Kenali Sejak Dini, Ini Bahayanya Obesitas Pada Remaja

obesitas

Obesitas tak hanya menjadi masalah bagi orang dewasa saja. Saat ini obesitas juga banyak yang menjangkiti usia remaja. Sayangnya, kondisi ini kadang dianggap bukan masalah serius. Padahal obesitas di usia remaja justru semakin berisiko mendatangkan komplikasi penyakit berbahaya di usia yang lebih muda.

Yang dimaksud obesitas adalah kondisi dimana terjadi penumpukan lemak yang cukup tinggi di dalam tubuh. Menurut Alodokter, obesitas kini menjadi salah satu tantangan dalam masalah kesehatan di seluruh dunia. Pasalnya, obesitas ternyata juga dipicu oleh semakin meningkatnya perbaikan ekonomi dan tumbuhnya berbagai industri, termasuk industri makanan olahan yang banyak digemari. 

Obesitas Pada Remaja

Tak hanya orang dewasa, usia remaja ternyata juga tak lepas dari masalah obesitas. Dari data yang dilansir Halodoc, pada 2016 tercatat ada 650 juta orang mengidap obesitas di seluruh dunia, dan 340 juta diantaranya adalah usia 5 hingga 19 tahun.

Obesitas pada remaja bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti diantaranya adalah:

  • Faktor genetik

Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan, bila salah satu orang tua dari anak menderita obesitas, maka anak memiliki peluang sekitar 40% hingga 50% untuk terkena obesitas. Namun bila kedua orang tua mengalami obesitas, maka peluang anak terkena obesitas menjadi 70%.

  • Faktor sosial dan ekonomi

Kondisi ini sering menyebabkan orang jadi sangat terbatas untuk bisa mengakses makanan sehat karena harganya yang umumnya lebih mahal.

  • Gaya hidup tidak sehat

Beberapa contoh dari gaya hidup remaja saat ini adalah malas berolahraga, sering konsumsi junk food, kurang tidur, terlalu lama berinteraksi dengan gadget dan layar komputer hingga merokok dan alkohol.

Gaya hidup tidak sehat pada remaja picu obesitas (Foto: Pexels)
  • Stress 

Banyak kalangan remaja yang menjadikan makan sebagai pelarian utama saat mengalami stress. Kebiasaan buruk ini yang pada akhirnya mereka sulit melepaskan diri dari konsumsi makanan berlebihan termasuk sering ngemil.

Pengaruhi Kesehatan Mental Remaja

Salah satu masalah yang terjadi pada remaja yang mengalami obesitas adalah gangguan psikologis. Remaja yang terkena obesitas kadang menjadi tidak percaya diri karena postur tubuhnya yang menyebabkan mereka mendapat diskriminasi dan stigma buruk. Fenomena ini sering disebut sebagai fatphobia, dimana orang-orang bertubuh besar sering diperlakukan dengan tidak menyenangkan.

Bila ini dibiarkan terjadi, maka remaja yang seharusnya senang bergaul justru akan menghindari pergaulan dan akibatnya bisa memicu stress. Risiko fatphobia juga bisa mendatangkan masalah baru dimana remaja bisa jadi terobsesi pada tubuh yang langsing dan kemudian terkena anoreksia dan bulimia.

Anoreksia adalah gangguan makan yang disebabkan ketakutan berlebihan akan penambahan berat badan sehingga orang akan sangat membatasi asupan makanannya. Sedangkan bulimia adalah gangguan makan yang membuat orang memuntahkan kembali makanannya. Kedua gangguan makan tersebut sama-sama dipicu oleh faktor psikologis yang takut akan penambahan berat badan dan keinginan yang kuat untuk jadi kurus.

Dalam kondisi ini, penanganan obesitas bukan hanya pada dokter gizi saja, namun sudah harus kepada psikolog untuk konsultasi kesehatan mental.

Usia remaja rentan menderita stress (Foto: Pexels)

Cegah Remaja Terkena Obesitas

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mencegah para remaja terkena obesitas. Namun, perlu diingat juga bahwa remaja berada di usia yang sangat produktif. Artinya, dalam usia tersebut biasanya remaja tak ingin terlalu dipaksa dan harus diberikan pengertian yang baik.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:

Biasakan makanan sehat

Jangan langsung melarang makanan tertentu, karena pada dasarnya remaja tidak suka dilarang untuk melakukan hal yang mereka sukai. Kamu bisa mengarahkannya untuk mengganti makanannya dengan makanan yang lebih sehat, seperti sayuran dan buah-buahan.

Memang tidak semua orang suka makan sayuran atau buah. Cara mengakalinya adalah dengan mengolah makanan tersebut menjadi sesuatu yang menarik, seperti buah-buahan yang dijadikan jus (tanpa gula) atau salad buah. Begitu juga dengan sayuran, kamu bisa mengolahnya jadi salad atau infused water yang segar.

Aktivitas fisik

Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga memang kadang berat dilakukan karena rasa malas atau tidak punya waktu. Itu sebabnya kamu harus bisa mengakalinya dengan membuat agar olahraga menjadi aktivitas bersama yang menyenangkan.

Kamu bisa melakukan jogging bersama keluarga atau teman, atau mengunjungi tempat-tempat menarik untuk olahraga seperti stadion, tempat wisata alam atau taman kota. Tempat-tempat ini menyediakan ruang terbuka yang luas sehingga kamu bisa melakukan banyak aktivitas fisik yang menyenangkan di sini.

Memperkenalkan role model

Namanya remaja, biasanya sering bergaul secara virtual di media sosial dan mengidolakan seseorang. Kamu bisa memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan sosok-sosok yang dulunya terkena obesitas dan kemudian berhasil mengubah hidupnya menjadi lebih sehat.

Kamu juga bisa mengarahkan para remaja untuk mem-follow akun-akun yang memberikan motivasi dalam hidup agar lebih semangat untuk menjalankan pola hidup yang sehat.

Usia remaja adalah waktu yang rentan terkena obesitas karena banyak yang merasa masih bebas untuk konsumsi makanan dan melakukan apa saja. Itu sebabnya remaja perlu mendapat perhatian yang baik agar tidak terjebak dalam pola hidup yang membuat mereka terkena obesitas.