Ada-ada saja! Liburan yang seharusnya menyenangkan bisa jadi malah jadi tidak nyaman hanya gara-gara kamu merasa stres. Kok bisa?
Kalau kamu pernah mengalami kondisi dimana kamu merasa sehat saat sibuk bekerja, namun malah sakit-sakitan atau stres saat kamu liburan, mungkin kamu menderita leisure sickness atau penyakit liburan.
Penyakit ini memang menyerang justru saat kamu dijauhkan dari pekerjaan dan sedang menjalani liburan yang seharusnya bisa santai. Leisure sickness biasanya memiliki gejala seperti:
- Sakit kepala
- Demam
- Nyeri otot
- Bersin dan kadang batuk
- Mual
Penyebab Leisure Sickness
Kenapa penyakit ini bisa terjadi? Leisure sickness biasanya umumnya terjadi karena kebiasaan bekerja yang salah, sehingga kebiasaan ini berdampak buruk bahkan saat kamu sedang tidak bekerja atau bahkan liburan.
Beberapa orang yang rentan terkena penyakit ini adalah:
Pemegang jabatan penting atau tinggi
Posisi kamu dalam bekerja menentukan seberapa besar tanggungjawab yang kamu emban. Semakin tinggi posisi atau jabatan, beban kerja akan semakin besar dan tanggungjawab kamu juga pasti akan meningkat.
Dalam kondisi ini biasanya kamu akan susah melupakan pekerjaan walau hanya sejenak untuk berlibur. Yang kamu pikirkan hanyalah soal pekerjaan, apakah sudah diselesaikan, bagaimana tanggapan klien, bagaimana perkembangan proyek dan lain-lain. Padahal kamu sudah menunjuk asisten untuk mengurus semuanya.
Perfeksionis
Orang yang selalu menuntut kesempurnaan dalam bekerja cenderung mengalami penyakit santai. Ini karena ia biasanya tidak rela pekerjaannya dikerjakan orang lain dengan alasan tidak ada orang yang bisa mengerjakan tugasnya sesempurna dirinya.
Atau bisa juga orang yang perfeksionis baru merasa pekerjaannya benar hanya kalau semuanya benar-benar dikerjakan oleh dirinya dan bukan orang lain, meskipun hasilnya bisa lebih baik.
Workaholic
Para pecandu kerja biasanya mencampuradukkan urusan kerja dengan urusan liburan. Pernah dengar istilah “bekerja sambil liburan?” Sebetulnya ini adalah konsep yang sama sekali salah. Bekerja sambil berlibur hanya akan membuat liburan kamu tidak optimal.
Saat harusnya bersenang-senang, kamu malah online meeting. Memang kamu bisa buka laptop di tepi pantai sambil ditemani segelas mocktail atau jus segar, tapi tetap saja fokus kamu adalah kerja, bukan berlibur.
Bekerjalah saat kamu bekerja dan berliburlah saat kamu berlibur. Jangan mencampuradukkan keduanya.
Lalu, apakah leisure sickness bisa diatasi? Memang tidak mudah, namun setidaknya kamu bisa mengurangi kebiasaan buruk dari pola kerja kamu secara bertahap. Misalnya, kamu tidak perlu selalu menuntut bahwa segala sesuatu harus sempurna dan harus kamu yang melakukannya sehingga tidak percaya pada orang lain. Ingat, perfeksionis dikategorikan sebagai salah satu gangguan mental.
Kamu bisa menyelesaikan semua pekerjaan dulu dan mengkomunikasikan dengan rekan kerja bahwa kamu akan berlibur dan mohon tidak menghubungi dulu untuk urusan pekerjaan. Sebagian orang akan berkata bahwa “pekerjaan saya selalu ada dan tidak bisa selesai begitu saja.” Nah, mungkin kamu butuh pekerjaan baru yang lebih manusiawi!
Selain itu kamu juga bisa mulai rutin untuk olahraga dan makan makanan bernutrisi tinggi. Ini baik untuk melepaskan rasa stres yang kamu alami setiap hari. Jadi, meskipun kamu terpaksa harus berurusan dengan pekerjaan saat kamu liburan, setidaknya kamu bisa menangkal rasa stresnya.