Mengenal Bali Belly, Gangguan Kesehatan yang Sering Menyerang Saat Berlibur

liburan wisata

Kalau mendengar kata “bali” biasanya yang terbesit adalah liburan yang menyenangkan. Namun istilah “Bali belly” justru merujuk pada kondisi kesehatan yang buruk. Apa itu sebenarnya Bali belly?

Bali adalah tujuan wisata favorit turis asing ketika berlibur ke Indonesia karena dianggap sangat menyenangkan untuk dikunjungi untuk meniikmati liburan, termasuk menikmati berbagai kuliner lokalnya yang lezat. Namun, bagi wisatawan asing yang memiliki kekebalan tubuh yang berbeda dengan orang lokal, menyantap hidangan di Bali bisa menyebabkan mereka mengalami penyakit Bali belly.

Apa Itu Bali Belly?

Bali Belly sebenarnya adalah nama lain untuk traveller’s diarrhoea. Dinamakan Bali belly karena kebanyakan wisatawan mengalami penyakit ini di Bali yang memang menjadi tempat di mana turis mancanegara berkumpul. Penyakit ini biasanya dialami di minggu pertama ketika turis baru datang ke Indonesia.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri maupun virus seperti Rotavirus, Norovirus, E. Coli, Salmonella, Campylobacter, dan lain-lain yang terdapat pada makanan maupun minuman yang disajikan.

Biasanya penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun pada orang yang lebih tua atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk, penyakit ini dapat berlangsung cukup lama hingga menyebabkan dehidrasi, sehingga pengidapnya harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Bali belly biasa menyerang wisatawan yang belum terbiasa dengan kondisi makanan di tempat liburan (Foto: Pexels)

Gejala Terkena Bali Belly

Gejala Bali belly biasanya mirip atau sama dengan gejala keracunan makanan, yaitu:

  • Perut kembung, kram, dan sakit
  • Mual atau muntah
  • Sering bolak balik ke toilet
  • Feses berair atau cair (diare)
  • Demam
  • Lemas
  • Hilang nafsu makan

Bila seseorang mengalami gejala di atas, penanganan terbaiknya adalah dengan menemui dokter setempat dan mendapatkan injeksi maupun pengobatan lainnya agar segera bisa pulih kembali dan dapat kembali menikmati liburan di Bali.

Selain ke dokter, seseorang dapat pergi ke apotik untuk mendapatkan obat diare dan juga oralit untuk mencegah dehidrasi.

Selama masa pemulihan, makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi yaitu makanan lembut berbumbu sedikit seperti bubur, sup, dan juga buah-buahan yang tidak masam. Selain itu, penting juga untuk minum banyak cairan sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi.

Cara Sederhana Menghindari Bali Belly

Untuk menghindari terkena Bali belly, hal-hal berikut harus diperhatikan:

Air yang diminum

Pastikan untuk meminum hanya dari air kemasan yang memang sudah aman dan juga menghindari meminum minuman dengan es, karena es yang digunakan belum tentu berasal dari air yang steril.

Pengolahan makanan

Pilihlah makanan yang diolah secara matang dan menghindari makanan setengah matang. Selain itu, hindari memesan makanan seperti salad yang langsung dimakan begitu saja; karena terdapat kemungkinan sayur dan buah-buahan yang digunakan dicuci dengan air kran dan bukan dengan air matang.

Alat makan

Pastikan alat makan yang dipakai bersih dan kering. Bila sebaliknya, jangan memakai alat makan tersebut. Bawalah alat makan sendiri juga bila diperlukan.

Kebersihan diri

Rajin mencuci tangan dan juga mandi teratur dapat mengurangi resiko terkena Bali belly dan mengurangi penyebaran bakteri serta virus ke orang lain.

Jika sedang berlibur ke tempat yang baru, jangan lupa juga untuk selalu membawa obat-obatan pribadi supaya dapat menjadi pertolongan pertama bila tiba-tiba terkena penyakit, salah satunya seperti Bali belly.