Mana Lebih Baik, Protein Nabati atau Hewani?

Protein adalah salah satu nutrisi yang paling dicari para pelaku hidup sehat. Sebagian orang menganggap protein nabati lebih sehat dari hewani. Namun tak sedikit yang memprioritaskan protein hewani dalam asupan makanan setiap hari.

Protein adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan, serta mendukung berbagai fungsi tubuh lainnya. Namun, ada dua jenis protein utama yang bisa kamu konsumsi: protein nabati dan protein hewani. Mana yang lebih baik?

Sponsored Links

Protein Hewani

Protein hewani berasal dari produk hewani seperti daging, ikan, telur, dan produk susu. Berikut beberapa manfaat utama dari protein hewani:

  1. Kandungan Asam Amino Lengkap. Protein hewani mengandung semua asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Asam amino esensial ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan.
  2. Kandungan Nutrisi Lainnya. Selain protein, sumber protein hewani juga kaya akan nutrisi penting lainnya seperti vitamin B12, zat besi heme, dan omega-3. Misalnya, ikan berlemak seperti salmon kaya akan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung.

Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

  • Kandungan Lemak Jenuh. Beberapa sumber protein hewani, seperti daging merah dan produk susu tinggi lemak, mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika dikonsumsi berlebihan.
  • Potensi Penyakit. Konsumsi daging merah dan daging olahan yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti kanker kolorektal.
Protein hewani dan nabati masing-masing punya kelebihan dan kekurangan (Foto: Pexels)

Protein Nabati

Protein nabati berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran. Berikut manfaat utama dari protein nabati:

  1. Kaya Serat dan Antioksidan. Sumber protein nabati sering kali juga kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko penyakit kronis.
  2. Rendah Lemak Jenuh. Protein nabati umumnya rendah lemak jenuh, yang membuatnya lebih baik untuk kesehatan jantung.

Namun, ada beberapa kekurangan dari protein nabati:

  • Kandungan Asam Amino Tidak Lengkap. Kebanyakan sumber protein nabati tidak mengandung semua asam amino esensial. Namun, kamu bisa mengatasi ini dengan mengkombinasikan berbagai sumber protein nabati, seperti mengonsumsi beras dan kacang-kacangan bersama.
  • Kebutuhan Konsumsi Lebih Banyak. Kadang-kadang, untuk mendapatkan jumlah protein yang sama dengan protein hewani, kamu perlu mengonsumsi lebih banyak makanan nabati, yang mungkin tidak selalu praktis.

Bagaimana Sebaiknya Mengonsumsi Keduanya?

Untuk mendapatkan manfaat optimal dari protein, kamu bisa mengombinasikan protein nabati dan hewani dalam diet sehari-hari. Berikut beberapa tips:

  1. Variasi dalam Pola Makan. Cobalah untuk mengonsumsi berbagai jenis protein dari kedua sumber. Misalnya, kamu bisa makan telur atau ikan untuk sarapan, kemudian makan kacang-kacangan atau tahu untuk makan siang atau malam.
  2. Perhatikan Porsi dan Frekuensi. Batasi konsumsi daging merah dan daging olahan, dan pilih sumber protein hewani yang lebih sehat seperti ikan atau ayam tanpa kulit. Untuk protein nabati, pastikan kamu mendapatkan berbagai macam sumber untuk mengisi kekurangan asam amino.
  3. Kombinasi yang Tepat. Jika kamu memilih diet nabati, pastikan kamu mengkombinasikan makanan dengan bijak. Misalnya, kombinasi beras merah dan kacang merah dapat memberikan profil asam amino yang lebih lengkap.

Tidak ada jawaban pasti mana yang lebih baik antara protein nabati dan hewani. Keduanya memiliki manfaat dan kekurangan masing-masing. Yang terpenting adalah memastikan kamu mendapatkan protein yang cukup dari berbagai sumber untuk mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Visited 23 times, 1 visit(s) today