Ini Alasannya Kenapa Kamu Harus Hindari Makanan yang Digoreng Pakai Minyak Jelantah

makanan

Suka jajan makanan pinggir jalan? Beberapa makanan seperti gorengan kerap dimasak dengan minyak jelantah atau minyak goreng bekas yang sudah digunakan berulang-ulang. Makanannya memang lezat, tapi minyak jelantah bisa jadi sumber dari berbagai penyakit.

Minyak jelantah sering digunakan oleh para penjaja makanan gorengan. Tentu saja ini untuk menekan biaya produksi karena harga minyak jelantah jauh lebih murah dibandingkan minyak goreng yang baru. 

Beberapa orang juga meyakini bahwa minyak goreng yang sudah terpakai berkali-kali bisa memberikan sensasi rasa yang berbeda karena minyaknya sudah ter-infused dengan bahan-bahan makanan sebelumnya.

Tapi, apapun alasannya, minyak jelantah adalah pemicu berbagai penyakit yang berbahaya. Beberapa risiko yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan minyak jelantah adalah:

Memicu risiko kanker

Penelitian medis membuktikan bahwa minyak jelantah adalah salah satu sumber radikal bebas. Senyawa berbahaya ini akan ikut masuk ke dalam tubuh saat kamu konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah.

Radikal bebas pada minyak jelantah bisa ikut termakan (Foto: Pexels)

Bila terlalu sering makan makanan yang digoreng dengan minyak jelantah, maka semakin besar pula risiko terjadinya radikal bebas di dalam tubuh yang kemudian berakibat munculnya gejala kanker.

Infeksi bakteri

Tahukah kamu kalau minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali itu juga menjadi sarang dari berbagai bakteri? Salah satu baktgeri yang paling umum ada di minyak jelantah adalah Clostridium botulinum penyebab botulisme atau penyakit karena keracunan makanan.

Clostridium botulinum akan memproduksi 7 jenis racun yang akan menyerang tubuh dengan gejala seperti susah menelan, sakit perut, badan lemah, mual, dan sesak napas. Umumnya bakteri ini ikut tumbuh pada sisa-sisa gorengan yang ada di minyak jelantah.

Bahayanya, meskipun minyak bekas sudah melalui penyaringan untuk menghilangkan remah-remah bekas gorengan, namun bakterinya masih tetap larut dalam minyak goreng. Tentu saja ini karena ukuran bakteri jauh lebih kecil dibanding remah-remah gorengan, jadi tidak ikut tersaring.

sakit
Infeksi bakteri sebagai dampak dari keracunan (Foto: Xframe)

Obesitas

Obesitas adalah ancaman kesehatan yang umumnya sering diabaikan karena tidak dianggap berbahaya dan hanya membuat seseorang tampak lebih gemuk saja. Padahal obesitas terjadi karena penimbunan lemak dan lemak yang tertimbun dalam tubuh adalah potensi sebagai sarang berbagai penyakit.

Minyak jelantah adalah minyak goreng bekas yang sudah digunakan berulang kali, ini berarti semakin sering digunakan berulang, semakin tinggi juga kadar kalori dan lemak trans yang ada pada minyak. Lemak trans sendiri adalah salah satu jenis lemak yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Dibandingkan lemak jenuh, sebetulnya lemak trans lebih berbahaya dampaknya. Ini karena lemak trans akan menaikkan kadar lemak jahat (LDL) dan menurunkan kadar lemak baik (HDL). Sementara lemak jenuh hanya menaikkan kadar lemak jahat saja tanpa mempengaruhi lemak baik.

makanan makan
Gorengan bisa dimasak dengan lebih sehat (Foto: Pexels)

Nah, meskipun berbahaya, kamu masih tetap bisa menikmati makanan gorengan dengan lebih sehat. Misalnya, kamu bisa memasak gorengan sendiri dengan minyak yang lebih terjamin kondisinya.

Kamu juga bisa menggunakan minyak goreng yang lebih sehat untuk menggoreng, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa. Misalnya kamu tetap menggunakan minyak sawit, pastikan kamu menggunakan minyak yang masih baru atau saring dulu bekas makanan yang digoreng sebelumnya. Pastikan juga temperatur minyak tak terlalu tinggi (maksimal 190 derajat celcius) agar minyak tidak merusak struktur bahan makanan.

Yuk, menikmati gorengan dengan lebih sehat tanpa minyak jelantah.