Berendam di air kolam renang mungkin terasa menyegarkan, tetapi di balik kejernihannya tersembunyi berbagai risiko kesehatan yang sering tidak disadari.
Di balik sensasi segar saat menceburkan diri ke kolam renang, ada fakta yang sering luput dari perhatian: air kolam tidak selalu sebersih yang terlihat. Meski tampak jernih, banyak risiko tersembunyi yang bisa berdampak pada kesehatan kulit, mata, hingga sistem pernapasan. Mengetahui potensi bahaya ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar setiap sesi renang tetap aman dan menyenangkan.
1. Klorin Tinggi Bisa Memicu Masalah Kulit dan Rambut
Klorin memang penting untuk menjaga air tetap bebas bakteri, tapi paparan berlebih dapat menyebabkan kulit menjadi kering, iritasi, hingga eksim kambuh. Rambut pun bisa menjadi lebih rapuh dan kehilangan kelembapan alami. Aktivitas renang yang intens tanpa proteksi, seperti menggunakan hair oil, conditioner sebelum berenang, atau mandi segera setelahnya, sering menjadi penyebab rambut “ngembang” dan kulit terasa seperti tertarik.
Tip sederhana: Gunakan body lotion atau pelembap setelah renang, dan bilas tubuh sebelum serta sesudah masuk ke kolam.
2. Risiko Iritasi Mata dari Chloramines
Banyak yang mengira mata merah setelah berenang disebabkan oleh klorin tinggi. Faktanya, penyebab utamanya adalah chloramines, zat yang terbentuk dari campuran klorin dengan kotoran organik seperti keringat dan urine yang ada di air kolam. Zat ini dapat memicu mata perih, penglihatan buram sementara, hingga iritasi serius jika terpapar terlalu lama.
Tanda kolam tidak sehat: bau klorin yang terlalu menyengat. Bukan tanda “bersih”, justru tanda air banyak tercemar.
3. Mikroorganisme Membandel yang Bisa Menginfeksi
Tidak semua bakteri dan parasit langsung mati oleh klorin. Beberapa organisme seperti Cryptosporidium dapat bertahan berjam-jam bahkan berhari-hari di air kolam. Dampaknya bisa berupa diare, infeksi lambung, atau infeksi telinga setelah berenang. Risiko meningkat jika air tidak dikelola dengan baik atau kolam ramai pengunjung. Hindari menelan air kolam, sekecil apa pun. Risiko infeksinya nyata.

4. Gangguan Pernapasan dari Uap di Area Kolam
Area indoor pool biasanya memiliki ventilasi yang lebih tertutup. Uap klorin dan chloramines bisa terhirup dan menyebabkan batuk, napas pendek, hingga memperburuk asma. Menariknya, gejala ini sering disalahartikan sebagai “masuk angin” atau alergi biasa, padahal sebenarnya akibat kualitas udara di sekitar kolam.
5. Risiko Infeksi Jamur dari Lantai dan Area Basah
Bahaya kolam renang bukan hanya dari airnya. Area pancuran, pinggir kolam, sampai ruang bilas sering menjadi tempat berkembang biak jamur. Infeksi seperti tinea pedis (kutu air) mudah menular saat berjalan tanpa alas kaki.
Cara Tetap Aman dan Nyaman Saat Berenang
Untuk menjadikan renang sebagai aktivitas sehat yang benar-benar menyehatkan, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan tanpa ribet:
- Bilas tubuh sebelum dan sesudah renang.
- Gunakan kacamata renang untuk menghindari iritasi mata.
- Gunakan lotion atau hair oil sebagai pelindung.
- Hindari berenang saat mengalami luka terbuka.
- Pilih kolam renang yang pengelolaannya jelas, bersih, dan tidak berbau menyengat.
Renang tetap menjadi olahraga yang menyenangkan dan baik untuk tubuh. Namun, mengetahui risiko tersembunyi dari air kolam membantu kita untuk lebih bijak dalam menjaga kesehatan. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kita tetap bisa menikmati setiap ayunan kaki di dalam air tanpa rasa khawatir, hanya segar, ringan, dan penuh energi.


