Wanita Lebih Sulit Kurus Dibanding Pria! Fakta atau Mitos?

diet

Pernah merasa perjuangan menurunkan berat badan terasa lebih berat bagi wanita dibanding pria? Ternyata, ada penjelasan medis di balik fenomena ini.

Banyak wanita yang merasa perjuangan mereka untuk menurunkan berat badan jauh lebih berat dibanding pria. Setelah berdiet bersama pasangan atau teman laki-laki, hasilnya sering kali terlihat timpang: pria tampak lebih cepat menyusut, sementara wanita masih berjibaku dengan angka timbangan yang enggan turun. Tapi, benarkah secara medis wanita memang lebih sulit kurus dibanding pria?

Jawabannya: ya, secara umum wanita memang lebih sulit menurunkan berat badan dibanding pria. Berikut penjelasannya.

1. Komposisi Tubuh yang Berbeda

Secara biologis, tubuh pria dan wanita dirancang berbeda. Pria cenderung memiliki lebih banyak massa otot, sedangkan wanita lebih banyak menyimpan lemak tubuh, terutama di area pinggul, paha, dan bokong. Otot membakar lebih banyak kalori dibanding lemak, bahkan saat tubuh sedang istirahat. Artinya, pria secara alami memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi.

2. Hormon yang Berperan Besar

Hormon juga memainkan peran penting dalam proses penurunan berat badan. Pada wanita, hormon estrogen cenderung mendorong tubuh untuk menyimpan lemak sebagai cadangan energi, terutama selama masa subur dan kehamilan. Selain itu, fluktuasi hormon selama siklus menstruasi bisa memengaruhi nafsu makan, retensi air, dan kadar energi.

Sementara itu, pria memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, yang mendukung pembentukan otot dan meningkatkan pembakaran lemak. Perbedaan inilah yang membuat pria biasanya lebih cepat merespons program penurunan berat badan.

3. Perbedaan Perilaku dan Pola Makan

Secara umum, pria dan wanita juga memiliki kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang berbeda. Studi menunjukkan bahwa pria cenderung lebih aktif secara fisik dan memilih aktivitas olahraga yang lebih intens, sementara wanita cenderung memilih olahraga yang bersifat moderat. Selain itu, tekanan sosial dan emosional terhadap bentuk tubuh juga bisa membuat wanita lebih rentan terhadap pola makan emosional (emotional eating).

4. Faktor Kehamilan dan Menopause

Kehamilan adalah fase kehidupan yang unik bagi wanita. Saat hamil, tubuh secara alami menyimpan lemak untuk mendukung pertumbuhan janin dan persiapan menyusui. Setelah melahirkan, menurunkan berat badan bisa jadi tantangan tersendiri karena perubahan hormon dan keterbatasan waktu untuk berolahraga.

Kehamilan menyebabkan hormon pada wanita membuat sulit untuk menurunkan berat badan (Foto: pexels)

Menopause juga membawa perubahan metabolisme yang signifikan. Saat kadar estrogen menurun, banyak wanita mengalami penurunan massa otot dan peningkatan lemak tubuh, khususnya di area perut.

5. Stres dan Kualitas Tidur

Wanita cenderung mengalami stres kronis lebih tinggi dibanding pria, dan hal ini dapat memengaruhi hormon kortisol dalam tubuh. Kortisol yang tinggi bisa meningkatkan nafsu makan dan membuat tubuh lebih cenderung menyimpan lemak, terutama di perut. Selain itu, gangguan tidur yang lebih sering dialami wanita juga bisa memperlambat metabolisme dan mengganggu hormon pengatur rasa lapar.

Meskipun wanita secara biologis menghadapi lebih banyak tantangan dalam menurunkan berat badan dibanding pria, bukan berarti hal itu mustahil. Pemahaman tentang cara kerja tubuh bisa membantumu memilih strategi yang tepat, seperti kombinasi pola makan seimbang, olahraga rutin yang mencakup latihan kekuatan, manajemen stres, dan tidur yang cukup.

Jadi, kalau kamu merasa lebih lambat dalam menurunkan berat badan dibanding pasangan atau teman laki-laki, jangan putus asa. Tubuhmu punya ritme sendiri, dan dengan pendekatan yang konsisten serta sabar, kamu tetap bisa mencapai berat badan ideal yang sehat.