Kikil yang kenyal dan gurih sering bikin makan makin lahap, tapi di balik rasanya yang menggoda, ada manfaat sekaligus risiko kesehatan yang perlu kamu tahu sebelum nambah porsi lagi.
Kikil, bagian kenyal dari kaki sapi, sering jadi favorit dalam sop, gulai, hingga tumisan pedas. Buat sebagian orang, kikil adalah comfort food yang bikin makan jadi makin lahap. Tapi di balik teksturnya yang unik dan rasanya yang gurih, sebenarnya apa sih manfaat kikil untuk kesehatan? Dan apakah ada risiko kalau kamu terlalu sering mengonsumsinya?
Kandungan Gizi dalam Kikil
Kikil bukan sekadar “kulit sapi biasa”. Ada beberapa nutrisi penting yang terkandung di dalamnya, antara lain:
- Protein kolagen: baik untuk kesehatan kulit, sendi, dan rambut.
- Mineral (kalsium, fosfor, magnesium): mendukung kesehatan tulang.
- Rendah lemak: dibandingkan bagian daging sapi lain, kikil relatif lebih rendah lemak.
Namun, kandungan protein pada kikil lebih didominasi kolagen, bukan protein esensial lengkap seperti daging sapi atau ayam. Jadi, jangan berharap kikil bisa menggantikan sumber protein utama.

Manfaat Konsumsi Kikil
Kalau kamu makan kikil dalam porsi yang tepat, ada beberapa manfaat yang bisa didapat:
- Menjaga elastisitas kulit
Kolagen dalam kikil bisa membantu menjaga kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini. - Mendukung kesehatan sendi
Kandungan gelatin dan kolagen dapat membantu pelumasan sendi serta mengurangi risiko nyeri sendi. - Makanan rendah lemak
Cocok buat kamu yang ingin menikmati makanan gurih tanpa harus khawatir kelebihan lemak.
Dampak Buruk Konsumsi Kikil Berlebihan
Meski punya manfaat, kikil juga bisa jadi masalah kalau dimakan terlalu banyak:
- Tinggi kolesterol jahat (LDL): bisa meningkatkan risiko penyakit jantung kalau sering dikonsumsi dalam porsi besar.
- Kurang bernutrisi lengkap: protein kolagen tidak mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
- Sumber purin: bagi yang punya masalah asam urat, terlalu sering makan kikil bisa memicu kambuh.
Tips Konsumsi Kikil yang Sehat
Biar tetap bisa menikmati kikil tanpa rasa was-was, kamu bisa coba tips berikut:
- Pilih porsi kecil (sekitar 2–3 potong) sebagai pelengkap, bukan menu utama.
- Masak dengan cara direbus atau ditumis ringan, bukan digoreng berulang.
- Padukan dengan sayuran hijau, sumber protein lain (seperti tempe, ayam, atau ikan), dan karbohidrat kompleks.
- Batasi frekuensi konsumsi, cukup 1–2 kali seminggu.
Kikil bisa jadi makanan lezat sekaligus bermanfaat, terutama untuk kulit dan sendi, berkat kandungan kolagennya. Tapi kalau berlebihan, risiko kolesterol, asam urat, dan kurangnya asupan protein lengkap bisa muncul. Jadi, kuncinya ada di porsi dan keseimbangan. Kamu tetap bisa menikmati kikil dengan tenang, asal tidak menjadikannya sebagai menu utama setiap hari.