Sebaiknya Hentikan Upacara dengan Pelepasan Balon ke Udara, ini Bahayanya

balon lingkungan

Melepas balon ke udara mungkin sudah dianggap hal biasa dan bahkan jadi semacam kewajiban untuk upacara-upacara tertentu. Tapi sebenarnya banyak yang tidak tahu kalau melepas balon ke udara bisa picu terjadinya banyak bahaya.

Ketika ada suatu perayaan besar atau penting, biasanya dilakukan suatu hal yang dapat membuat perayaan tersebut semakin dikenang dan dapat membuat suasana menjadi semakin lebih berwarna. Contohnya seperti melepaskan burung merpati di pernikahan, menyalakan kembang api, hingga melepas balon ke udara.

Di Indonesia, melepas balon berisi helium ke udara biasanya dilakukan ketika merayakan kelulusan sidang skripsi, peresmian sebuah lokasi baru, dan juga merayakan hari jadi suatu institusi. Namun, kegiatan yang terlihat cantik ini ternyata memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan. Apa sajakah dampak tersebut?

Mengotori lingkungan dan alam sekitar

Balon-balon berjumlah banyak yang dilepas dalam sebuah upacara bisa terbang dan berkelana hingga ratusan kilometer sebelum akhirnya meletus dan jatuh di sembarang tempat termasuk alam bebas tempat seperti lautan, hutan, sungai, pantai, dan lain lain. Hal ini tentu akan mengotori dan memperburuk keindahan alam.

Balon yang dilepas akan mendarat di sembarang tempat dan mengotori tempat tersebut (Foto: Pexels)

Balon berjenis Mylar sulit terurai

Balon mylar merupakan balon yang terbuat dari lembaran plastik nilon berlapisan logam. Karena bahan pembuatannya ini, balon ini sangat sulit untuk terurai daripada balon yang terbuat dari lateks, yang membutuhkan waktu dari ½ – 4 tahun untuk terurai; dan dapat mencemari lingkungan. Selain itu bila tersangkut di kabel listrik, balon ini dapat menyebabkan listrik padam karena mengganggu arus listrik dengan lapisan logamnya.

Membahayakan hewan di darat maupun lautan

Balon yang jatuh di alam sekitar dapat dikira sebagai makanan oleh hewan-hewan, sehingga mereka akan memakannya dan dapat menyebabkan masalah pencernaan yang berujung pada kematian serta kepunahan. Selain itu, balon berpita maupun bertali yang jatuh ke lautan dapat menjerat bagian tubuh hewan yang juga dapat mengganggu pergerakan mereka dan membunuh mereka secara perlahan.

Hewan-hewan yang sering menjadi korban dari sampah balon ini yaitu penyu yang mengira balon sebagai ubur-ubur dan memakannya serta burung camar. Selain itu, terdapat juga kasus balon yang mendarat di peternakan lalu dimakan oleh sapi yang akhirnya mengalami kematian akibat memakan balon tersebut.

Mengganggu lalu lintas dan menyebabkan kecelakaan udara

Balon masih bisa terbang hingga beberapa ribu kaki di udara, sehingga bila berpapasan dengan pesawat, balon tersebut dapat tertarik masuk ke dalam mesin pesawat dan mengganggu kerja mesin pesawat. Hal ini tentu akan meningkatkan  risiko dan menyebabkan kecelakaan udara. Kejadian pesawat yang kecelakaan akibat balon sudah terjadi di Amerika Serikat pada sebuah pesawat pribadi yang jatuh di area Brea, California; ditemukan banyak balon-balon yang tersangkut pada mesinnya.

Selain itu, pelepasan balon juga akan mengganggu lalu lintas udara karena pilot harus menghindari balon-balon yang beterbangan demi mencegah balon tersedot ke dalam mesin pesawat. Hal ini telah terjadi di Yogyakarta, di mana 2 pesawat yang akan landing diharuskan untuk berputar balik terlebih dahulu demi menghindari balon-balon yang baru saja diterbangkan.

Menjadi sampah laut

Balon-balon yang jatuh di wilayah perairan akan menjadi sampah laut dan menyebabkan pencemaran. Pencemaran ini juga menimbulkan kerugian bagi para nelayan, karena terdapat banyak banyak sampah yang tertangkap di jaring mereka. Hal ini juga membuat nelayan harus memilah-milah antara sampah dan ikan, sehingga waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk menjaring ikan menjadi berkurang.

Mengganggu sektor pariwisata pantai

Balon yang terbawa oleh ombak ke pantai maupun yang mendarat di pantai bersama sampah-sampah lainnya tentu akan merusak keindahan alami pantai tersebut. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), pantai yang kotor dan memiliki pemandangan yang kurang sedap akan mengurangi minat seseorang untuk berwisata ke pantai tersebut. Menurunnya jumlah wisatawan ke pantai akan mengurangi pemasukan bagi warga sekitar yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber penghasilannya.

Jadi, kamu bisa menggunakan cara yang lebih bijaksana dalam merayakan atau melakukan upacara yang lebih meriah. Seperti misalnya pengguntingan pita, penggunaan alat musik atau melibatkan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.

Visited 205 times, 1 visit(s) today