Seminggu Cukup Kerja 4 Hari Saja, Seberapa Efektif?

kerja 4 hari

Hari Buruh atau yang dikenal dengan sebutan ‘May Day’ tak pernah sepi dari tuntutan karyawan seputar dunia kerja. Dari yang merasa peraturan kerja kurang adil hingga soal kenaikan upah. Dunia kerja memang dinamis dan tak pernah berhenti berinovasi untuk produktivitas yang lebih baik. Termasuk yang beberapa tahun terakhir mulai dicoba penerapannya di beberapa negara, yaitu bekerja hanya 4 hari saja dalam sepekan. Efektifkah cara ini?

Bekerja hanya 4 hari dalam sepekan sekarang bukanlah mimpi. Di beberapa negara, konsep ini ternyata sudah diuji coba dan hasilnya juga cukup menggembirakan. Bukan cuma karyawannya yang tambah happy, tapi cuan perusahaan juga cenderung meningkat.

Banyak Libur, Banyak Untungnya?

Seperti yang dilansir oleh CNBC Indonesia, Microsoft Jepang pernah melakukan eksperimen waktu kerja seperti ini pada Agustus 2019 silam dan hasilnya cukup mengejutkan. Lonjakan produktivitas karyawannya tercatat hampir 40% dan penurunan biaya listrik sebesar 23,1% dibanding Agustus 2018.

Eksperimen yang diberi nama Microsoft Work Life Choice Challenge ini mengkampanyekan waktu bekerja yang lebih sehat, dimana Jepang dianggap salah satu negara dengan jam kerja yang panjang. 

Tapi, eksperimen yang dilakukan Microsoft Jepang ini juga menuntut kerja ekstra pada para karyawannya. Karyawan harus bekerja lebih efisien, seperti rapat tatap muka yang hanya dibolehkan selama 30 menit, membalas email lebih singkat dan melakukan komunikasi hanya melalui aplikasi pesan instan dari Microsoft. Intinya, karyawan harus memacu dirinya untuk memenuhi target pekerjaan yang sama seperti biasa tapi dengan waktu kerja yang lebih singkat setiap pekannya.

(Foto: Pixabay)

Microsoft Jepang tidak sendiri. Ide 4 hari bekerja dalam seminggu ini juga dicoba di perusahaan besar lainnya, seperti Unilever Selandia Baru. Menariknya, pemerintah Spanyol juga berencana menerapkan hal yang sama, terutama berkaitan dengan masa pandemi saat ini.

Dilansir dari Kompas TV, Spanyol dianggap sebagai negara pertama di Eropa yang menerapkan peraturan kerja 4 hari dalam seminggu ini dalam skala nasional. Pemerintah Spanyol menjelaskan bahwa penerapan aturan baru ini bertujuan untuk peningkatan efisiensi, produktivitas dan daya saing perusahaan. Libur 3 hari di akhir pekan juga bisa berarti membantu pemulihan industri di bidang hiburan dan pariwisata yang selama ini jadi salah satu sektor andalan Spanyol.

Namun, kebijakan ini juga mendapat kritik dari beberapa kalangan. Para pengamat ekonomi di Spanyol justru berpendapat bahwa sebetulnya melakukan eksperimen seperti ini di saat ekonomi tak stabil akibat pandemi, bukanlah momen yang tepat. Para pengamat ekonomi di Spanyol juga yakin bahwa tidak semua industri bisa meningkatkan produktivitas dengan pengurangan waktu kerja.

Sementara, dikutip dari Business Insider, Laura Vanderkem, penulis buku tentang produktivitas dan keseimbangan hidup, justru mengkhawatirkan bahwa kebijakan bekerja hanya 4 hari ini bisa saja menjadi bumerang bagi karyawan sendiri.

Menurutnya, pengurangan waktu kerja bisa mengurangi kesempatan karyawan untuk membangun hubungan kerja dengan klien. Misalnya, dengan hanya bekerja 4 hari berarti ada pengurangan 1 hari yang seharusnya bisa dilakukan untuk bertemu dengan klien untuk proyek yang lebih baik di masa depan.

kerja 4 hari
(Foto: Pexels)

Manfaat Kerja 4 Hari Buat Kesehatan

Kadang, bekerja selama 5 hari dalam seminggu membuat pekerjaan menjadi tertekan dan kelelahan baik secara mental maupun fisik. Kebijakan 4 hari kerja yang mulai diterapkan beberapa perusahaan besar di dunia, salah satunya juga menyasar untuk kesehatan karyawan yang diharapkan akan bertambah baik.

Nah, apa saja manfaat dari bekerja selama 4 hari ini buat kesehatan fisik maupun mental?

Meningkatkan kebahagiaan

Banyaknya waktu yang terkuras untuk pekerjaan di kantor sering menjadi pemicu karyawan menjadi stress. Dengan mengurangi jumlah hari bekerja, karyawan diharapkan bisa memiliki waktu lebih banyak untuk berkumpul bersama keluarga atau melakukan hal-hal yang berkaitan dengan hobinya. Tentu saja hal ini bisa memicu timbulnya rasa bahagia dan bahkan bisa lebih segar saat kembali bekerja.

Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat bahkan merilis keterangan yang menyebutkan bahwa mereka yang bisa menyeimbangkan kehidupan kantor dan kehidupan pribadi akan lebih bersikap ramah pada keluarga dan lebih bahagia.

Mengurangi stress

Bekerja terutama di kota besar biasanya identik dengan kemacetan yang melelahkan dan beban kerja yang berat. Dengan berkurangnya waktu bekerja, tekanan-tekanan ini juga bisa dikurangi, sehingga beban mental dan stamina tetap terjaga.

Waktu untuk hidup sehat

Begitu sibuknya, kadang kita lupa untuk mengkonsumsi makanan sehat atau sekadar melakukan aktivitas-aktivitas kesehatan secara rutin, seperti olahraga, meditasi atau yoga. Biasanya, hal-hal tersebut juga hanya kita lakukan di akhir pekan saja. Melalui pola kerja hanya 4 hari dalam seminggu, kita bisa punya waktu lebih banyak untuk melakukan aktivitas tersebut untuk hidup lebih sehat.

Sekilas memang terlihat sederhana dan menyenangkan bagi karyawan. Namun kebijakan waktu kerja seperti ini juga tak selalu berjalan mulus. Ada hal yang Sahabat Goodlife perlu ketahui, bahwa kebijakan untuk menerapkan 4 hari bekerja dalam sepekan di beberapa negara ini sudah melalui kajian yang cukup panjang, baik di tingkat perusahaan maupun pemerintah. Jadi tidak bisa langsung diterapkan begitu saja.