Jamu, Minuman Tradisional yang Makin Relevan dengan Masa Kini

jamu

Sepintas, sebagian orang membayangkan jamu adalah minuman tradisional yang kuno dan hanya diminum oleh para orang tua. Padahal, dengan segala kekayaan nutrisi, manfaat, dan komunikasi yang tepat pada generasi muda, jamu justru bisa menjadi minuman yang sesuai dengan kondisi sekarang. Inilah yang sedang dilakukan saat ini oleh Nova Dewi, pendiri Suwe Ora Jamu.

Goodlife berbincang dengan Nova Dewi pada sesi IG Live dengan topik “Jamu, Lain Dulu Lain Sekarang” yang diadakan pada 17 November 2021 di akun Instagram @_goodlifeid_. Menurut Nova, jamu sebetulnya bukan hanya sekadar minuman, tapi juga way of life dari orang Indonesia yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

“Jamu itu prinsipnya adalah sebuah doa untuk kesehatan. Ini diambil dari asal kata jamu itu sendiri dari bahasa Jawa kuno,” terang Nova. kata jamu sendiri berasal dari kata “djampi” yang artinya doa atau pengharapan dan “oesodo” yang artinya kesehatan.

Nova Dewi dan Produk Suwe Ora Jamu
Nova Dewi pendiri Suwe Ora Jamu (Foto: Dok. Suwe Ora Jamu)

Sesuai dengan Masa Kini

Menanggapi pandangan orang yang masih menganggap jamu sebagai minuman kuno, Nova menjelaskan bahwa jamu justru sesuai dengan kondisi saat ini dimana banyak orang membutuhkan sesuatu yang menyehatkan atau setidaknya bisa menjaga dan membuat kita lebih sehat.

“Jamu itu bersifat preventif atau mencegah dan promotif atau meningkatkan yang sudah ada,” terang Nova. “Jadi kita bisa minum jamu untuk mencegah datangnya sakit dan meningkatkan kesehatan yang sudah kita miliki. Itulah tujuannya jamu,” tambahnya.

Saat ini jamu juga mendapat perhatian yang sangat baik dari berbagai kalangan, mulai dari pegiat wellness hingga lembaga negara seperti Kementerian Kesehatan. “Saat ini sudah ada dokter spesialis herbal jadi sudah diakui di dunia medis,” jelas Nova. Selain itu jamu juga bisa berfungsi sebagai terapeutik yang digunakan oleh para terapis, seperti pijat atau luluran dengan bahan-bahan jamu. 

“Hal seperti inilah yang ingin diangkat oleh Suwe Ora Jamu. Kami ingin semua orang paham kalau kita bisa menggunakan banyak hal dari bahan jamu,” kata Nova. “Secara holistik ini ada pakemnya yang kami sebut sebagai jamu lifestyle, dimana orang bisa menggunakan banyak hal dari jamu untuk kesehatan,” tambahnya.

Pentingnya jamu juga sudah membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kini mulai memasukkan materi tentang jamu pada kurikulum sekolah.

“Saat ini Suwe Ora Jamu juga bekerjasama dengan sebuah universitas dalam bentuk internship dimana mereka bisa belajar story telling tentang jamu, termasuk membuat narasi melalui konten,” jelas Nova. 

Nova Dewi, Workshop Jamu
Jamu yang kini sudah mulai banyak dikenal dan mendapat perhatian dari banyak kalangan. (Foto: Dok. Suwe Ora Jamu)

Melawan Rasa Pahit

Yang menjadi alasan banyak orang untuk enggan minum jamu adalah rasa jamu yang pahit. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Nova Dewi dan Suwe Ora Jamu dalam mempopulerkan jamu sebagai minuman masa kini yang digemari anak muda.

“Sayangnya generasi kita ini tidak suka untuk mengeksplorasi rasa,” kata Nova. “Jadi kesannya pahit itu pasti tidak enak. Padahal pahit itu punya healing properties, artinya ada proses penyembuhan dibalik rasa pahit,” tambahnya.

Menyoal rasa pahit, kopi yang saat ini lebih menjadi minuman populer juga sebetulnya punya rasa dasar yang pahit. Dan jamu juga memiliki rasa yang lengkap, seperti manis, asin, asam dan bahkan pedas.

Jamu juga menyediakan berbagai jenis tekstur, seperti jamu yang pekat, biasa saja atau ringan (light) untuk orang yang baru pertama kali ingin mencoba jamu. “Ini sama seperti minum kopi, ada espresso dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan dan selera orang. Jadi why not jamu?” terang Nova.

“Intinya jamu ini adalah produk yang natural dan sebaiknya kita juga membuka diri untuk produk seperti ini termasuk pada rasa pahit,” jelas Nova.

Pertanyaan Seputar Jamu

Meskipun sebagian orang menganggap jamu sebagai minuman tradisional yang kuno, namun tidak sedikit juga yang penasaran dan tertarik untuk konsumsi jamu secara rutin. Beberapa pertanyaan saat sesi IG live berlangsung membuktikan hal tersebut, seperti:

Untuk jaga kesehatan tubuh, berapa kali sebaiknya minum jamu dalam sehari?

Cukup dengan 1 kali dalam sehari dan bisa diminum pada pagi, siang, sore atau malam hari. Konsumsi jamu ibaratnya adalah seperti kembali ke alam karena bahannya yang natural. Jadi untuk kembali ke alam itu tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan diri. 

“Saat kita terbiasa dengan konsumsi bahan kimia, tubuh pasti akan bekerja keras. Itu sebabnya saat kembali konsumsi yang natural dari alam kita harus beradaptasi lagi,” terang Nova.

Sebagai tambahan, Nova juga menyarankan untuk mulai rutin konsumsi jamu pada jam yang sama. Misalnya pada pukul 06:00 setiap pagi, sebaiknya dilakukan setiap hari pada jam yang sama. “Ini akan memberikan dampak kesehatan yang lebih cepat,” jelas Nova.

jamu kunyit
Konsumsi jamu secara rutin untuk dapatkan dampak kesehatan lebih optimal (Foto: Instagram @ jamuuukakaaa)

Seberapa efektif jamu jadi bahan pengobatan di masa sekarang?

Pada dasarnya fungsi jamu adalah untuk preventif dan promotif. Artinya jamu adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan dan bukan untuk pengobatan secara penuh. 

“Pada saat kita sakit harus konsultasi dengan dokter karena butuh diagnosa untuk tahu kondisi tubuh kita dan penyakitnya,” terang Nova. Jamu mungkin bisa mengatasi berbagai penyakit ringan seperti pilek dan masuk angin. Namun bila dalam beberapa hari tak kunjung sembuh harus tetap konsultasi dengan dokter.

Nova juga mencontohkan bahwa saat ini di beberapa rumah sakit, untuk mengobati penyakit berat seperti kanker juga bisa didampingi dengan pengobatan herbal seperti minum jamu. Namun ini juga harus dalam pengawasan dokter.

“Ini ada di beberapa rumah sakit dimana jamu hanya bersifat sebagai pendamping pengobatan medis, bukan sebagai obat utama,” tegas Nova.

Apakah ada pakem tertentu dalam meracik jamu?

Dalam catatan resep-resep jamu tradisional, ada banyak pakem dalam meracik jamu sesuai dengan kebutuhannya. “Misalnya untuk diabetes itu racikannya apa, dan penyakit lainnya ada,” terang Nova.

Dan saat ini ada jamu dengan campuran macam-macam seperti soda. Pada dasarnya, racikan modern seperti ini juga sah-sah saja namun tergantung pada komposisinya. “Untuk pengalaman minum yang lebih menyenangkan bisa saja jamu dicampur dengan sparkling water atau air berkarbonasi. Tapi komposisinya harus tetap mengutamakan jamu sebagai rasa yang lebih dominan,” tegas Nova.

Adakah jamu untuk kesehatan mental?

Menurut Nova, tentu saja hal ini bisa karena jamu juga bisa digunakan untuk banyak hal selain minuman. Saat minum jamu sebetulnya juga ada healing process yang terjadi untuk mental. “Misalnya dari aroma jamunya yang menenangkan, lalu kehangatan minumannya sendiri yang membuat kita lebih tenang,” terang Nova. “Yang penting kalau kita bisa membuat jamu ini sebagai ritual, artinya dikonsumsi rutin, ini bisa membuat balance. Jadi kita rehat sejenak dari aktivitas harian yang sering buru-buru,” tambahnya.

Jamu telah mengalami perubahan dalam perjalanannya selama berabad-abad. Kalau dulu minum jamu hanya sebagai alat kesehatan semata, saat ini jamu juga sudah mulai beranjak menjadi minuman kekinian yang tersedia di kafe, restoran hingga hotel. 

Penasaran dengan obrolan tentang jamu bersama Nova Dewi dari Suwe Ora Jamu? Kamu bisa menyimak selengkapnya di Instagram @_goodlifeid_.