Hati-Hati, ini Nama Lain Gula yang Ada di Makanan dan Minuman Kemasan

gula makan

Label “sugar-free” sering disematkan pada makanan dan minuman kemasan untuk kesan yang lebih sehat. Padahal gula tetap ditambahkan ke produk-produk tersebut namun dengan nama yang berbeda.

Pada masa kini, terdapat berbagai macam makanan dan minuman yang dilabeli dengan embel-embel “low sugar” atau “sugar free” untuk membuat kesan bahwa produk yang dijual tersebut itu sehat karena tidak mengandung gula. Namun jangan terjebak! Produk tersebut masih bisa mengandung gula, walaupun kata “gula” tidak disebutkan secara eksplisit.

Jika kita tidak mengetahui nama-nama lain dari gula, maka besar kemungkinan untuk kita dapat mengkonsumsi gula secara berlebih tanpa sepengetahuan kita; dan berakhir dapat mengidap penyakit seperti diabetes dan demensia, berat badan meningkat secara tidak terkontrol, sering merasa lelah, serta gigi berlubang.

Ada berbagai nama lain dari gula yang ada pada makanan kemasan (Foto: Pexels)

Jadi, apa saja sih gula-gula terselubung ini? Yuk kita simak!

Sukrosa

Sukrosa adalah jenis gula yang paling umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari karena sebenarnya merupakan nama lain dari gula meja. Gula ini tersusun dari glukosa & fruktosa.

Konsumsi sukrosa yang berlebih, terutama pada anak-anak dapat mengakibatkan berbagai macam masalah pencernaan, antara lain yaitu meningkatnya asam lambung dan malabsorbsi nutrisi. Pada umumnya, konsumsi berlebih dapat menyebabkan karang gigi, gangguan metabolisme, dan kerusakan hati.

Sukanat / Sucanat

Sukanat atau sucanat sebenarnya juga adalah gula yang sama-sama terbuat dari tebu seperti gula pada umumnya. Pada pembuatan sukanat, ekstrak sari tebu diproses melalui cara distilasi (pemanasan yang diikuti dengan pendinginan) hingga terbentuk kristal-kristal gula berukuran kecil.

Sukanat memang mengandung antioksidan serta molase dan mineral dalam jumlah yang lebih besar daripada gula meja. Namun untuk memperoleh efek dari nutrisi tersebut, seseorang harus mengkonsumsi sukanat  dalam jumlah besar, sedangkan konsumsi sukanat secara berlebih dapat menyebabkan naiknya risiko terkena obesitas, kanker, dan kerusakan pada gigi.

efek gula pada kulit
Berbagai macam jenis gula dari berbagai macam proses (Foto: Pixabay)

Sirup jagung tinggi fruktosa / high-fructose corn syrup (HFCS)

Sirup jagung tinggi fruktosa atau HFCS sering dijumpai pada minuman kemasan yang terbuat dari pati jagung yang diolah sedemikian rupa, sehingga termasuk dalam pemanis buatan.

Fruktosa yang terkandung pada makanan alami sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh, namun konsumsi HFCS dapat meningkatkan jumlah fruktosa yang masuk ke dalam tubuh secara drastis dan menjadi tidak baik untuk kesehatan. Konsumsi berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes, obesitas, kanker, serta gangguan pencernaan, metabolisme, serta resistensi insulin.

Maltosa

Maltosa adalah jenis gula yang tersusun atas 2 molekul glukosa. Umumnya, maltosa disebut sebagai “malt” pada bungkus makanan. Maltosa secara alami sering dijumpai pada biji-bijian, serealia, serta buah-buahan.

Walaupun maltosa sering dipakai sebagai pemanis untuk menggantikan SJFT yang lebih tidak sehat daripada maltosa, konsumsi maltosa secara berlebih dapat menyebabkan pemburukan pada berat badan, penyakit jantung, serta ginjal.

Sirup agave

Sirup agave merupakan pemanis pengganti gula tebu yang terbuat dari tanaman berbentuk mirip seperti lidah buaya bernama agave yang berasal dari Meksiko dan Amerika Latin. Sirup agave memiliki kandungan fruktosa yang tinggi.

Walaupun riset telah menyatakan bahwa sirup agave lebih sehat daripada gula biasa dan lebih aman dikonsumsi oleh penderita diabetes, bukan berarti bahwa sirup agave dapat dikonsumsi secara sembarangan dan berlebih. Pasalnya, fruktosa yang dikandung dalam sirup agave bila dikonsumsi secara berlebihan dapat memiliki efek samping yang sama seperti konsumsi HFCS berlebih.

Tetes tebu / molase

Tetes tebu atau molase adalah pemanis yang dibuat dari hasil sampingan pengolahan gula pasir. Tebu yang berasal dari pembuatan gula pasir dihancurkan untuk mendapatkan air perasannya, lalu air tersebut akan dipanaskan beberapa kali hingga membentuk kristal dan cairan. Cairan inilah yang disebut sebagai tetes tebu.

Tetes tebu memang memiliki lebih banyak nutrisi daripada gula pasir biasa, terutama yang bertipe blackstrap. Namun karena tetes tebu tetaplah gula, maka konsumsi berlebihannya dapat mengakibatan peningkatan risiko diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.

Itulah berbagai macam nama gula yang terselubung. Jadi, bagi kalian yang ingin menjaga sugar intake dalam tubuh kalian, jangan lupa untuk mengecek ulang lagi label yang terdapat pada makanan dan minuman yang kalian konsumsi ya!