Anak Suka Tantrum, Tanda Jiwa Kurang Stabil?

anak

Salah satu tantangan yang paling memberatkan orang tua dalam menghadapi anak yang sedang marah adalah tantrum. Bila tak sabar menghadapinya, kondisi tantrum akan semakin parah.

Mungkin kamu pernah mendengar anggapan bahwa anak yang sering mengalami tantrum berarti jiwanya tidak stabil. Apakah hal ini benar? Untuk memahami lebih jauh, kita perlu mengetahui apa itu tantrum dan apakah itu memang berkaitan dengan kondisi psikologis anak.

Sponsored Links

Apa Itu Tantrum?

Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya terjadi pada anak-anak, terutama usia 1 hingga 4 tahun. Pada saat tantrum, anak bisa menangis dengan keras, menjerit, melempar benda, berguling-guling di lantai, atau menendang-nendang. Tantrum umumnya terjadi ketika anak merasa frustrasi karena tidak bisa mengungkapkan perasaan atau keinginannya dengan jelas. Ini adalah cara alami bagi anak untuk mengekspresikan ketidaknyamanannya ketika mereka belum mampu mengelola emosi dengan baik.

Dalam proses perkembangan, tantrum sebenarnya merupakan bagian dari tahapan yang normal. Seiring bertambahnya usia, anak akan belajar untuk lebih terampil dalam mengelola emosinya dan mengungkapkan keinginannya dengan cara yang lebih tepat.

Tantrum pada umumnya adalah normal karena anak belum mampu mengendalikan emosinya (Foto: Pexels)

Penyebab Tantrum

Tantrum dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti rasa lapar, lelah, atau keinginan yang tidak terpenuhi. Salah satu alasan utama adalah keterbatasan kemampuan bahasa pada anak-anak di usia dini. Mereka seringkali kesulitan untuk mengekspresikan apa yang mereka inginkan atau rasakan, sehingga frustrasi yang muncul pun diungkapkan dalam bentuk ledakan emosi.

Selain itu, tantrum juga bisa dipicu oleh perubahan situasi atau lingkungan yang mendadak, seperti saat anak tidak mendapatkan apa yang diinginkannya atau ketika rutinitasnya terganggu. Faktor kepribadian juga memengaruhi: beberapa anak memang lebih emosional atau sensitif daripada yang lain.

Apakah Tantrum Menandakan Jiwa Tidak Stabil?

Tantrum pada anak-anak bukanlah tanda bahwa jiwanya tidak stabil. Sebaliknya, tantrum merupakan bagian dari proses perkembangan emosional mereka. Pada usia dini, otak anak masih berkembang dan kemampuan mereka untuk mengelola emosi belum sempurna. Hal ini sangat wajar terjadi, dan tidak menandakan masalah mental atau psikologis yang serius.

Namun, jika tantrum terus berlanjut dengan intensitas yang ekstrem hingga usia lebih tua (misalnya setelah anak berusia 5 tahun), dan diikuti oleh perilaku lain seperti agresi yang berlebihan, perasaan cemas yang ekstrem, atau ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, mungkin ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah yang lebih serius. Pada titik ini, penting untuk berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog anak, untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.

Cara Mengatasi Tantrum

Mengatasi tantrum membutuhkan kesabaran dan pemahaman dari orang tua. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  1. Tetap tenang
    Saat anak mengalami tantrum, penting bagi orang tua untuk tetap tenang. Jika orang tua ikut marah atau frustrasi, hal ini bisa memperburuk situasi.
  2. Berikan waktu untuk menenangkan diri
    Biarkan anak meluapkan emosinya terlebih dahulu sebelum kamu mencoba untuk berbicara atau menawarkan solusi. Setelah anak mulai tenang, kamu bisa berbicara dengannya dengan lembut untuk memahami apa yang mereka inginkan.
  3. Kenali pemicu tantrum
    Mengenali apa yang menyebabkan tantrum pada anak bisa membantu mencegahnya. Jika anak sering tantrum saat lapar atau lelah, pastikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebelum tantrum terjadi.
  4. Ajarkan cara mengungkapkan emosi
    Bantu anak belajar mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata. Misalnya, ajarkan mereka untuk mengatakan “aku marah” atau “aku sedih” alih-alih melempar benda atau menangis histeris.

Tantrum pada anak-anak adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari proses perkembangan mereka. Ini tidak menandakan bahwa jiwanya tidak stabil. Namun, jika tantrum terus terjadi dengan intensitas yang tidak wajar hingga usia yang lebih tua, penting untuk mencari bantuan profesional. Orang tua juga perlu memiliki strategi yang tepat untuk mengelola tantrum dan membantu anak mengembangkan kemampuan emosional mereka secara sehat.

Visited 3 times, 3 visit(s) today