur tubuh salah terus dilakukan setahun penuh, bisa jadi celah antar ruas tulang menyempit. Apalagi kalau sebelumnya pernah jatuh atau terbentur,” jelasnya.

Dan jangan lupakan satu faktor penting yang kerap luput: skoliosis bawaan. Banyak yang tak sadar punya tulang belakang melengkung karena nggak pernah screening. Gejala baru terasa kalau udah mulai berat.

Risiko Kelumpuhan Lokal

Gejala awal saraf terjepit sering banget menyamar jadi pegal biasa. Tapi, saat kelamaan dibiarkan, bisa berkembang jadi kesemutan, mati rasa, atau bahkan sensasi seperti kesetrum. Kalau saraf yang kejepit nggak dapat penanganan tepat, risikonya bisa serius: kerusakan saraf hingga kelumpuhan lokal.

“Misalnya saraf L3 yang mengatur gerakan paha luar terjepit dan nggak diterapi, otot di area itu bisa mengecil dan kehilangan fungsi,” kata dr. Irca.

Saraf bukan cuma buat gerak, tapi juga buat raba rasa. Bayangin kalau kakimu kena paku tapi kamu nggak ngerasa apa-apa. Gawat, kan?

Proses Pemulihan yang Nggak Instan

Berharap saraf terjepit sembuh sendiri? Mending buang jauh-jauh. Butuh proses dan ketekunan, karena regenerasi saraf itu lambat banget. Tapi, kabar baiknya, hampir semua kasus saraf terjepit punya jalan keluar—asal ditangani dengan tepat dan sabar.

Sayangnya, banyak pasien merasa sembuh setelah 2–3 kali terapi dan berhenti, padahal dokter belum selesai mengatasi akar masalah: struktur tulangnya. Perbaikan struktur butuh waktu dan tahapan. Dokter perlu melonggarkan lapisan demi lapisan otot sebelum bisa memperbaiki posisi tulang.

Kenali Batasan Tubuhmu

Langkah paling awal untuk mencegah saraf terjepit? Kenali tubuhmu. Seberapa kuat ototmu? Seberapa berat beban yang bisa kamu angkat?

“Kalau kerjaan kamu nggak melatih otot punggung, ya jangan maksa angkat galon 19 liter,” kata dr. Irca, mengingatkan. Otot yang lemah, kalau dipaksa kerja berat, akan menegang dan mencengkeram tulang terus-menerus. Akhirnya, celah antar tulang menyempit, dan… boom! Saraf kejepit.

Stretching secara rutin juga penting. Gerakan sederhana yang dilakukan konsisten bisa bantu jaga fleksibilitas dan mencegah otot jadi kaku.

Buat kamu yang udah masuk usia produktif, yuk jangan cuek. Jaga postur, kenali kemampuan tubuh, dan jangan remehkan rasa pegal. Kadang, pegal itu bukan karena capek kerja, tapi alarm tubuh kamu lagi teriak: “Ada yang salah nih!”

Kalau sekarang kamu merasa pinggang sering nyeri, coba evaluasi. Bisa jadi, itu bukan cuma pegal biasa. Yuk, lebih peduli sama tulang belakangmu, biar hidup tetap aktif dan nyaman tanpa drama saraf terjepit.