Liburan ke Bali? Yuk Mampir ke Desa Carangsari

desa carangsari bali

Bali tak pernah membosankan untuk kembali dikunjungi saat liburan. Dengan semakin dilonggarkannya peraturan pembatasan aktivitas, Bali kembali menjadi tujuan liburan yang difavoritkan. Selalu saja ada hal menarik untuk didatangi di Bali, seperti Desa Wisata Carangsari yang baru saja meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk kategori Desa Wisata  Berkembang.

Desa Wisata Carangsari berada di Kabupaten Badung dan sangat dikenal sebagai tempat lahirnya pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai. “Ini menjadi tempat untuk wisata sejarah dan budaya. Ada rumah kediaman I Gusti Ngurah Rai dan monumennya yang disebut Puri Carangsari,” terang Ida Bagus Namarupa (Gusde), pengelola Desa Wisata Carangsari saat berbincang dengan Goodlife.

Monumen I Gusti Ngurah Rai di Puri Carangsari sebagai penanda Desa Carangsari adalah tanah kelahiran beliau. (Foto: IG @visit_carangsari)

Puri Carangsari yang juga sebagai simbol tempat lahirnya I Gusti Ngurah Rai, posisi dan wujudnya sampai saat ini juga masih tetap terjaga dan menjadi sentral dari budaya serta tradisi di tempat ini. “Ini yang akan menjadi point of interest di Carangsari,” terang Gusde.

Desa Wisata Carangsari berjarak 36 kilometer dari Denpasar dan merupakan dataran tinggi dengan wilayah seluas 8.85 kilometer persegi. Pemerintah Kabupaten Badung sendiri telah menetapkan Desa Carangsari sebagai desa wisata sejak 2010 dan saat ini memiliki tagline sebagai “Carangsari the Historical Village.”

Meskipun menyandang kata “historical”, atraksi wisata yang ditawarkan Desa Wisata Carangsari sebetulnya tak sebatas sejarah saja.

Ida Bagus Namarupa atau Gusde (tengah) saat acara Anugerah Desa Wisata Terbaik Indonesia di Desa Carangsari (Foto: Dok. pribadi Gusde)

Dari Wisata Alam, Sejarah Hingga Budaya

Menurut Gusde, Desa Wisata Carangsari menawarkan banyak jenis wisata, seperti wisata budaya dan sejarah serta wisata alam. Bagi penyuka wisata budaya, desa ini juga merupakan rumah dari komunitas Tionghoa yang sudah bermukim disini sejak lama dan masih melestarikan ritual mereka berdampingan dengan warga setempat.

“Orang Tionghoa datang ke Carangsari pada tahun 1800 dengan 11 marga, mereka menetap hingga sekarang dan melahirkan akulturasi budaya yang kental,” terang Gusde. “Jadi, di sini juga ada juga kampung China yang disebut dengan Nyama Toko, klenteng dan makam. Termasuk juga tarian barongsai,” tambahnya. 

Hari-hari besar masyarakat Tionghoa juga tetap dirayakan dengan ritualnya, seperti ada pertunjukan barongsai dan makanan khas Tiongkok. 

Masyarakat Tionghoa sudah menetap di Desa Carangsari sejak 1800 dan hidup berdampingan dengan warga setempat. (Foto: Dok. pribadi Gusde)

Selain itu Desa Wisata Carangsari juga dikenal dengan Tari Topeng Tugek. Tarian ini dilakukan oleh penari laki-laki yang menggunakan topeng tokoh perempuan. Diciptakan oleh Gusti Ngurah Windia pada 1965, tarian ini sempat populer di era 1970 hingga 1980-an.

Berdasarkan potensi ini, kamu juga bisa ikut belajar menari atau main gamelan di desa ini. “Paketnya sendiri beragam, kita tawarkan ada yang 1 hari, 1 minggu, 1 bulan sampai 1 tahun,” terang Gusde.

Soal kuliner, Desa Wisata Carangsari punya makanan khas, seperti sayur bulun baon yang menurut Gusde berasal dari Carangsari.

Sementara buat kamu yang haus akan petualangan, Desa Wisata Carangsari lokasinya juga berdampingan dengan Sungai Ayung yang populer digunakan untuk wisata arung jeram. Selain itu desa ini juga mengelola akomodasi glamping yang baru saja dibuka pada Desember 2020 lalu. 

“Ini dibangun di masa pandemi, karena akomodasi hotel terkena imbas pandemi dan wisatawan mulai mencari pengalaman soft adventure. Mereka mau pengalaman berbeda tapi tetap merasakan kenyamanan, jadi kami dirikan glamping,” terang Gusde. 

Selain itu menurut Gusde, glamping juga memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk lebih nyaman menjelajahi desa. “Lokasinya mudah, bangun pagi bisa langsung jalan-jalan keliling desa,” tambahnya. Glamping juga lebih ramah lingkungan, karena menurut Gusde tidak perlu ada banyak fondasi beton yang digunakan.

Pembangunan fasilitas glamping juga bekerjasama dengan para petani lokal setempat agar mereka tidak menjual sawahnya kepada orang lain. 

True Bali Experience adalah pelopor dari wisata soft adventure yang dikembangkan di Desa Carangsari ini. Perusahaan yang menawarkan jasa wisata rafting, cycling dan elephant ride ini didirikan oleh I Gusti Ngurah Alit Yudha yang merupakan putera ketiga dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai.

Melahirkan Pengusaha Muda

Desa Wisata Carangsari tak hanya sebagai destinasi yang menerima kunjungan wisatawan begitu saja, tapi juga berkomitmen untuk mencetak para pengusaha muda yang diharapkan nantinya bisa membangun desa menjadi lebih maju.

“Kami memiliki RV University, dimana kami ingin mencetak 10.000 pengusaha milenial dari Desa Carangsari,” jelas Gusde. RV University sendiri merupakan singkatan dari Revolution Property University, sebuah komunitas pendidikan yang dibangun untuk mengumpulkan anak-anak muda dari seluruh Indonesia untuk berinvestasi dan turut mengembangkan Desa Wisata Carangsari.

Tujuan dari RV University sendiri menurut Gusde adalah ingin mencetak entrepreneur muda yang peduli desa dan industri kecil. “Kegiatannya bermacam-macam, di sini kami belajar pengembangan karakter dan lain-lain. Mirip dengan inkubator startup,” terang Gusde.

Intinya, para anggota RV University akan belajar bagaimana cara mengelola dan mengembangkan desa wisata. “Jadi kita mengembangkan desa yang asli, bukan selalu pembangunan dengan beton,” tegas Gusde.

Pura Puseh Kangin di Carangsari. Desa-desa wisata seperti Carangsari memerlukan anak-anak muda berjiwa pengusaha untuk membangun desa wisata yang maju. (Foto: IG @visit_carangsari)

Terobosan ini mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang berkunjung ke Desa Wisata Carangsari pada September 2021 lalu.

Di masa pandemi seperti saat ini, kelas-kelasnya berjalan dengan sistem daring, namun akan ada event tahunan yang direncanakan digelar secara offline. Bila kondisi terus membaik, rencananya RV University akan menggelar pertemuan dengan 500 anggotanya dan mengundang pengusaha dan motivator Merry Riana sebagai pembicara.

Nama Merry Riana sendiri pertama kali dikenal publik setelah muncul di media The Straits Time pada 26 Januari 2007 dengan judul “She’s made her first million at age just 26” berkat perjalanan hidupnya mendirikan usaha jasa keuangan yang sukses. Selain itu, Merry Riana juga dikenal lewat buku larisnya yang berjudul “Mimpi Sejuta Dolar” yang terbit pada 2014.

Desa wisata saat ini menjadi salah satu prioritas pada industri pariwisata Indonesia. Terutama di masa pandemi yang mulai mereda seperti sekarang, mengunjungi desa wisata juga bisa menjadi salah satu opsi untuk agenda liburan. Selain menawarkan wisata alam terbuka, desa wisata juga merupakan tempat yang bagus untuk lebih mengenal budaya dan masyarakat setempat untuk mendapatkan pengalaman liburan yang tak terlupakan.


Buat kamu yang ingin informasi lebih jauh tentang Desa Wisata Carangsari, bisa mengakses akun Instagram @desawisatacarangsari atau @rvuniversity untuk informasi mengenai RV University.