Penyakit cacar secara umum sudah dikenal cukup lama di Indonesia. Namun saat ini salah satu jenis penyakit ini mulai jadi perhatian tersendiri, yaitu cacar monyet yang dikhawatirkan akan menjadi pandemi baru setelah meredanya pandemi Covid-19.
Cacar monyet atau monkeypox sebetulnya sudah dikenal sejak 1970 dan disebabkan oleh virus zoonosis yang dalam dunia medis dikategorikan sebagai virus yang cukup langka. Virus ini diketahui berasal dari hewan monyet yang ditemukan di Kongo, Afrika.
Meskipun dianggap sebagai virus langka, namun akhir-akhir ini kemunculan cacar monyet mulai terdeteksi di berbagai negara. Kekhawatiran akan masuknya virus ini ke Indonesia juga sudah mulai ramai dibicarakan. Itu sebabnya kamu sebaiknya mulai waspada dan mengenali gejala dari penyakit ini.
Penyebab Cacar Monyet
Karena berasal dari virus yang ada di hewan (monyet), cacar monyet awalnya diketahui menular melalui kontak berupa cakaran atau gigitan dari monyet pada tubuh manusia. Setelah itu, cacar monyet bisa menular antar manusia melalui percikan air liur yang masuk melalui mata, hidung, mulut atau luka di kulit.
Selain itu penularan antar manusia juga bisa terjadi dari benda-benda di sekitar penderitanya, seperti pakaian, alat makan yang dipakai penderita dan lain-lain. Menurut keterangan dari Alodokter, penularan pada manusia bisa terjadi melalui kontak yang cukup lama
Meskipun bernama cacar monyet dan diketahui awalnya berasal dari virus yang ada di tubuh monyet, namun sebetulnya virus ini juga bisa terdapat pada hewan lain, seperti tupai dan tikus yang memang terinfeksi virus ini. Itu sebabnya kamu harus mewaspadai penularan penyakit ini dari hewan lainnya juga.
Waspadai Gejala Cacar Monyet
Berikut ini adalah beberapa gejala yang terjadi pada kasus cacar monyet:
- Demam
- Badan lemas
- Menggigil
- Pusing dan sakit kepala
- Nyeri otot
- Pembengkakan kelenjar getah bening (benjolan di leher atau ketiak)
Umumnya, penderita akan mulai menunjukkan gejala tersebut dalam pada waktu 5 hingga 21 hari sejak pertama kali terinfeksi virus. Gejala awal tersebut bisa berlangsung selama 1 hingga 3 hari dan setelah itu diikuti dengan munculnya ruam pada kulit.
Kondisi ini umumnya bermula dari bagian wajah dan kemudian mulai menyebar ke bagian tubuh yang lain. Biasanya ruam pada kulit dimulai dari bentuk bintil yang kemudian membesar berisi nanah dan pecah menjadi kerak di permukaan kulit.
Secara garis besar, gejala dari cacar monyet terbagi atas 2 periode, yaitu:
Periode invasi
Ini adalah periode awal yaitu 0 hingga 5 hari setelah terinfeksi virus. Dalam periode ini gejala yang umum terlihat adalah:
- Tubuh sangat lemas
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sakit di sekitar punggung
- Mual dan muntah
- Radang tenggorokan
Pembengkakan kelenjar getah bening adalah ciri khusus yang terjadi pada cacar monyet, karena gejala ini tidak terjadi pada cacar air.
Periode erupsi kulit
Ini adalah kondisi yang terjadi setelah 1 hingga 3 hari terjadinya demam. Pada periode ini mulai timbul ruam pada kulit terutama di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Umumnya, bagian tubuh yang rentan terkena ruam adalah wajah, telapak tangan dan kaki. Namun kadang juga timbul di sekitar alat kelamin, tenggorokan dan jaringan mata.
Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk membuat ruam tersebut membesar, berisi nanah, pecah dan mengering jadi kerak sebelum akhirnya mulai rontok dari kulit.
Umumnya, cacar monyet akan sembuh dengan sendirinya. Namun begitu penyakit ini sebetulnya belum ada obatnya secara langsung. Itu sebabnya kamu perlu waspada dan beberapa hal berikut bisa kamu lakukan untuk pencegahan:
- Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
- Hindari memakai alat makan bersama orang lain.
- Hindari kontak dengan hewan liar dan konsumsi dagingnya.
- Masak bahan makanan hingga matang, terutama daging.
Kalau kamu ingin tahu lebih jelas tentang cacar monyet, kamu bisa menyimak Health Talk Goodlife bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta yang diadakan pada Jumat, 3 Juni 2022 pukul 13:00 hingga 14:00 dengan tema “Waspada dan Kenali Cacar Monyet” dengan narasumber dr. Robert Sinto, SpPD, K-PTI di Instagram @_goodlifeid_ dan @rscarolusjakarta.