Meski belum sepopuler tipe 1 dan tipe 2, diabetes tipe 5 mulai menjadi sorotan karena tingkat bahayanya yang tinggi dan sering kali sulit terdeteksi sejak awal.
Selama ini, mungkin kamu lebih familiar dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Tapi tahukah kamu kalau ada bentuk baru diabetes yang diam-diam mengintai para remaja dan dewasa muda? Namanya diabetes tipe 5, dan masalah ini bukan soal gaya hidup semata, tapi juga berkaitan erat dengan malnutrisi.
Kondisi ini disebut juga malnutrition-related diabetes. Berbeda dengan tipe 1 yang disebabkan oleh gangguan autoimun, atau tipe 2 yang muncul karena resistensi insulin akibat pola hidup tak sehat, diabetes tipe 5 justru terjadi karena tubuh kekurangan asupan nutrisi dalam waktu lama.
Dan yang bikin miris, diabetes ini banyak ditemukan pada remaja dari keluarga kurang mampu, yang sehari-harinya kesulitan mendapatkan makanan bergizi.
Data dari artikel Alodokter menyebut, diabetes tipe 5 umumnya dialami oleh remaja laki-laki usia 12–17 tahun dan perempuan 9–15 tahun. Mereka terlihat sangat kurus, meskipun makannya terbilang banyak. Tapi bukan soal porsi makan saja, yang jadi akar masalah adalah kualitas gizinya yang buruk.

Gizi yang tidak terpenuhi dalam waktu lama bikin pankreas mereka kesulitan memproduksi insulin. Akibatnya, kadar gula dalam darah pelan-pelan naik, tanpa disadari.
Kondisi ini diperparah oleh lingkungan yang tidak sehat, sanitasi yang buruk, infeksi berulang di saluran cerna, hingga akses ke fasilitas kesehatan yang terbatas. Kombinasi ini bisa bikin sistem metabolisme tubuh makin kacau.
Kenali Gejalanya, Jangan Sampai Terlambat
Sayangnya, gejala diabetes tipe 5 sering kali terabaikan. Banyak orang menganggap wajar kalau anaknya kurus atau cepat capek, apalagi kalau sedang masa pertumbuhan. Padahal, beberapa tanda berikut patut diwaspadai:
- Berat badan susah naik meski makan banyak
- Cepat lelah
- Luka yang lama sembuh
- Sering buang air kecil dan mudah haus
- Kesemutan atau mati rasa di kaki dan tangan
- Penglihatan mulai kabur
Mirip seperti gejala diabetes lainnya, tapi konteksnya beda. Kalau ada riwayat kekurangan gizi, kamu wajib waspada.
Kalau tidak ditangani sejak dini, diabetes tipe 5 bisa memicu komplikasi berat. Mulai dari gangguan penglihatan, gagal ginjal, infeksi berulang, bahkan risiko kematian meningkat. Sistem imun yang sudah lemah karena kurang gizi juga bikin tubuh rentan terhadap berbagai penyakit lain.
Cara Mencegahnya?
Kunci pencegahannya ada di pola makan dan perhatian pada status gizi, khususnya untuk anak-anak dan remaja.
Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan:
- Pastikan anak dan remaja mendapatkan gizi seimbang.
Bukan cuma kenyang, tapi juga cukup protein, vitamin, dan mineral. - Perbaiki sanitasi lingkungan.
Infeksi berulang bisa memperparah malnutrisi. Cuci tangan, air bersih, dan makanan higienis wajib hukumnya. - Pantau tumbuh kembang anak secara rutin.
Kalau berat badan dan tinggi badan nggak sesuai grafik pertumbuhan, segera konsultasi ke dokter. - Jangan asal kasih makan ‘tinggi kalori’.
Kalau refeeding dilakukan sembarangan, bisa berbahaya. Harus perlahan dan diawasi tenaga medis.
Kalau Sudah Terdiagnosis, Apa yang Harus Dilakukan?
Pengobatan diabetes tipe 5 tidak bisa satu resep untuk semua. Biasanya dokter akan memberikan kombinasi antara obat antidiabetes dan insulin, ditambah terapi nutrisi yang disesuaikan kondisi tubuh pasien. Mereka juga perlu pengawasan rutin, cek kadar gula darah, fungsi ginjal, dan pemantauan gizi berkala
Diabetes tipe 5 adalah pengingat bahwa kekurangan gizi bisa berdampak lebih jauh dari sekadar tubuh kurus. Ia bisa merusak fungsi tubuh, memicu komplikasi berat, dan mengancam masa depan generasi muda.
Buat kamu yang punya anak, adik, atau keluarga dengan kondisi gizi yang kurang, yuk lebih peduli. Karena diabetes tipe 5 bisa dicegah, asal kamu tahu caranya dan bertindak dari sekarang.
Kalau kamu merasa pernah mengalami tanda-tanda seperti di atas atau ada riwayat malnutrisi dalam keluarga, tidak ada salahnya cek ke dokter. Ingat, deteksi dini itu jauh lebih baik daripada menyesal belakangan.