Mengkonsumsi telur ayam telah menjadi bagian dari menu makanan sehari-hari. Mengkonsumsi telur umumnya juga terbagi menjadi 2 jenis, yaitu telur matang dan setengah matang, di mana banyak yang beranggapan bahwa telur setengah matang lebih sehat dari telur matang. Benarkah demikian?
Telur identik dengan makanan sehat yang wajib dikonsumsi sebagai sumber protein. Bagi beberapa orang, makan telur setengah matang bahkan dianggap lebih bermanfaat untuk kesehatan karena kandungan gizinya dianggap masih utuh dan belum rusak akibat temperatur tinggi selama pemasakan.
Kandungan Gizi Telur
Makan telur sendiri sering dianjurkan dalam pola makan gizi seimbang. Tentu saja ini terkait kandungan nutrisinya yang banyak memberi manfaat kesehatan bagi tubuh.
Dalam 100 gram telur terdapat kandungan gizi seperti berikut:
- 155 kkal
- 11 gram lemak total
- 373 miligram kolesterol
- 124 miligram natrium
- 126 miligram kalium
- 1.1 gram karbohidrat
- 13 gram protein
- 520 IU vitamin A
- 50 miligram kalsium
- 1.2 miligram zat besi
- 10 miligram magnesium
Nah, dengan kandungan gizinya yang cukup lengkap, benarkah telur setengah matang akan memberikan manfaat lebih optimal dibanding telur matang?
Telur Setengah Matang, Benarkah Lebih Sehat?
Telur setengah matang memang diketahui punya kandungan zat lutein dan zeaxanthin yang mampu melawan radikal bebas penyebab berbagai penyakit mata yang berkaitan dengan degenerasi sel karena pengaruh penuaan. Selain itu telur setengah matang juga diketahui memiliki kandungan kolin yang punya manfaat meningkatkan kinerja otak dan menyehatkan jantung.
Semua kandungan bermanfaat ini berada di bagian kuning telurnya dan bila memasak telur terlalu lama dengan suhu yang tinggi dikhawatirkan akan merusak semua kandungan tersebut. Lalu, benarkah telur setengah matang itu lebih sehat dibanding yang matang? Ternyata tidak juga.
Sebuah penelitian justru menemukan bahwa putih telur yang merupakan tempat kandungan protein berada, akan sulit diserap oleh tubuh bila telur tidak benar-benar matang. Penelitian menunjukkan bahwa tubuh manusia mampu menyerap 91% protein yang ada di bagian putih telur matang. Tapi bila telur dalam keadaan mentah, maka tubuh hanya mampu menyerap protein sebesar 51% saja.
Telur setengah matang juga diketahui punya risiko penyebaran bakteri salmonella, yaitu bakteri yang biasanya ada di bagian cangkang telur akibat kotoran unggas yang sering menempel pada bagian tersebut. Nah, bakteri salmonella ini ternyata juga bisa masuk ke bagian putih dan kuning telur saat cangkang telur belum terbentuk.
Apa saja dampak yang diakibatkan salmonella pada tubuh kita? Buat Sahabat Goodlife yang sistem imunnya sedang dalam kondisi kurang maksimal, salmonella bisa berakibat sebagai berikut:
- Demam
- Diare
- Muntah
- Kram perut
Gejala sakit ini biasanya akan langsung timbul sekitar 6 jam atau paling lama 4 hari setelah mengkonsumsi telur setengah matang yang mengandung salmonella. Bagi Sahabat Goodlife yang sedang dalam kondisi hamil, sebaiknya hindari juga konsumsi telur setengah matang karena akan berbahaya bagi kesehatan kandungannya. Begitu juga buat lansia, bayi dan anak-anak, sebaiknya hindari mengkonsumsi telur setengah matang karena risiko bakteri ini. Atau bisa juga dengan memastikan telur yang digunakan sudah melalui proses pasteurisasi sehingga dinyatakan bebas bakteri salmonella.
Nah, bila telur setengah matang ternyata punya risiko penularan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan, lalu bagaimana sebaiknya cara memasak telur yang sehat tanpa merusak kandungan gizi yang ada di dalamnya?
Masak Telur Agar Kandungan Gizinya Terjaga
Memang benar kalau tubuh manusia akan lebih mudah menyerap protein yang ada dalam telur matang dibanding telur mentah. Alasannya, proses pemanasan pada telur akan mengubah struktur protein dalam telur menjadi lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Ada berbagai macam cara memasak telur yang sering kita gunakan saat ini, seperti rebus, goreng dan poached. Cara direbus dianggap lebih tepat buat orang yang sedang mengurangi kalori dan menghindari minyak goreng. Berikut adalah langkah-langkahnya;
- Siapkan panci berukuran besar untuk memastikan bahwa telur terendam sepenuhnya saat direbus. Ini berguna agar tingkat kematangan dalam telur bisa merata.
- Panaskan air hingga mendidih dan kecilkan api saat memasukkan telur. Setelah telur terendam sepenuhnya, api bisa dibesarkan kembali hingga air mendidih. Memasukkan telur tanpa mengecilkan api bisa berakibat pecahnya cangkang telur yang langsung terkena air mendidih.
- Rebus telur sesuai dengan kebutuhan, yaitu:
- 12-13 menit untuk tingkat kematangan penuh.
- 10 menit untuk tingkat kematangan baik namun dengan tekstur lunak di bagian dalam.
- 8 menit untuk tingkat kematangan cukup namun dengan tekstur lunak di bagian kuning telur (tapi tidak cair).
- Bila sudah selesai, pindahkan telur ke dalam baskom berisi air dingin dan biarkan selama 1 menit untuk menghentikan proses pematangan.
Bagi beberapa orang, telur setengah matang memang terasa lebih lezat. Namun perlu diketahui juga risiko terinfeksi bakteri yang bisa ditimbulkannya. Jadi bila Sahabat Goodlife ingin menyantap telur, sebaiknya memilih telur yang matang agar kesehatan tetap terjaga ya.