Sebelum wabah Corona saya tidak pernah di rumah saat akhir pekan. Saya selalu pergi. Tapi karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta diberlakukan, saya hampir tidak pernah keluar selama tiga bulan. Pada awalnya pikir saya, “Ini adalah kesempatan langka untuk fokus di aktivitas yang hanya bisa dilakukan di rumah…ayo baca buku yang sudah menumpuk!” Tapi hal-hal yang ingin saya lakukan jadi semakin banyak, jadi kurang waktu buat baca buku. Di sini saya akan ceritakan suatu hari libur saya. Apa saja saya melakukan di rumah?
1. Ikut Kelas Yoga via Instagram Live
Saya bangun pukul 8 pagi dengan malasnya, dan ketika saya buka HP saya lihat ada kelas yoga di Instagram Live (IG Live), saya jadi ingin coba. Saya tidak pernah merepot-repot cari kelas yoga di YouTube, tetapi kalau ada di IG Live, saya langsung ikutan. Saat ini berbagai studio yoga mengadakan live lesson. Saya sangat bersyukur.
Saya sendiri tidak pernah belajar yoga. Saya khawatir kalau ternyata hanya saya yang tidak bisa ikuti gerakan saat ikut kelas yoga di studio. Tapi kalau IG live, tidak ada yang melihat saya. Karena itu juga saya bisa bermalas-malasan saat capek.
Saya menonton kelas yoga lewat layar HP yang kecil, tapi mudah dimengerti karena gerakannya cukup jelas. Kalau kurang jelas, saya bersantai saja. Keringat bercucuran hanya dengan sedikit gerakan, jadi puas rasanya!
Saya meregangkan bagian tubuh yang kaku sambil menggerutu “Sakiit,” “Enaaak,” “Eh, kok nggak sampai?” Peregangan di pagi hari dan badan yang terasa terlatih sangat baik bagi saya.
2. Merasakan Angin dengan Skipping
“Dimulai dari rasa segar dan capai sehabis olahraga tadi, saya mencari “rasa segar” lagi dan menuju ke area taman di apartemen untuk mencari angin. Kolam renang dan gym sedang tidak boleh dipakai, tetapi area luas yang seperti taman di situ bagaikan oasis di kehidupan PSBB saat ini. Hijau rindang, bunga tropis bermekaran anggun, dan langit biru! Angin yang segar! Sungguh bahagia bisa jalan bermandikan sinar mentari!
Saya janjian dengan teman seapartemen. Kami bersantai melewati waktu di sini sambil ngobrol. Ada juga orang yang selalu rutin hadir di jam yang sama di akhir pekan. Semuanya berolahraga sambil menjaga jarak satu sama lain. Sementara saya melakukan peregangan tubuh lalu skipping.
Saya tidak pernah menduga skipping seberat ini. Double unders (sekali lompat dua putaran tali) 20 kali saja sudah bikin ngos-ngosan. Ditambah lagi dengan cross over (lompat silang), semakin melompat semakin berat. Gravitasi tidak dapat diremehkan….
Karena saya kesal, saya lompat-lompatan lagi, dan ngos-ngosan lagi. Tapi saya tidak memaksakan diri. Akhirnya saya duduk di deck chair, di samping kolam renang untuk merasakan angin.
3. Menenggak Jamu dan Mengaduk Matcha
Saya melewati siang yang saya rasa menyehatkan. Setelah itu, saya menenggak jamu favorit, dan dilanjutkan dengan makan siang. Saya tidak pernah bosan masak sendiri, tapi makan sendiri memang membosankan….
Beberapa waktu lalu saya dapat matcha set dari teman di Jepang. Sambil menonton cara mengaduk matcha di YouTube, saya menikmati matcha dan merasakan “orang Jepang” dalam diri saya.
4. Memainkan Piano Elektrik
Memainkan piano adalah salah satu dari “hal yang ingin saya lakukan di rumah.” Sudah sejak lama saya membeli piano elektrik, tapi kini akhirnya saya memulainya lagi setelah tidak beraksi sekian tahun lamanya.
Tentunya, saya tidak bisa memainkan piano seperti yang saya inginkan. Jemari saya tidak dapat bermain bagus. Saya tidak bisa fokus dan kesal karena tidak bisa memainkannya dengan baik. Tapi ketika saya mendapatkan feeling-nya kembali, ternyata menyenangkan.
Menarik juga ketika mengetahui tidak ada lantunan yang sama persis setiap kali memainkan piano. Saya berlatih kembali dengan lagu yang pernah saya mainkan dulu, dan di kesempatan ini saya berniat menghafal basic chord.
5. Belajar Bahasa Jawa
“Mumpung PSBB, ayo belajar hal baru!” Dari pemikiran itu, saya mulai belajar Bahasa Jawa.
Saya suka traveling. Saya juga belajar gamelan Jawa. Dari setiap perjalanan saya, saya pikir akan menyenangkan jika bisa berbicara Bahasa Jawa dengan orang Jawa, atau menangkap kata-kata ketika menonton wayang, walau secuil saja.
Tapi bagaimana cara belajarnya? Bahasa Jawa terasa sangat rumit dan rasanya seperti sudah frustrasi dulu sebelum memulai. Setelah saya menonton berbagai video, saya mulai mendapatkan feeling-nya. Saya menonton channel YouTube yang saya suka sambil pencet stop lalu rewind, dan menulis catatan sambil bergumam sendiri. Dalam pengulangan itu saya merasa senang ketika menyadari ada hal yang pernah ditemui sebelumnya. “Oh, ini kan yang kemarin!” seperti itu.
Jalan saya masih panjang, tapi memang menarik. Kalau sempat, saya ingin mencari orang yang bisa memberi les online.
Dan setelah semua kegiatan itu, saya baru sadar ternyata sudah malam!
Mungkin gelombang alpha timbul ketika baca buku sambil mendengarkan lagu gamelan, jadinya mengantuk….
Menikmati Pertemuan dengan Diri yang Baru
Saya sudah tidak lagi bermalas-malasan sambil menonton drama sejak kehidupan saat ini. Mungkin karena saya hanya di rumah saja dan tidak capek, sehingga banyak kekuatan yang berlebihan.
Saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Selama ini rasa ingin tahu tersebut saya penuhi dengan bertemu dan berbincang dengan orang lain, tetapi di saat seperti ini yang banyak “waktu untuk diri sendiri,” saya menjadikan diri saya sebagai subjek rasa ingin tahu. Saya menikmati pertemuan dengan diri saya yang baru, yang muncul begitu saja dari berbagai tempat.(Tomoko Nishikawa)