Seberapa Bahaya Penggunaan Pewarna Makanan?

makanan

Banyak makanan yang kini disajikan dengan tampilan menarik, seperti warna-warni yang cerah. Tentu saja semuanya diolah menggunakan bahan pewarna makanan. Benarkah bahan ini berbahaya buat kesehatan kita?

Pewarna makanan adalah bahan kimia yang digunakan untuk memberikan warna pada makanan dan minuman. Pewarna makanan dapat diperoleh dari bahan alami seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah, atau dapat dibuat secara sintetis dalam laboratorium.

Pewarna makanan dapat digunakan untuk meningkatkan daya tarik visual dan estetika dari makanan dan minuman, serta untuk mempertahankan konsistensi warna pada produk makanan yang dihasilkan secara massal. Beberapa pewarna makanan juga digunakan untuk memberikan indikator warna pada makanan, seperti misalnya untuk menunjukkan kematangan pada buah-buahan.

Pewarna makanan bisa terbuat dari bahan sintetis maupun alami (Foto: Pexels)

Bahaya Pewarna Makanan

Beberapa pewarna makanan sintetis tertentu telah dikaitkan dengan potensi bahaya bagi kesehatan manusia, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Berikut adalah beberapa contoh pewarna makanan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia:

Tartrazin

Pewarna makanan kuning ini telah dikaitkan dengan reaksi alergi pada beberapa orang dan juga dapat memicu hiperaktif pada anak-anak.

Merah Allura

Pewarna makanan merah ini dapat menyebabkan hiperaktif pada anak-anak dan juga dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang.

Sunset Yellow

Pewarna makanan kuning ini telah dikaitkan dengan reaksi alergi dan hiperaktif pada anak-anak.

Ponceau 4R

Pewarna makanan merah ini telah dikaitkan dengan reaksi alergi dan juga dapat menyebabkan hiperaktif pada anak-anak.

Aspartam

Pewarna makanan buatan ini sering digunakan sebagai pengganti gula. Namun, aspartam telah dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti sakit kepala, depresi, dan masalah neurologis.

Carmoisine

Pewarna makanan merah ini telah dikaitkan dengan reaksi alergi dan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti asma dan eksim.

Beberapa pewarna makanan bisa mengundang alergi (Foto: Pexels)

Pewarna Makanan yang Aman Dikonsumsi

Pewarna makanan yang telah disetujui oleh badan pengawas makanan di berbagai negara, termasuk oleh FDA di Amerika Serikat dan EFSA di Uni Eropa, umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang wajar. Beberapa contoh pewarna makanan yang dianggap aman dan sering digunakan dalam produk makanan adalah sebagai berikut:

Karotenoid

Pewarna makanan alami ini biasanya dihasilkan dari sayuran dan buah-buahan seperti wortel, labu, dan tomat. Karotenoid dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang wajar dan juga dapat memberikan manfaat kesehatan seperti melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.

Betanin

Pewarna makanan merah ini biasanya dihasilkan dari bit dan juga dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang wajar.

Karamel

Pewarna makanan ini dibuat dari gula yang dipanaskan dan sering digunakan untuk memberikan warna pada minuman seperti cola. Karamel dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang wajar.

Pewarna karamel terbuat dari gula dan cukup aman dikonsumsi (Foto: Pexels)

Titanium dioxide

Pewarna makanan ini biasanya digunakan dalam produk seperti permen dan permen karet. Titanium dioxide dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang wajar.

Anthocyanin

Pewarna makanan alami ini biasanya dihasilkan dari buah-buahan seperti anggur dan blueberry. Anthocyanin dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang wajar.

Penting untuk diingat bahwa meskipun pewarna makanan yang digunakan telah disetujui dan dianggap aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang wajar, konsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menghasilkan efek samping. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi makanan yang berwarna alami, seperti sayuran dan buah-buahan, yang juga dapat memberikan nutrisi dan manfaat kesehatan lainnya.