Languishing, Rasa Hampa Tak Menentu yang Kini Mulai Marak Akibat Pandemi

kesehatan mental stress

Pandemi Covid-19 memang sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun begitu, kondisi akibat peraturan selama pandemi membuat sebagian orang masih merasakan ketidakpastian sampai sekarang. Kondisi ini menciptakan rasa hampa dan tidak termotivasi lagi untuk beraktivitas secara optimal. Secara teknis, ini disebut languishing.

Languishing bukanlah istilah medis, tapi lebih kepada istilah psikologis. Languishing sendiri sebetulnya sudah dikenal pada awal 2000-an, dimana saat itu seorang sosiolog bernama Corey Keyes memperkenalkan istilah languishing pada orang yang secara mental merasakan hampa pada dirinya, tidak bersemangat pada apapun dan kehilangan sensitivitas pada hal-hal positif dalam hidupnya.

Secara sederhana, languishing adalah kondisi dimana terjadi rangkaian emosi yang muncul dan membuat seseorang merasa jenuh, hampa, dan tidak tertarik dengan hal-hal yang terjadi di sekitarnya. 

Languishing mulai marak lagi di masa pandemi (Foto: Xframe)

Languishing berasal dari bahasa Latin yaitu languere yang artinya merasa tidak baik. Menurut situs DokterSehat, languishing adalah mutlak masalah emosional dan orang yang mengalami languishing meskipun merasakan hampa tapi umumnya tidak terlalu merasakan tertekan. Sekilas, orang yang mengalami languishing terlihat seperti orang malas dan tidak memiliki gairah hidup.

Languishing dan Pandemi Covid-19

Penyebab languishing bisa banyak hal, seperti masalah pribadi, kondisi sosial atau tekanan lain yang berkaitan dengan pekerjaan. Namun di masa sekarang ini languishing juga erat kaitannya dengan pandemi. Kondisi pandemi sempat mengharuskan orang untuk bekerja dari rumah dan aktivitas menjadi terbatas. Ini membuat banyak orang kemudian mulai merasakan ketidakpastian masa depan, terutama dalam masalah karir dan finansial.

Karena dampak pandemi ini menimpa hampir semua bidang industri, maka languishing menjadi sesuatu yang rentan terjadi. Motivasi bekerja menjadi hilang karena banyak industri terkena imbas dan sulit untuk bertahan.

Languishing rentan terjadi di saat pandemi (Foto:Xframe)

Belum lagi kondisi bekerja di rumah yang membuat suasana berubah secara cepat. Yang tadinya bebas bekerja di kantor dan bertemu kolega kapan saja, kini harus melalui cara online dan sering terganggu dengan aktivitas di rumah. Pastinya ini butuh penyesuaian dan tidak semua orang bisa cepat menyesuaikan diri dengan kondisi ini.

Secara spesifik, languishing memiliki ciri yang berbeda-beda pada tiap orang. Namun secara umum, berikut adalah ciri kalau kamu mulai mengalami languishing:

  • Tidak menyukai hal-hal yang sebelumnya ia sukai.
  • Kehilangan semangat beraktivitas.
  • Merasa gelisah dan tidak nyaman, namun tidak sampai cemas berlebihan.
  • Mengalami kesulitan menyelesaikan pekerjaan meskipun itu pekerjaan rutin yang sederhana.
  • Tidak bisa fokus dalam beraktivitas.
  • Memandang segala sesuatu dari sisi negatif dan merasa apatis.
  • Tidak lagi antusias dengan tujuan hidup, cita-cita dan hal-hal yang sudah direncanakan.

Cara Mengatasi Languishing

Lalu, apakah languishing mempunyai efek yang berbahaya? Secara langsung, languishing tidak berbahaya baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Namun bila didiamkan dan tidak dicari solusinya, kondisi ini akan berdampak pada beberapa hal dalam kehidupan kamu.

Languishing bisa membuat kamu terlihat buruk dalam performa kerja karena dianggap malas dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan pada waktunya. Rekan kerja juga akan merasa terganggu bila kamu tidak lagi punya antusias dalam bekerja. Apalagi kalau pekerjaan kamu berkaitan dengan orang lain dan sifatnya pekerjaan secara tim. Ini tentunya akan mengganggu mekanisme teamwork yang sudah terbentuk.

Dalam hubungan dengan keluarga juga bisa terjadi masalah bila languishing ini kamu biarkan berlarut-larut. Kondisi ini bisa membuat kamu terlihat tidak bisa merawat diri, seperti tidak peduli lagi dengan kamar yang berantakan, penampilan yang tidak rapi dan lain-lain. Mungkin juga akan mengubah sikap kamu yang tadinya ceria menjadi pemurung dan suka mengunci diri di dalam kamar.

Untuk itu, kamu perlu pastikan bahwa kondisi ini tidak terjadi berlama-lama. Beberapa langkah berikut ini bisa kamu lakukan untuk mengatasi languishing:

Ubah suasana kerja

Buat kamu yang sampai sekarang masih melakukan WFH atau bekerja dari rumah, bisa mengatur ruang kerja menjadi lebih nyaman. Misalnya, menyisihkan satu ruang sederhana untuk kamu tata khusus menjadi tempat kerja sesuai dengan kebutuhan dan selera kamu.

Cara ini bisa berguna untuk memisahkan urusan kantor dan urusan keluarga di rumah yang sering kali mengganggu pekerjaan selama WFH.

Suasana kerja di rumah bisa dibuat nyaman untuk bekerja (Foto: Pexels)

Belajar hal baru

Pandemi mengubah banyak hal, termasuk peluang-peluang baru untuk dipelajari dan bahkan mungkin dijadikan bisnis baru. Sisakan waktu untuk mengerjakan hal baru yang menarik dan bila memungkinkan kamu juga bisa memperdalamnya dengan ikut webinar atau workshop online.

Jangan mengucilkan diri dari lingkungan

Salah satu ciri dari orang yang mengalami languishing adalah mengucilkan diri dari lingkungan. Memang terkadang languishing membuat kamu malas untuk bertemu dengan siapapun. Namun kamu harus tahu juga kalau mungkin dengan berdiskusi bersama orang lain kamu akan terbantu untuk menemukan solusi.

Languishing mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang karena dianggap bisa hilang dengan sendirinya. Dalam beberapa kasus memang pada akhirnya kondisi ini bisa hilang begitu saja karena keadaan lingkungan yang berubah. Namun tidak jarang languishing yang berlarut-larut justru akan membawa kamu pada depresi dan beban mental yang lebih berat. Itu sebabnya kalau kamu mulai merasakan gejalanya, sebaiknya atasi secepatnya.