Salah satu makanan khas Jepang yang saat ini banyak digemari adalah ramen. Selain rasanya yang lezat, ramen juga dianggap segar karena kuahnya yang kental dan gurih serta berbagai pilihan topping yang menarik. Tapi, benarkah ramen termasuk makanan yang tidak sehat? Bagaimana cara menikmatinya dengan cara yang lebih sehat?
Ramen pada dasarnya adalah hidangan berupa mie yang kini bisa mudah ditemukan dalam bentuk instan di pasar swalayan. Cara membuatnya yang mudah dan rasanya yang lezat menjadikan ramen adalah salah satu makanan favorit termasuk di Indonesia.
Namun, di negara asalnya sendiri, Jepang, ramen sebetulnya bukan termasuk makanan sehat. Ramen dihidangkan dengan kaldu yang bermacam-macam jenisnya, seperti shio (kuah dengan rasa cenderung asin dan gurih), miso (fermentasi kedelai yang dicampur dengan beras dan garam), kari (kuah kental yang dimasak dari berbagai rempah), dan shoyu (kuah dari kecap asin dan rebusan daging serta sayuran).
Selain itu ramen juga dihidangkan dengan berbagai topping seperti irisan telur rebus, nori (rumput laut gurih) dan potongan daging sapi atau ayam hingga udang tempura atau apapun sesuai dengan menu yang ditawarkan.
Mie pada ramen sendiri terbuat dari tepung gandum atau terigu dengan tekstur yang agak kenyal dan sedikit lebih tebal dari mie lain pada umumnya. Dengan kuah yang lebih banyak, topping yang beragam dan mie yang lebih kenyal, ramen juga dianggap sebagai makanan yang lebih mengenyangkan dibanding dengan mie biasa.
Sering Makan Ramen, Sehatkah?
Menjamurnya kedai-kedai dengan makanan khas Jepang seperti ramen memang sering menggoda kita untuk makan ramen cukup sering. Namun, sebelumnya perlu kamu ketahui dulu apa saja kandungan nutrisi dalam seporsi ramen.
Sebetulnya kandungan nutrisi dalam seporsi ramen tidak akan pernah sama. Ini tergantung dari bahan pembuatan mie ramen yang kini semakin bervariasi, seperti pewarna dari sayuran atau tinta hitam dari cumi-cumi untuk menambah variasi tampilan.
Begitu juga dengan topping yang bermacam-macam. Ada ramen yang fokus pada topping berbahan nabati seperti sayuran dan jamur, dan ada juga yang menggunakan daging dan telur. Proses memasak ramen juga bisa mempengaruhi nutrisinya. Ramen yang dimasak langsung dari pembuatan mie secara manual dan kuah yang dimasak dari awal akan berbeda nutrisinya ramen instan yang diolah di pabrik.
Sebagai contoh, berikut ini adalah kandungan nutrisi rata-rata dari sebungkus ramen instan:
- 188 kalori energi
- 27 gram karbohidrat
- 5 gram protein
- 7 gram lemak
- 1 gram serat
Kandungan ini tentunya akan berubah ketika kamu menambahkan berbagai macam topping di dalamnya. Lalu, apakah ramen termasuk makanan yang cukup sehat atau berbahaya untuk kesehatan?
Pada dasarnya ramen sendiri sudah merupakan makanan yang tinggi kalori. Ini karena bahan dasar mie ramen yang menggunakan tepung. Kuah dan topping tambahan tentunya juga akan menambah kandungan kalori dalam tiap porsinya.
Tapi, semuanya kembali pada bagaimana kamu memakan ramen. Topping apa yang kamu gunakan untuk memberikan nutrisi yang lebih beragam. Bisa saja topping yang kamu gunakan adalah makanan yang sehat seperti sayuran, telur dan daging rendah lemak. Tapi perlu kamu ingat bahwa setiap penambahan topping berarti juga ada kemungkinan tambahan kalori.
Tips Sehat Makan Ramen
Sebagai penggemar kuliner khususnya ramen, kamu bisa saja menyantap ramen dengan topping pilihan. Namun sebaiknya tidak menyantapnya terlalu sering. Sederhananya, kamu bisa membatasinya sekali saja dalam seminggu.
Kamu juga memilih topping-topping yang sehat seperti sayuran dan bahan lain yang memiliki antioksidan tinggi seperti bawang putih dan jahe. Untuk lebih lengkapnya, kamu juga bisa menambahkan tahu atau sayuran kimchi yang mengandung probiotik agar pencernaan bisa lebih terjaga.
Tidak lupa, kalau kamu ingin makan ramen instan periksa dulu kandungan nutrisinya. Kamu bisa memilih ramen dengan kandungan kalori yang tidak terlalu tinggi.
Perlu kamu ingat bahwa walaupun kamu sudah meramu ramen dengan berbagai bahan makanan yang sehat, namun tetap sebaiknya kamu tidak terlalu sering makan ramen karena memang pada dasarnya ramen bukanlah makanan sehat. Jadi, tetap batasi jumlah konsumsinya.