Intermittent Fasting, Bantu Kurangi Kalori dan Turunkan Berat Badan

diet

Sahabat Goodlife, tahu kah kamu salah satu faktor yang seringkali bikin program diet kita gagal adalah harus menghindari makanan yang sebenarnya sangat kita suka. Kita jadi mudah tergoda bahkan jadi tersiksa dan akhirnya menyerah untuk melanjutkan diet. Jika sudah begitu, Sahabat Goodlife mungkin bisa mencoba diet puasa atau intermittent fasting

Jika diet lain kamu diharuskan menghindari makanan tertentu, pada diet puasa kamu bisa makan apapun namun ada waktu atau hari dimana kamu tidak boleh makan sama sekali alias berpuasa. Dan yang lebih enaknya lagi, kamu bisa atur sendiri jam untuk memulai puasa.

Ada beberapa pola diet puasa yang sering dilakukan, namun 3 pola yang paling populer adalah berikutnya.

16/8

Angka ini artinya kamu berpuasa selama 16 jam dan 8 jam untuk bebas makan seperti biasa. Jika kamu mulai makan di jam 12 siang maka harus berhenti makan terakhir di jam 8 malam. Setelah itu dilanjutkan berpuasa selama 16 jam ke depan.

Eat-Stop-Eat

Pola ini mengharuskan kamu puasa 24 jam selama 1 – 2 hari setiap minggu. Misalnya kamu mulai puasa setelah makan malam maka kamu bisa makan lagi saat makan malam di keesokan harinya. 

Diet 5:2

Dalam satu minggu, kamu membatasi asupan makan hanya 500 – 600 kalori selama dua hari. Dan kamu bisa makan secara normal pada 5 hari lainnya.

Oiya, selama menjalani intermittent fasting, kamu bisa tetap minum air putih kok jadi jangan khawatir dehidrasi.

Kurangi Berat Badan 3 – 8% Selama 3 – 24 Minggu 

Menurut sebuah studi di tahun 2014 yang dipublikasikan di www.sciencedirect.com, diet puasa dapat menyebabkan penurunan berat badan sebesar 3 – 8% jika dilakukan selama 3 – 24 minggu.

Dari hasil studi tadi, orang kehilangan sekitar 0,25 kg per minggu dengan intermittent fasting dan kehilangan 4 – 7% lingkar pinggangnya, yang menunjukkan bahwa mereka kehilangan lemak di perut.

Hal ini dikarenakan selama periode berpuasa, insulin di dalam tubuh akan menurun. Insulin, hormon yang mengatur gula darah, diproduksi oleh pankreas dan dilepaskan dalam aliran darah sebagai respon terhadap makanan yang masuk ke tubuh. 

Begitu insulin dilepaskan dalam aliran darah, hal itu menyebabkan tubuh menyimpan kalori atau energi sebagai lemak. Artinya semakin banyak insulin yang dilepaskan, semakin banyak lemak yang tersimpan. 

Selama diet puasa, tubuh akan diberi waktu untuk menurunkan kadar insulin, yang membalikkan proses penyimpanan lemak. Saat kadar insulin rendah, tubuh akan lebih mudah kehilangan lemak.

Penelitian tadi juga menjelaskan bahwa di awal puasa, saat kita merasakan lapar, hal itu memicu tubuh menggunakan lemak yang ada, yang tersimpan dalam tubuh sebagai asam lemak bebas yang dapat dibakar untuk energi. 

Hal inilah yang membuat diet puasa ini ampuh menurunkan berat badan. Apalagi berpuasa secara otomatis juga menyebabkan pengurangan asupan kalori.

Meski begitu, tujuan menurunkan berat badan dengan diet puasa akan sulit tercapai jika selama periode makan, kamu makan berlebihan atau makan dalam jumlah besar.

Dan, meski diet ini terlihat aman dan mudah dijalani, Sahabat Goodlife tetap harus konsultasikan pada dokter terlebih dahulu ya, karena ada beberapa kondisi medis tertentu yang sebaiknya tidak melakukan diet puasa ini.