Polusi Visual Revina VT, Ini Cara Menyikapi Perlakuan Body Shaming

Riskiyana Adi Putra, M.Psi., Psikolog

Hebohnya cuitan Revina VT seorang selebgram tentang polusi visual di tempat gym tentang gambaran fisik seseorang yang membuat dirinya tidak nyaman menjadi obrolan seru bagi para Netizen Indonesia. Banyak orang memberikan penilaian masing-masing terkait hal tersebut baik dari kalangan para ahli, atau pun orang biasa.

Sekilas tentang body shaming itu sendiri adalah sikap atau perilaku yang negatif terhadap kondisi fisik seseorang, bisa jadi berat badan, ukuran tubuh, penampilan seseorang, dll yang berhubungan dengan fisik. Bentuk-bentuk body shaming yang umum kita lihat biasanya fat shaming, skinny/thin shaming, dan warna kulit.

Body shaming juga merujuk pada istilah body image atau citra tubuh yang berarti ide seseorang mengenai penampilannya di hadapan orang lain. Yang mana kegagalan dalam memenuhi body image akan menimbulkan evaluasi negatif terhadap tubuh kita yang biasa disebut dengan body dis-satisfaction. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri masing-masing orang. Walau bisa terjadi pada perempuan dan laki-laki, biasanya hal ini lebih banyak menimbulkan masalah pada perempuan. Hal ini pun termasuk salah satu bentuk dari mental abuse.

Kenapa body shaming menjadi hal yang salah? Salah satunya karena hal ini termasuk dalam kategori verbal bullying yang apabila terjadi pada periode yang berkepanjangan akan memberi dampak pada mental dan mungkin fisik seseorang. Secara klinis gangguan yang bisa ditimbulkan karena hal ini diantaranya seperti depresi ataupun gangguan makan (eating disorder).

Melihat fenomena cuitan body shaming sebagai bentuk dari cyber-bullying pada kasus ini, betapa mengerikannya melihat penilaian bahkan sampai dengan penghakiman dari netizen terhadap Revina VT. Kalau diperhatikan dengan seksama, cuitannya hanya seperti uneg-uneg/pendapat saja terkait pengalaman yang dirasakan. Bahkan dalam cuitannya pun tidak disebutkan nama dari orang yang mendapat perlakuan body shaming tersebut. Lalu siapa korbannya? Apa dampak terhadap korban? Mungkin hal tersebut termasuk dalam kategori body shaming tapi tidak dengan verbal bullying. Sebenarnya siapa yang sedang melakukan cyber-bullying? Netizen atau Revina VT?

Cara Menyikapi Body Shaming

Ada dua kemungkinan pengalaman dari orang yang mendapat perlakuan body shaming, yang pertama, menimbulkan rasa tertekan, dan terbebani. Kedua, melakukan perubahan untuk menghindari body shaming.

Menganalogikan body shaming dengan kasus air hujan membasahi kamar kalian karena atap kamar kalian pecah, apa yang akan kalian lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

  1. Memperbaiki atap kamar yang bocor
  2. Menghentikan hujan
  3. Diam saja tidak berbuat apa-apa

Kalau saya akan memilih jawaban 1, karena memperbaiki atap yang rusak tidak sesulit menghentikan hujan, dan tidak berbuat apa-apa tidak menyelesaikan masalah dan malah akan menimbulkan masalah baru.

Dalam permasalahan  body shaming, tentu akan lebih mudah merubah diri kita sendiri ketimbang merubah orang lain. Karena hampir semua orang di dunia pasti pernah mengalami hal tersebut, baik secara serius ataupun dalam bentuk candaan. Berusaha menghentikan orang lain menilai tubuh kita sama seperti berusaha untuk menghentikan hujan.

Secara bertahap, berusahalah membangun konsep diri yang positif khususnya terkait body image. Kalau tidak bisa merubah kondisi fisikmu, ubahlah cara pandang terhadap penilaian tubuhmu, tubuh ideal versi kamu, atau kecantikan/tampan mu sendiri yang mana tentu saja hal itu akan secara drastis meningkatkan tingkat kepercayaan diri.

Meski kondisi fisik seseorang memiliki dampak pada hal tertentu, namun hal tersebut tidaklah besar pengaruhnya. Bisa kita lihat betapa banyaknya orang-orang yang sukses berkarir di dunia entertaintment atau pun bidang lainnya. Walau pun tidak memenuhi kriteria cantik atau tampan pada umumnya baik secara ukuran tubuh, bentuk tubuh, ataupun warna kulit. Bukankah itu merupakan bukti yang nyata.


Terkait body shaming, saya pernah beberapa kali diundang sebagai narasumber, salah satunya oleh klinik psikologi yang berada di Kalimantan Barat yang bisa dilihat di link di bawah.