Dimas Aji (Acuan Hidup)
Seorang bayi lugu terlahir dengan karakter fisik yang khas, menandai perjalanan memberi makna lewat tangisan dan gerak kecilnya sebagai ungkapan terima kasih kepada Sang Bunda yang telah menjaganya selama 9 bulan di kandungan. Kedua orang tua bayi itu tentu telah menyiapkan sebuah nama indah penuh harapan akan kelak bayi itu bertumbuh menjadi seseorang yang berkarakter seharum namanya. Singkat cerita, bayi tersebut melalui sebuah proses berkelanjutan tiada henti yang kita kenal dengan proses kehidupan hingga bertumbuh menjadi manusia dewasa.
Sebut saja Rio, seorang dewasa yang bekerja sebagai staff akuntansi di perusahaan swasta. Ketika pertanyaan umum ditanyakan kepadanya mengenai siapakah dirinya? Tentu mudah baginya untuk menjawab “Saya Rio, pekerja swasta, 24 tahun.”
Ya, tentu saja dia punya nama, tahu betul profesinya dan 24 tahun telah hidup di bumi ini sebagai manusia. Tapi, apakah Rio tahu betul siapakah jati dirinya dan apakah yang menjadi tujuan hidupnya yang sebenarnya?
Sahabat Goodlife! Bicara tentang mengenali diri sendiri, kita terlahir dengan identitas seperti gambaran bayi diatas yang punya nama dan ciri khas fisik tertentu sebagai pembeda dengan manusia lainnya. Apakah sudah selesai sampai disitu saja? Tentu tidak! Itu hanya yang terlihat dan bisa kita ketahui secara jelas.
Mari masuk kedalam diri kita sebagai ciptaan Sang Mahakuasa. Tuhan menciptakan kita “kaya” dengan berbagai keunikan di dalam diri sebagai manusia yang jarang sekali kita punya waktu untuk sadari akan hal itu, atau mungkin kita tidak tahu bagaimana cara menggali potensi yang ada di dalam diri kita.
Sebagai manusia kita malah sibuk mengaggumi keterampilan dan kehebatan orang lain. Sahabat Goodlife! Jangan salah, kagum itu adalah sebuah ekspresi emosi wajar apresiasi manusia terhadap suatu hal memukau dan itu termasuk emosi positif. Tapi jangan sampai kita terlarut dengan kekaguman terhadap orang lain, berusaha mengikuti jejaknya dan sampai-sampai kita tidak menjadi diri kita sendiri karena ketidaktahuan kita akan potensi luar biasa diri kita yang belum tergali.
Yuk kita bahas ini lebih dalam.
Pernahkah Sahabat Goodlife meluangkan waktu untuk bertanya ke dalam diri berbagai pertanyaan seperti;
- Apa yang menjadi kelebihanku?
- Apakah kekuranganku yang selalu menjadi kendala untuk berkembang?
- Apa yang paling kusukai dan apa yang paling aku benci?
- Mengapa aku bisa sampai menyukai hal tersebut?
- Nilai hidup apa yang paling menggambarkan diriku selama ini?
- Aku ingin menjadi seseorang yang seperti apa?
- Mengapa menjadi seseorang seperti yang aku inginkan dan memiliki nilai hidup tersebut menjadi sangat penting bagiku saat ini?
- Dengan mengetahui kelebihanku, apa yang bisa kuperbuat untuk mencapai tujuan hidupku?
- Dengan menerima dan mengetahui kekuranganku, apa yang harus aku lengkapi untuk sampai ke tujuan hidupku?
Berbagai pertanyaan diatas merupakan sebuah refleksi ke dalam diri. Sebuah rangkaian pertanyaan sederhana yang mungkin terkadang banyak orang sepelekan atau bahkan menggunakan pertanyaan tersebut untuk mengidentifikasi orang lain. Coba deh kita mulai sediakan waktu untuk menggali diri kita sendiri, mengetahui nilai-nilai kehidupan yang mengakar dalam diri serta mengetahui diri kita secara lebih dalam lagi atas baik maupun buruknya. Menariknya, Sahabat Goodlife bisa sesuaikan lagi pertanyaan-pertanyaan reflektif yang sekiranya dapat menggali secara lebih mendalam hingga tergambarkan identitas kita secara jelas.
Ketika kita sudah mengetahui diri kita seutuhnya, apa yang menjadi tujuan hidup kita akan menjadi lebih jelas dan mengkristal sesuai dengan kapasitas diri kita. Lebih jauhnya lagi, kamu jadi bisa menerima segala kekurangan diri untuk tidak menyangkalnya namun justru merangkulnya sebagai kolom kosong yang dapat dilengkapi untuk mencapai tujuan hidup kita dan memberdayakan kelebihan dengan takaran yang tepat.
Dari hasil refleksi ke dalam diri serta mengetahui diri kita secara mendalam pastinya akan lebih mudah untuk kamu mengeluarkan potensi diri secara lebih optimal. Tidak hanya potensi diri yang bisa dimaksimalkan, dengan mengenali diri sendiri membuat kita menjadi otentik dan punya karakter yang kuat sebagai manusia.
Mari kita semua mulai untuk peduli dengan diri sendiri melalui pengenalan diri secara lebih mendalam dan semoga dengan identitas diri yang kamu temukan dalam diri masing-masing dapat menjadi Acuan Hidup bagi diri sendiri terlebih dahulu dalam melalui proses kehidupan ini. Ingat loh kamu dan kita semua diciptakan dengan keunikan berbeda-beda pada setiap individunya, maka temukan hal tersebut dan pancarkan sinarmu.
Tulisan ini adalah kiriman dari contributor, isi tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.