Mengenal Arsitektur Hijau yang Kini Semakin Diminati Calon Pemilik Rumah

rumah

Rumah kini tak hanya sekadar bangunan saja. Para calon pemilik rumah banyak yang mulai memimpikan rumah impiannya yang tak hanya terlihat bagus tapi juga menerapkan konsep arsitektur hijau atau bangunan yang ramah lingkungan.

Istilah arsitektur hijau dalam dunia rancang bangun juga dikenal dengan sebutan arsitektur ekologis atau ramah lingkungan. Pada dasarnya ini adalah konsep desain dan pembangunan yang didasarkan pada prinsip konservasi lingkungan untuk menghasilkan bangunan yang tak sekadar ramah lingkungan tapi juga hemat energi. Tentu saja ini akan sangat menguntungkan bagi pemiliknya untuk jangka panjang.

Selain itu, arsitektur hijau juga merupakan salah satu cara dalam perencanaan pembangunan yang tujuannya untuk meminimalisasi kerusakan di tempat bangunan tersebut didirikan. Lalu, apa saja yang dijadikan dasar atau prinsip dari arsitektur hijau ini?

Pada tahun 1984, Dewan Arsitektur Hijau di Amerika Serikat menetapkan beberapa prinsip untuk arsitektur hijau, yaitu:

Pembangunan berkelanjutan

Menggunakan kembali bangunan yangs udah ada dengan tambahan pelestarian lingkungan sekitar, termasuk taman di atap dan penanaman pohon di sekitar rumah.

Pelestarian air

Tersedianya bangunan penampung air hujan dan pembersihan serta daur ulang air bekas. Selain itu terdapat pemantauan penggunaan sumber daya air.

Efisiensi energi

Penggunaan energi yang terbarukan misalnya dengan memanfaatkan sinar matahari dan memanfaatkan posisi bangunan untuk bisa memanfaatkan energi terbarukan seoptimal mungkin.

Bahan bangunan terbarukan

Material yang disarankan adalah penggunaan material daur ulang atau bahan terbarukan yang membutuhkan sedikit energi untuk mengolahnya atau memproduksinya. Sifat bahan bangunan berkelanjutan yang baik adalah bahan mentah minim polusi yang bisa bertahan lama atau bisa didaur ulang.

Ada prinsip yang mendasari arsitektur hijau (Foto: Pexels)

Menerapkan Arsitektur Hijau pada Rumah impian

Nah, dengan prinsip-prinsip tersebut, kira-kira seperti apa cara menerapkannya pada rumah sendiri? Benarkah prinsip-prinsip yang terlihat sederhana ini sebetulnya sulit untuk diterapkan? Kamu bisa mengikuti beberapa tips berikut ini:

Materi yang alami

Penggunaan materi bangunan adalah yang mutlak diperhatikan. Untuk dinding, misalnya, selain harus kuat dan kokoh, kamu juga harus mempertimbangkan aspek ramah lingkungannya. Caranya adalah kamu bisa menggunakan material alami seperti batu, kayu dan bambu bahkan untuk struktur sebuah rumah yang modern sekalipun.

Setelahnya kamu bisa memanfaatkan bahan-bahan daur ulang sebagai pelengkap perabotan atau aksesoris lainnya. Misalnya, meja menggunakan drum bekas atau kursi makan menggunakan kursi bekas mobil tua yang dimodifikasi kembali.

Pertimbangkan titik sirkulasi udara

Salah satu kunci dari arsitektur hijau adalah hemat energi. Itu sebabnya kamu perlu pertimbangkan titik sirkulasi udara yang bisa membuat isi rumah jadi lebih segar dan adem tanpa harus membebankan semuanya pada pendingin ruangan.

Kamu bisa menambahkan jumlah jendela sehingga membuat aliran udara jadi semakin lancar dan isi rumah menjadi segar.

Optimalkan cahaya alami

Ada beberapa trik untuk membuat kamu lebih hemat dalam menggunakan energi untuk cahaya. Dengan banyaknya jendela, tidak berarti hanya sirkulasi angin saja yang bertambah, tapi juga sinar matahari jadi lebih banyak masuk. Ini artinya kamu bisa mengoptimalkan cahaya alami yang masuk di siang hari tanpa harus menyalakan lampu.

Kamu bisa mengakali kondisi ini juga dengan warna dinding yang lebih cerah sehingga sinar matahari yang masuk akan membuat ruangan jadi lebih terlihat terang dan tidak muram.

Selalu usahakan adanya lahan hijau (Foto: Pexels)

Perbanyak lahan hijau

Ada banyak manfaat yang bisa kamu peroleh dari lahan hijau di rumah sendiri. Selain menyediakan udara segar dan menyaring udara kotor, lahan hijau juga bisa kamu manfaatkan untuk berbagai keperluan mandiri seperti bahan makanan dan obat-obatan.

Kamu bisa memanfaatkan lahan terbatas di rumah dengan membuat vertical garden dan menanam sayur serta buah-buahan atau tanaman herbal seperti jahe, kunyit dan lain-lain untuk keperluan menjaga kesehatan.

Pertimbangkan panel tenaga surya

Tenaga surya adalah energi terbarukan yang akan selalu ada. Kamu bisa pertimbangkan untuk mulai menggunakannya sebagai sumber energi cadangan di rumah. Biaya instalasinya memang lebih mahal namun untuk penggunaan dalam jangka waktu lama, energi surya akan lebih irit biaya dibanding berlangganan listrik.

Semua orang pasti punya impian rumah idaman. Dengan kondisi energi yang sekarang kian terbatas dan mahal, tak ada salahnya untuk mulai mempertimbangkan rumah dengan arsitektur hijau yang tak hanya ramah lingkungan, tapi juga lebih sehat dan hemat biaya.