Dampak bullying bagi korbannya tak bisa dianggap sepele. Bukan hanya fisik, korban bullying juga bisa merasakan dampaknya secara psikis dan hal itu bahkan bisa bertahan hingga seumur hidup.
Bullying adalah perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang terhadap korban yang dianggap lebih lemah secara fisik atau lebih rendah kedudukan sosialnya dengan tujuan membuat korban menderita.
Bullying bukan hanya berbentuk kekerasan secara fisik, tetapi juga secara verbal atau emosional (psikologis) untuk mengintimidasi korbannya.
Beberapa jenis bullying yang banyak ditemui di masyarakat saat ini, antara lain:
- Bullying fisik. Misalnya mendorong, memukul, menampar hingga membuat korban luka, memar, hingga cedera parah. Bullying ini bukan hanya meninggalkan lukas fisik tetapi juga psikis. Korban menjadi trauma dan ketakutan, yang bisa mengganggu aktivitas harian seperti mogok sekolah.
- Bullying verbal. Bentuk perilaku agresif ini memang tidak sampai melukai secara fisik tetapi menyakiti secara psikis, misalnya dicemooh, meremehkan, merendahkan, atau memanggil dengan sebutan ‘si gendut’, ‘si item’ atau ‘si jelek’.
- Bullying relational. Mungkin belum banyak yang menyadari jika mengucilkan, memfitnah, menyudutkan, menyebar desas-desus, atau memanipulasi situasi termasuk salah satu jenis bullying. Bullying relational ini bertujuan membuat korbannya dikucilkan dan menerima perlakukan tak enak dari lingkungan sekitar.
- Penindasan seksual. Korban jenis bullying ini akan menerima ejekan yang bernada seksual atau melecehkan, mengolok-olok dengan komentar vulgar, atau menyentuh bagian tubuh dengan tujuan melecehkan secara seksual.
- Cyberbullying. Seperti namanya, tindakan agresif ini dilakukan di dunia maya, lebih tepatnya di platform media sosial, misalnya dengan memberi komentar kasar dan negatif, menyebarkan foto, video, atau data pribadi, yang tujuannya mempermalukan korban.
Dampak Bullying Bisa Dirasakan Seumur Hidup
Meski masalah bullying sudah menjadi permasalah global, biasanya orang yang bukan korban atau keluarga terdekatnya, akan menganggap bullying sebagai hal yang dianggap lumrah.
Padahal bagi korban bullying, hal itu sangat berdampak bagi kehidupannya. Berikut dampak bullying bagi korbannya.
Gangguan fisik
Cedera fisik seperti lebam dan luka serius menjadi dampak jangka pendek bullying yang juga bisa membahayakan. Namun korban juga bisa mengalami gangguan fisik permanen dan hal itu bisa memicu stres kronis.
Trauma
Semua jenis bullying pasti akan meninggalkan trauma psikis pada korbannya. Jika tak disembuhkan, trauma ini bisa berkepanjangan, bahkan bisa bertahan seumur hidup. Mereka akan mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan stress.
Kehilangan kepercayaan diri
Bullying bisa membuat korbannya kehilangan kepercayaan diri, menarik diri dari pergaulan, merasa kesepian, dan mengalami penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
Jika tak disembuhkan, kehilangan kepercayaan diri ini bisa berdampak hingga ia besar, misalnya tidak merasa mampu mengerjakan pekerjaannya atau minder hingga tidak bisa meraih prestasi di sekolah atau di kantor.
Gangguan Makan dan Tidur
Gangguan tidur yang kerap dialami korban bullying antara lain sulit mendapatkan tidur yang nyenyak, sering mengalami mimpi buruk, atau insomnia. Sedangkan gangguan kesehatan mental korban bullying bisa berbentuk gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Pikiran untuk bunuh diri
Ini adalah salah satu dampak bullying yang paling parah, namun sayangnya jarang disadari oleh orang-orang sekitarnya sehingga tidak bisa membantu si korban untuk mendapatkan bantuan profesional untuk menyembuhkan luka psikisnya.
Dampak bullying kerap diabaikan oleh lingkungan sekitar, bahkan si korban bullying itu sendiri. Apalagi jika masalah bullying ini sudah diselesaikan di antara kedua belah pihak.
Meski begitu, korban bullying sebaiknya tetap mendapatkan bantuan profesional untuk menyembuhkan psikisnya agar tak meninggalkan dampak di kemudian hari.