Sering Dikira Sama, ini Bedanya Workaholic dengan Pekerja Keras

pola makan sibuk kerja

Masih banyak orang yang salah kaprah menyamakan workaholic dengan pekerja keras. Padahal keduanya jelas berbeda. Pekerja keras bermakna positif sedangkan workaholic menjurus pada sesuatu yang negatif.

Untuk mencapai kesuksesan atau mengejar target pekerjaan di kantor, seseorang memang harus bekerja keras. Namun, bekerja keras bukan berarti kamu mengorbankan segalanya hanya untuk kerja, kerja, dan kerja. Jika sudah begitu, itu artinya kamu seorang workaholic.

Banyak yang salah menyamakan workaholic dengan bekerja keras. Padahal keduanya memiliki perbedaan.

Workaholic adalah sikap mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan melalaikan aspek kehidupan lain. Orang yang workaholic atau gila kerja biasanya merasakan kebutuhan dalam diri untuk terus bekerja dan perasaan itu tidak dapat dikendalikan.

Workaholic mengabaikan kehidupan pribadi dan kerja tak kenal waktu (Foto: Pexels)

Singkatnya, workaholic adalah kondisi seseorang yang kecanduan kerja hingga tidak bisa membagi waktu yang jelas untuk waktu bekerja dan juga waktu untuk dirinya sendiri serta mengabaikan urusan lain seperti keluarga, lingkungan sosial, dan kesehatan.

Sementara itu, pekerja keras cenderung menikmati dan mencintai pekerjaannya serta berusaha melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. 

Pekerja keras juga memiliki work life balance sehingga ketika satu pekerjaan selesai, ia bisa bersantai dan melakukan hal lain yang menyenangkan, sebelum kemudian kembali bekerja. Sederhananya, pekerja keras paham betul kapan ia harus bekerja dan berhenti. Sementara workaholic bekerja seperti mesin pabrik, tanpa henti dan seperti mengabdikan dirinya pada pekerjaan.

Ciri-Ciri Orang Workaholic

Menempatkan pekerjaan di atas segalanya

Ciri utama workaholic adalah menempatkan pekerjaan di atas segalanya. Seorang workaholic akan bekerja tanpa kenal waktu dan tempat. Di mana pun dan kapanpun, mereka bekerja, tak peduli akhir pekan atau hari libur.

Stres dan cemas ketika tidak bekerja

Oleh karena tidak bisa mengendalikan dorongan untuk bekerja yang begitu kuat dari dalam diri, seorang workaholic akan selalu cemas dan stres jika tidak melakukan suatu pekerjaan.

Bekerja sebagai pelarian

Seorang workaholic biasanya menjadikan pekerjaan sebagai pelarian. Ia akan terus-menerus bekerja untuk mengurangi rasa bersalah, cemas, dan mengalihkan diri dari semua masalah yang tengah ia hadapi.

Tak punya waktu untuk dirinya sendiri

Oleh karena terus bekerja tanpa kenal waktu, seorang workaholic tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Ia akan meninggalkan dan melupakan hobinya, kehidupan sosial, bahkan mengabaikan kesehatannya.

Sangat ambisius

Dalam melakukan pekerjaannya, seorang workaholic akan mengerjakannya dengan sangat ambisius dan jika pekerjaannya mendapat kritik, ia mudah stres.

Ciri-Ciri Orang Pekerja Keras

Pekerja keras memiliki ciri yang berbeda dengan workaholic. Ciri pekerja keras antara lain:

Memaksimalkan waktu secara efektif

Pekerja keras akan fokus pada pekerjaannya dengan memaksimalkan waktu kerja secara efektif dan produktif untuk menyelesaikan tugasnya.

Pekerja keras bisa mebagi waktu kapan harus kerja dan istirahat (Foto: Pexels)

Menikmati apa yang dikerjakan

Pekerja keras memiliki passion atau menyukai dan menikmati apa yang sedang ia kerjakan. Pekerja keras umumnya menganggap pekerjaan untuk membahagiakan hidup. Hal ini berbeda dengan workaholic yang hidup untuk bekerja tanpa peduli kebahagiaannya.

Memiliki Work Life Balance

Ketika bekerja, pekerja keras akan fokus namun tetap bisa menikmati waktu istirahatnya dan bisa bersenang-senang melakukan hobi atau melakukan interaksi sosial dengan teman-temannya setelah bekerja keras.

Mengetahui kemampuan diri

Seorang workaholic akan selalu menerima pekerjaan tambahan yang diberikan, sedangkan pekerja keras mengetahui kemampuan diri. Hal itu yang membuatnya menerima tugas tambahan selama tugas itu bisa meningkatkan kemampuannya untuk menunjang kariernya.

Pekerja keras tak segan menolak tugas jika ia merasa tidak mampu melakukannya atau itu di luar job desk-nya.

Menerima kritik dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi

Pekerja keras sangat terbuka terhadap kritik dan menjadikan hal itu sebagai bahan untuk evaluasi kualitas pekerjaannya. Ketika menghadapi segala benuk kegagalan, pekerja keras akan terus belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

Oleh karena workaholic mengandung makna negatif, maka hal itu memiliki dampak negatif juga terhadap fisik dan psikis pelakunya. Jika kamu merasakan ciri-ciri sebagai seorang workaholic, sebaiknya mulai menetapkan batasan waktu bekerja dan waktu untuk diri sendiri.

Kamu bisa melakukan aktivitas lain saat tidak bekerja, misalnya berkebun, hiking, atau kegiatan fotografi di alam. Aktivitas-aktivitas seru selain bekerja itu justru bisa membuat kamu lebih rileks sehingga bisa semakin efektif ketika melakukan pekerjaan.