Antara Gowes, Lipstik dan Women Empowerment

Women's Cycling Community

Konon, cewek gak bisa lepas dari lipstick. Tapi gimana kalau lagi olahraga? Olahraga, khususnya sepedaan dengan lipstik tetap on sepertinya cuma ada di komunitas Women’s Cycling Community (WCC) yang dibentuk Tabitha Sumendap sejak tahun 2014 silam. Seperti hastag WCC #goweskece, anggota komunitas ini ingin gowes sambil tetap tampil cantik.

Tabby, founder Women's Cycling Commumnity (WCC)
Tabby, founder Women’s Cycling Commumnity (Foto: Instagram@tabbysumendap)

Ciri khas WCC itu gowes pake lipstik. Makanya awal WCC didirikan kita pakai hastag #goweskece karena perempuan pengen gowes santai dan pengen tampil cantik juga. Jadi kita bikin movement gowes cantik, ya pakai lipstik lah, mau pakai bulu mata juga silahkan yang penting nyaman dan foto-foto jalan terus.

Tabitha (Tabby)

Tabby melihat kekuatan foto-foto gowes yang disebar di media sosial nyatanya bisa sangat mempengaruhi orang lain juga untuk ikut olahraga bersepeda. 

“Kalau orang lain jadi pengen ikutan sesuatu yang sehat, bagus, dan positif itu kan berarti kita bermanfaat buat banyak orang dong. Goal-nya lebih ke situ sih. Jadi gak sekadar gowes-gowes aja tapi juga supaya influencing more people,” lanjutnya.

Empowering Women Through Cycling

Alih-alih hanya gowes cantik dengan lipstick, ternyata ada yang jauh lebih besar dan mulia dari tujuan dibentuknya WCC ini. Hal itu seperti yang dicantukan di bio akun Instagram WCC, yaitu Empowering Women Through Cycling.  

Lewat komunitas ini, Tabby ingin para perempuan saling support satu sama lain mulai dari segi pekerjaan, bisnis, atau mengenai isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat.

Sepeda ini medium untuk kita empowering women dan saling support misalnya kita suka buka lapak dari member-member yang punya bisnis atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Kita support bisnis mereka. Kita juga coaching clinic yang berhubungan dengan sepeda. Atau yang di luar sepeda, kita bahas isu-isu yang sedang berkembang misalnya soal isu Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang meningkat selama pandemi supaya orang-orang lebih aware.

Tabby

Untuk terus saling support sesama perempuan, WCC juga berencana akan mengganti hastag dengan #WCCkuat. “Karena kita mau lebih empowering orang-orang untuk lebih encourage, lebih stronger, gak cuma physically tetapi juga mentally apalagi saat kita melewati pandemi ini, banyak sekali yang terdampak. Mudah-mudahan cuma dari hal kecil, hastag doang mereka bisa stronger,” ucap Tabby.

Dua Syarat Jadi Member

Women's Cycling Community
Women’s Cycling Community (Foto:Instagram@wcc.jkt)

Menginjak usia ke-6 tahun ini, anggota WCC sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Kudus, Solo, Surabaya, Malang, Bali, Lombok, Balikpapan, Pontianak, Banjarbaru, Papua. 

Padahal, niat awal Tabby membentuk WCC hanya mencari teman untuk berlatih sepeda. Sebagai atlet triatlon yang didominasi laki-laki, Tabby merasa terintimidasi jika berlatih bersama mereka. 

“Depresi sekali latihan sepeda sama teman laki-laki karena mereka kencang-kencang banget. Sebagai perempuan aku merasa terintimidasi karena aku pehobi yang pengen enjoy dan latihan sepeda untuk olahraga triatlon,” kata Tabby yang dikenalkan olahraga triatlon dari temannya pada tahun 2013.

Berangkat dari mencari teman latihan, ia kemudian mengajak teman-teman dekatnya untuk gowes bareng. Bahkan saking ingin mengajak perempuan-perempuan yang suka gowes bergabung bersama di WCC, Tabby tak segan menghampiri cewek yang sedang gowes di jalan. 

Sampai aku ‘racuni’ orang yang gowes di jalanan, ‘eh ikut yuk join kita’. Pokoknya kalau ada perempuan gowes di jalan raya, aku samperin yuk ikut WCC. Awalnya gitu saking aku senang sama komunitas dan ingin merangkul sebanyak-banyaknya perempuan yang suka sepedaan.

Tabby

Lalu apa syaratnya untuk cewek yang ingin bergabung dengan WCC?

“Ada dua, nomor satu perempuan dan nomor dua, punya jenis sepeda apapun, mau sepeda keranjang, sepeda lipat, sepeda road bike, mountain bike, dari yang harganya Rp100 ribu sampai Rp100 juta, aku gak masalah. Karena di sini sepeda cuma medium aja. Di balik itu semua, WCC ini women empowerment, kita mau memberdayakan wanita supaya terinspirasi (berolahraga), saling berbagai info dan ilmu, dan encourage satu sama lain. Dan aku lebih concern bagaimana cara influence healthy lifestyle melalui olahraga sepeda,” jelas Tabby.

Women’s Cycling Community (WCC)
Foto: Instagram@wcc.jkt

Pentingnya Bike Fitting

Gak cuma baju, sepeda juga sebaiknya harus di-fitting sebelum digunakan pertama kali. Sayangnya, kata Tabby, bike fitting ini belum banyak yang menyadari pentingnya, terutama di kalangan new biker. 

“Jenis sepeda apapun itu sebaiknya bike fitting dulu, sadelnya, posisi stang, semuanya disesuaikan ukurannya supaya gak pegal-pegal, supaya kita gak sakit punggung atau lower back. Sayangnya belum banyak yang teredukasi soal bike fitting ini. Padahal itu amat sangat penting sekali,” ujar Tabby.

Informasi seperti inilah yang biasanya banyak di-share di kalangan anggota WCC. Namun topik di luar sepeda pun tak kalah banyak. 

“Namanya juga perempuan, setengah jam ngumpul topiknya bisa seratus. Kita gak spesifik ngomongin gowes aja, tapi sering juga sharing tentang healthy life seperti supplement, atau selesai pandemi, kita mau traveling kemana ya, topik perempuan lah biasa,” kata Tabby yang menyebut selama pandemi ini sangat membatasi gowes bareng. Kalaupun gowes bareng, kata Tabby, sebisa mungkin dengan jumlah yang sedikit dan hanya kalangan teman-teman dekat.

Women's Cycling Community
Women’s Cycling Community (Foto: Instagram@wcc.jkt)

Padahal sebelum Covid-19 merebak, kegiatan regular WCC ini lumayan banyak, seperti charity, riding khusus newbie, dan riding tematik. 

“Per bulan kita ada riding tematik, misalnya Kartini Ride, di mana atasannya saat gowes kita pakai kebaya, Independence Ride, kita sebut juga Merah Putih Ride, kostum kita merah putih saat gowes, dan tema-tema lainnya,” cerita Tabby yang menyebut rute gowes WCC tak pernah terlalu memaksakan para membernya. “Karena yang penting kebersamaannya,” pungkas Tabby.

Nah, gimana Sahabat Goodlife, jadi pengen gowes juga gak nih? Untuk kamu yang masih tergolong new biker, Tabby punya pesan khusus nih buat kamu.

Yang pertama harus pakai helm. Kedua, kalau bisa gowes jangan dijadikan tren aja tetapi jadikan itu sebagai gaya hidup, dan ketiga, gowes itu harus dinikmati. Gak perlu ngikutin orang lain. Kalau kita cuma bisa jarak segini ya segini aja, yang penting enjoy dan sehat.

Tabby

Instagram@wcc.jkt

Instagram@wccnusantara

(Sri Isnaeni)