Tidur di Lantai Bisa Kena Rematik, Fakta atau Mitos?

sakit

Pernah dengar mitos bahwa tidur di lantai bisa menyebabkan rematik? Faktanya, anggapan ini tidak sepenuhnya benar, meski kebiasaan tersebut tetap memiliki dampak tertentu pada tubuh.

Mitos tentang tidur di lantai menyebabkan rematik sudah lama beredar di masyarakat. Banyak orang percaya bahwa kebiasaan ini dapat memicu rematik atau nyeri sendi. Namun, benarkah hal ini memiliki dasar medis? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Sponsored Links

Apa Itu Rematik?

Rematik adalah istilah umum untuk penyakit yang menyerang sendi, otot, dan jaringan ikat. Salah satu jenis rematik yang sering ditemui adalah rheumatoid arthritis, kondisi autoimun di mana tubuh menyerang jaringan sehat, menyebabkan peradangan dan rasa sakit.

sakit
Rematik menyerang sendi dan otot sehingga menyebabkan ngilu dan rasa pegal (Foto: Pexels)

Penyebab utama rematik adalah faktor genetik, infeksi, atau gangguan autoimun, bukan karena kebiasaan tidur di lantai. Jadi, bukan karena faktor usia!

Walaupun tidur di lantai tidak secara langsung menyebabkan rematik, kebiasaan ini bisa memberikan dampak tertentu pada tubuh, terutama jika kamu melakukannya dalam jangka panjang. Berikut beberapa efeknya:

  1. Suhu Dingin Memengaruhi Otot dan Sendi
    Tidur di lantai tanpa alas yang memadai dapat membuat tubuh terpapar suhu dingin, terutama dari lantai keramik atau semen. Suhu dingin dapat menyebabkan otot dan sendi menjadi kaku, yang terkadang menimbulkan nyeri otot atau pegal-pegal. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai rematik, meskipun bukan.
  2. Risiko Cedera Tulang Belakang
    Jika kamu tidur di lantai dengan permukaan yang keras tanpa bantalan, tubuh tidak mendapatkan dukungan yang cukup untuk tulang belakang. Akibatnya, postur tubuh bisa terganggu, dan kamu berisiko mengalami nyeri punggung atau bahkan masalah postural lainnya.
  3. Kualitas Tidur Berkurang
    Tidur di lantai yang keras dan dingin dapat mengurangi kenyamanan, sehingga kualitas tidur menjadi tidak optimal. Tidur yang buruk dalam jangka panjang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan, termasuk meningkatkan risiko gangguan metabolisme.

Jika kamu ingin tidur di lantai karena alasan tertentu, ada beberapa cara untuk mengurangi dampak negatifnya:

  • Gunakan matras tipis atau alas tidur yang empuk untuk mengurangi tekanan pada tulang dan sendi.
  • Pastikan tubuh tetap hangat dengan menggunakan selimut tebal atau pakaian tidur yang nyaman.
  • Hindari tidur langsung di lantai keramik atau semen, terutama di ruangan yang lembap atau ber-AC.

Tidur di lantai tidak menyebabkan rematik, tetapi kebiasaan ini bisa memicu rasa tidak nyaman pada otot dan sendi jika dilakukan tanpa perlindungan yang memadai. Jika kamu sering merasakan nyeri sendi atau otot setelah tidur di lantai, kemungkinan besar itu disebabkan oleh suhu dingin atau kurangnya dukungan bagi tubuh, bukan rematik.

Jika kamu khawatir tentang gejala rematik, konsultasikan langsung dengan dokter untuk diagnosis yang akurat. Memahami kondisi tubuh dengan baik adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan. Jadi, tidur di lantai boleh-boleh saja, asal dilakukan dengan bijak dan hati-hati!

Visited 5 times, 1 visit(s) today