Menengok Rumah Kucing Garong, untuk Pecinta Kucing Liar

Dite Matin, pecinta kucing

Hai Sahabat Goodlife, kenalin yuk sosok inspiratif kali ini, Dite Matin. Ya, dia adalah perempuan pencinta kucing yang berprofesi sebagai arsitek.

Soal cinta pada kucing, awalnya berlangsung begitu saja dalam hidupnya. Ia memang pencinta kucing dari kecil, terbawa dari orang tuanya yang juga pencinta kucing dan pencinta binatang lainnya.

Sedangkan arsitek adalah profesi yang ditekuninya berdasarkan latar belakang pendidikan yang diambilnya, Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan Bandung.

Siapa sangka, kecintaan pada kucing dan profesinya sebagai arsitek membawa Dite pada keseriusannya menjadikan kucing-kucing di sekitarnya menjadi hidup sehat, nyaman, dan bahagia.

Dite bersama suaminya yang juga seorang arsitek, Andra Matin dan arsitek lainnya, Hermawan Tanzil adalah penggagas program Rumah Kucing Garong. Apa itu Rumah Kucing Garong? Ini adalah program untuk mengupayakan shelter untuk kucing-kucing liar yang ada di sekitar kita.

Yang dilakukan Dite, Andra dan Hermawan adalah mendesain shelter untuk kucing liar terpusat di lingkungan-lingkungan perumahan. Di situlah kucing liar makan, minum, tidur, dan bermain.

Pengenalan Rumah Kucing Garong kepada masyarakat bertepatan dengan Jakarta Biennale 2013. Dari ajang inilah masyarakat mengenal Rumah Kucing Garong, bisa mengambil desain kami secara gratis dan membuatnya sendiri di taman lingkungan rumah mereka sendiri.

Dite Matin

Jakarta Biennale adalah pameran seni kontemporer di Jakarta yang diselenggarakan secara biennal atau dua tahun sekali.

Sebagai shelter untuk kucing liar, Rumah Kucing Garong berukuran tapak 1 meter persegi, terdiri dari beberapa tingkat, hingga mencapai lebih tinggi sedikit dari tinggi rata-rata orang dewasa. Di dalamnya tersedia ramp untuk kucing berjalan naik ke layer-layer di atasnya. Terdapat lubang untuk menempatkan wadah makanan dan minum kucing, terdapat boks yang bisa digunakan untuk kucing tidur dan semacam roof top untuk kucing berjemur atau melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar, seperti sifat khasnya.

Inilah Rumah Kucing Garong!
Inilah Rumah Kucing Garong! (Foto: Tjatursari Oetoro)

Rumah Kucing Garong bisa ditempatkan di tempat-tempat publik di mana kucing suka berkeliaran, seperti taman-taman di dalam perumahan. Karena ditempatkan di area publik yang outdoor, maka Rumah Kucing Garong sebaiknya dibuat dengan material yang tahan terhadap hujan dan panas, yaitu kayu ulin dan besi siku.

Kucing-kucing bermain di atas Rumah Kucing Garong
Kucing-kucing bermain di atas Rumah Kucing Garong (Foto : Instagram@rumahkucinggarong)

Desain dan jenis material seperi inilah yang diperkenalkan dan disebarkan kepada masyarakat terutama pencinta kucing untuk diterapkan di lingkungannya. Dengan demikian kucing-kucing liar terkonsentrasi pada sekitar shelter tersebut.

“Lahirnya Rumah Kucing Garong muncul dari ide suami saya, Andra Matin yang melihat saya sering memberi makan kucing liar di sekitar rumah. Menurutnya, dengan adanya shelter, maka kucing-kucing liar yang jumlahnya banyak itu terkonsentrasi di satu spot dan jadi kelihatan rapi,” kata Dite, pemelihara 60 ekor kucing di rumahnya.

Kucing-kucing yang dipelihara Dite berasal dari berbagai penjuru. Kebanyakan merupakan pemberian teman atau diselamatkan (rescue) Dite dari tempat umum, berupa kucing liar yang sakit atau terbengkalai.

Di antara kucing-kucing pemberian teman ada beberapa yang merupakan kucing ras, seperti jenis Persia dan Himalaya (Himalayan cat). Dite tidak mau mengambil risiko hilang atau sakitnya kucing-kucing ras ini, maka sebagai arsitek ia ditantang untuk menyediakan kandang bagi kucing-kucing ini yang bentuknya seperti tempat bermain. Hal ini mengingat rumah tempat tinggal Dite dan keluarga yang didesain oleh sang suami, arsitek terkenal, Andra Matin berupa rumah modern yang dibangun tanpa dinding.

Kandang atau lebih tepat disebut istana kucing-kucing ras ini ditempatkan di garasi rumah, berbentuk memanjang dan bertingkat. Terdiri dari dua kompartemen yang besar dan yang kecil. Yang besar berkapasitas 10 ekor kucing. Di sini ke 10 kucing ras itu menjadi satu dan mereka tinggal bersama, bisa saling bermain dan berpindah-pindah. Kompartemen yang kecil terbagi menjadi 4, untuk menempatkan kucing ras yang sedang sakit atau kucing betina dan belum disteril.

istana kucing-kucing ras
istana kucing-kucing ras (Foto: Tjatursari Oetoro)

Bagaimana Dite memperlakukan kucing-kucing liar yang ia rescue dari jalanan? Kucing-kucing itu awalnya ditempatkan di kandang. Ia diberi nama, dibawa ke dokter untuk diperiksa, kemudian di-vaksin dan bila saatnya tiba di-steril, barulah kucing-kucing itu dilepas, sehingga ia bebas mau di dalam rumah maupun bergabung dengan kucing liar lain di shelter.

Dite juga memberlakukan open adopsi. Jadi siapa saja yang mau mengadopsi kucing-kucing liar yang sudah di-rescue itu boleh-boleh saja. Tentunya dengan survey dan supervisi oleh Dite.

Kucing liar
kucing liar (Foto : Instagram@rumahkucinggarong)

Dite percaya bahwa memelihara kucing bisa menenangkan jiwa. Apalagi dengan sifat-sifat kucing yang senang disayang dan menimbulkan suara napasnya yang teratur, itu bisa menenangkan jiwanya. (Tjatursari Oetoro)

Instagram@rumahkucinggarong