Hati-hati! Ini Dampaknya Jika Anak Dipaksa Jadi Vegetarian

Pola diet vegetarian banyak dilakukan oleh pecinta gaya hidup sehat. Namun bagaimana jika hal itu diterapkan pada anak-anak? Apakah ada dampak negatif dari anak yang menjadi vegetarian?

Seperti kita ketahui, anak-anak terutama usia 0-5 tahun sedang dalam masa keemasan pertumbuhannya.

Anak-anak membutuhkan kombinasi makanan yang sehat, bergizi dan seimbang untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal serta akan berpengaruh pada kesehatan mereka sekarang maupun di masa depan.

Beberapa nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, antara lain:

  • Kalsium menguatkan tulang. Ditemukan dalam susu, yoghurt, dan biji-bijian.
  • Protein membangun otot. Ditemukan dalam telur, ikan, unggas, daging tanpa lemak, dan keju.
  • Karbohidrat menyediakan energi. Ditemukan dalam roti gandum, kentang dan apel.
  • Besi mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Ditemukan dalam kacang-kacangan, daging domba, bayam dan quinoa.
  • Lemak esensial membantu tubuh menyerap vitamin lain. Ditemukan dalam ikan, alpukat, dan kacang-kacangan.
Vegetarian mengutamakan bahan-bahan nabati (Foto: Pixabay)

Orang Tua Jangan Egois

Pola vegetarian adalah pola makan yang mengharuskan kamu mengutamakan konsumsi makanan dari sayur, buah, dan protein nabati. Pola makan vegetarian meminimalkan atau tidak konsumsi semua produk hewani termasuk semua daging, ikan, bahkan kadang juga produk susu dan turunannya, serta telur.

Bagi orang dewasa pecinta gaya hidup sehat, pola makan vegetarian membantu mereka mengontrol berat badan, menjaga kadar kolesterol, dan menurunkan risiko penyakit jantung hingga diabetes tipe 2.

Sementara, seperti dijelaskan di atas, anak-anak membutuhkan makanan padat nutrisi sehingga sebaiknya makan berbagai makanan dari semua kelompok makanan setiap hari.

Kembali ke pertanyaan, bolehkah anak-anak jadi vegetarian? Hal itu sepenuhnya hak dari orang tuanya. Namun banyak ahli mengingatkan bahwa anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan tetap membutuhkan asupan protein hewani. Oleh sebab itu orang tua jangan menjadi egois dan memaksakan pola vegetariannya pada anak-anaknya.

Dilansir dari CNN Indonesia, anak-anak yang tidak mengonsumi protein hewani berisiko mengalami defisiensi zat gizi, salah satunya protein. Protein memiliki asam amino yang berguna untuk sintesis protein tubuh dan hormon selama pertumbuhan. Asam amino dalam protein hewani juga dibutuhkan anak untuk perkembangan otak dan sistem saraf.

Anak-anak perlu banyak nutrisi untuk tumbuh kembang (Foto: Pixabay)

Dampak Anak Jika Vegetarian

Dilansir dari Healthline Ketua European Society of Pediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition (ESPGHAN) Dr. Mary Fewtrell mengungkapkan bahwa diet vegetarian bagi anak-anak apalagi bayi sangat berisiko dan membahayakan, terutama jika dilakukan tanpa suplemen yang tepat.

Pola vegetarian pada anak dapat mengakibatkan anak kekurangan nutrisi dan vitamin penting untuk pertumbuhannya. Akibatnya anak menderita kekurangan gizi dan masalah kesehatan serius lainnya.

Kekurangan nutrisi yang sering terjadi pada vegetarian antara lain kekurangan zat besi, kalsium, vitamin B12, dan yodium. Makanan vegetarian juga biasanya minim lemak, protein, dan energi secara keseluruhan.

Anak membutuhkan banyak nutrisi agar pertumbuhannya baik (Foto: Xframe)

Kekurangan zat besi pada anak sangat berbahaya dan mempunyai dampak pada hampir seluruh organ anak. Anak yang kekurangan zat besi, daya tahan tubuhnya akan menurun, berisiko mengalami gangguan pada fungsi kognitif atau kecerdasan anak.

Kekurangan kalsium akan akan mengganggu proses tumbuh kembang dan pemelihara kesehatan tulang. Sementara itu, kekurangan vitamin B12 pada anak menyebabkan gagal tumbuh, gangguan pergerakan, dan keterlambatan perkembangan.

Kekurangan yodium (nutrisi yang banyak ditemukan pada protein hewani) juga dapat menyebabkan ketidakcukupan produksi hormon tiroid dan memicu terganggunya fungsi mental serta keterlambatan perkembangan fisik.

Melihat begitu beratnya risiko anak yang menerapkan pola vegetarian, ada baiknya orang tua tidak egois dan  berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter anak dan ahli gizi.