Garam Himalaya dipercaya lebih sehat dan memiliki kandungan mineral yang lebih banyak dibanding garam biasa atau sering disebut garam meja dan garam dapur. Tapi benarkah demikian?
Banyak yang mengklaim garam Himalaya lebih sehat dari garam biasa karena dianggap mengandung lebih banyak mineral yang dibutuhkan tubuh. Jadinya, tak sedikit pelaku gaya hidup sehat mengganti garam biasa dengan garam Himalaya untuk kebutuhan penyedap masakan sehari-hari.
Sebelum menilik kandungan garam Himalaya, ada baiknya kita mengetahui dari mana garam ini berasal.
Secara fisik, garam Himalaya berbeda dengan garam meja. Garam Himalaya berwarna merah muda dengan tekstur lebih kasar dibanding garam biasa yang berwarna putih dan lebih halus. Seperti namanya, garam Himalaya diambil dari tambang garam terbesar di dunia bernama Khewra Salt Mine, tak jauh dari Himalaya di Pakistan. Ribuan tahun lalu, tambang garam ini adalah laut purba yang airnya menguap tertutup lava dan hanya menyisakan endapan garam.
Oleh karena itu, meski garam ini ditambang dengan cara digali, secara teknis, garam Himalaya adalah garam laut yang mengendap dan tertimbun bebatuan. Sedangkan warna merah muda garam Himalaya berasal dari kandungan mineral dan oksida besi.
Garam Himalaya vs Garam Meja
Garam Himalaya telah ditambang sejak ratusan tahun lalu dan secara historis telah digunakan sebagai tambahan bumbu masakan dan pengawetan makanan.
Namun belakangan, garam Himalaya ini banyak digunakan sebagai pengganti garam biasa karena dinilai lebih sehat. Garam Himalaya juga banyak digunakan sebagai bahan campuran untuk scrubbing kulit atau pembersih udara dalam ruangan.
Tetapi apakah ada perbedaan besar antara garam dapur dan garam Himalaya, selain harga garam Himalaya yang lebih tinggi dan memiliki warna merah muda yang cantik?
Dikutip dari situs Webmd.com, garam Himalaya mengandung lebih sedikit natrium daripada garam dapur. Garam dapur mengandung 2.360 miligram natrium per satu sendok teh, sedangkan garam Himalaya mengandung 1.680 miligram natrium per satu sendok teh.
Sementara itu, melansir Medical News Today, secara kimiawi, garam Himalaya mirip dengan garam dapur yang mengandung 98% natrium klorida. Sisa kandungan lainnya dalam garam Himalaya adalah mineral seperti kalium, kalsium, dan magnesium, yang jumlahnya sangat sedikit pada garam meja atau garam dapur.
Namun, jumlah keseluruhan mineral tadi sangat kecil, hanya sekitar 2%. Dan banyak peneliti tidak percaya hal itu bisa membuat perbedaan yang signifikan dari segi kesehatan.
Sederhananya, berikut ini adalah perbandingan singkat nilai gizi garam Himalaya dengan garam meja dilansir dari Kompas Health dalam takaran per 1 gram.
Kandungan Gizi | Garam Himalaya | Garam meja |
Kalsium | 1.6 miligram | 0.4 miligram |
Kalium | 2.8 miligram | 0.9 miligram |
Magnesium | 1.06 miligram | 0.0139 miligram |
Zat besi | 0.0369 miligram | 0.0101 miligram |
Sodium | 368 miligram | 381 miligram |
Satu-satunya alasan yang mungkin bisa diterima garam Himalaya lebih sehat dari garam dapur adalah dari segi pengolahannya. Garam meja atau garam dapur, dalam proses pengolahannya sering ditambahkan zat pemutih dan zat anti-caking, yang bisa mencegah garam jadi menggumpal.
Sementara itu, garam Himalaya diekstraksi dan diproses secara minimal sehingga menghasilkan produk yang lebih murni dan bebas zat aditif.
Alasan itulah yang kemudian banyak orang menggunakannya, selain sebagai bumbu masakan, juga digunakan sebagai pemurni udara dengan cara dihangatkan menggunakan lilin, campuran air rendaman untuk mandi atau digunakan sebagai bahan luluran karena dipercaya dapat membantu meredakan nyeri otot, mengangkat sel kulit mati, dan melembabkan kulit.
Terlalu Banyak Konsumsi Garam Himalaya
Oleh karena kandungan nutrisinya hampir sama dengan garam meja, garam Himalaya juga bisa digunakan untuk memasak. Beberapa orang suka menggunakan garam Himalaya sebagai garnish atau hiasan di atas makanan karena warnanya yang merah muda dan teksturnya yang sedikit kasar. Garam Himalaya yang kasar juga bisa digunakan sebagai taburan di atas daging atau seafood yang akan dibakar agar garam lebih merata dibanding garam dapur yang cenderung akan lengket bila ditabur pada daging.
Namun yang harus kamu perhatikan adalah jumlah asupan garam Himalaya per hari. Karena seperti garam meja, terlalu banyak konsumsi natrium juga bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.
Berdasarkan rekomendasi WHO yang dirilis oleh Hellosehat, konsumsi garam pada orang dewasa seharusnya kurang dari 5 gram atau setara dengan satu sendok teh per hari.
Nah, meski garam Himalaya menawarkan warna menarik dan lebih baik nutrisinya, tetap tidak jauh lebih unggul dibanding garam meja yang sehari-hari kita gunakan. Kamu bisa saja tetap beralih ke garam Himalaya untuk alasan nutrisi yang lebih sehat dan alami. Namun karena kandungannya tak terlalu berbeda dengan garam meja, tetap perhatikan jumlah asupannya. Jangan melebihi yang dianjurkan.