Melihat Persiapan New Normal dari Pandangan Psikolog

Clarissa Tania S., Psi, M. Psi

Sahabat Goodlife, pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi banyak aspek di kehidupan, tak terkecuali  kondisi psikis seseorang. Tak sedikit masyarakat yang merasa cemas dan menjadi overthinking selama masa karantina atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang cukup mempengaruhi kondisi psikis mereka. Baru-baru ini psikolog dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta Clarissa Tania (Rissa), S.Psi., M. Psi., Psikolog berbagi informasi mengenai bagaimana menghadapi New Normal dari sisi psikologi melalui Live Instagram@rscarolusjakarta x ilotte_id.

Artikel ini merupakan rangkuman dari Instagram Live yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit St. Carolus sebagai salah satu kerja sama dengan Goodlife.

Pembicara : Tania (Rissa), S.Psi., M. Psi., Psikolog

Tips Menjaga Kesehatan Mental

Selama masa karantina dan PSBB Rissa kerap kali menemukan permasalahan yang dihadapi dewasa muda dalam menghadapi pandemi ini. Pertanyaan-pertanyaan mengenai kapan berakhirnya pandemi dan kapan bisa beraktivitas dengan normal kerap kali muncul. Namun, kita tidak punya jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut Rissa kita sebaiknya tidak terlalu memikirkan apa yang tidak bisa kita kontrol seperti peningkatan jumlah pasien positif. Melainkan kita fokus pada apa yang bisa kita kontrol, seperti kita mematuhi protokol-protokol kesehatan yang ada selama beraktivitas di luar.

Munculnya panik dan cemas sangat wajar disaat banyak ketidakpastian yang muncul. Dalam situasi ini, sebaiknya kita menerima perasaan tersebut dan mencari bagaimana cara yang tepat mengelola emosi yang kita rasakan. Bukan mensugesti diri untuk berpikir bahwa kita baik-baik saja. Hal ini malah dapat membuat kita semakian merasa tidak nyaman atau tertekan.

Konsumsi media yang berlebihan juga bisa menambah kecemasan dan berdampak kepada kesehatan psikis. Rissa menyarankan agar kita perlu lebih bijaksana dan membatasi konsumsi media. Caranya dengan membaca berita dari sumber yang terpercaya. Selain itu, hanya update informasi penting secukupnya terkait Covid-19, misalnya update pasien positif maupun sembuh. Kita tidak perlu mencari informasi lebih jauh lagi karena ketika kita berusaha semakin mendalami dan mencari tahu dapat memperburuk kecemasan kita atau akan memunculkan kecemasan.

Cara mengidentifikasi tingkat kecemasan yang kita rasakan apakah berlebihan atau tidak adalah jika kecemasan tersebut mulai mengganggu aktivitas/produktivitas kita seperti tidak focus saat belajar atau bekerja, tidak nyambung saat diajak bicara, dan pola tidur hingga makan terganggu itu semua tandanya kecemasan tersebut tidak normal. Ketika kecemasan mulai mengganggu kegiatan sehari-hari sebenarnya itu adalah tanda atau peringatan bahwa kita membutuhkan bantuan. Kita bisa berkonsultasi kepada tenaga kesehatan profesional untuk membicarakan permasalahan yang kita alami.

Berikut beberapa tips menjaga kesehatan mental selama pandemi ini adalah:

  1. Makan teratur kalau bisa tiga kali sehari dengan makanan yang bergizi dan seimbang.
  2. Tidur harus cukup dan tidak begadang.
  3. Berolahraga secara rutin.
  4. Kegiatan meditasi seperti yoga, relaksasi, latihan pernapasan bisa sangat membantu menyeimbangkan emosi kita.
  5. Membatasi penggunaan smartphone untuk menghindari mengakses informasi yang belum dapat kita pastikan kebenarannya.
  6. Tetap menjaga dan menjalin relasi dengan orang yang dekat dengan kita, seperti keluarga, tetangga dan teman. Kita dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk memenuhi kebutuhan kita untuk berhubungan dengan orang lain.

Hal-hal Positif Covid-19

Rissa juga sempat menjawab beberapa pertanyaan dari audiens IG Live mengenai Covid-19 dan New Normal.

Bagaimana proses adaptasi New Normal bisa pengaruhi kesehatan mental dan tips menghadapinya?

Ketika kita dihadapkan dengan perubahan pasti menimbulkan suatu hal yang tidak nyaman. Tetapi yang perlu kita sadari bersama-sama sebenarnya ketika kita hidup pun kita tidak pernah tahu kehidupan kita kedepannya seperti apa. Kita boleh berencana tetapi kita tidak pernah tahu apakah yang kita rencanakan bisa terwujud semuanya. Ketika menghadapi ketidakpastian itu, kita hanya perlu belajar untuk menerima ketidaknyamanan itu, bukan menyangkal perasaan tersebut. Selain itu, mengikuti arahan yang sudah diberikan oleh pemerintah.  Sebenarnya kalau kita lihat Covid-19 tidak hanya hal-hal negatif saja. Jika kita mau coba melihat ada hal positif yang bisa kita ambil dari pengalaman ini. Kalau saya melihatnya, Covid-19 ini sebenarnya mengajak kita untuk berefleksi apa yang sebenarnya terjadi dengan diri kita dan lingkungan sekitar kita.

Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan overthinking terlebih disaat Covid-19 seperti sekarang?

Kita perlu bertanya pada diri kita, apa yang membuat kita overthinking? Lalu apa manfaat yang kita dapatkan dari overthinking tersebut? Kita juga perlu mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung dan tidak mendukung overthinking kita. Hal ini untuk membuktikan apakah yang kita pikirkan tersebut benar atau tidak? Kemudian carilah cara untuk mengelola emosi yang kita rasakan dan mengatasi permasalahan yang kita hadapi.

Bagaimana cara mengatasi rasa insecure kalau baru pulang ke rumah karena takut ada virus yang terbawa?

Yang bisa kita lakukan adalah sampai rumah kita mandi, cuci tangan dan membersihkan seluruh tubuh. Virus itu bisa mati jika kita membersihkan diri dengan sabun. Selain itu,  jangan menyentuh area mata, hidung dan mulut sebelum cuci tangan. Jika kita sampai rumah pastikan kita sudah cuci tangan atau ganti baju dulu sebelum bertemu orang rumah. Virus juga tidak bisa dilihat dan tidak nampak jadi sebaiknya kita lakukan protokol yang ada. Kalau kita bicara virus bukan hanya Covid-19 saja, ada berbagai kuman dan bakteri yang menempel. Paling penting adalah jangan terlalu memikirkan hal tersebut karena kita bisa stress. Jika kita mengalami stress, stress ini dapat menurunkan daya tahan tubuh kita. Yang terpenting kita sudah melakukan protokol kesehatan sesuai arahan, kalau sudah ya sudah cukup sampai disitu.

Bagaimana cara terbaik agar tetap bisa bersahabat dan tetap aktif ketika menghadapi semua perubahan di New Normal dengan semua perubahan lifestyle?

Sebenarnya tidak ada rumusan pasti karena semua orang punya gaya atau caranya sendiri untuk mengikuti perubahan ini. Tapi sebenarnya yang paling saya tekankan yaitu ikuti protokol kesehatan. Ketika pemerintah sudah memberikan kebebasan untuk kita pergi ke mal atau mengikuti car free day, kita harus ingat bahwa ada protokol kesehatan yang perlu dilakukan. Kita diberi kebebasan tapi kebebasan yang bertanggung jawab. Dalam situasi ini, akan sangat sulit jika hanya pemerintah dan tenaga medis saja yang bekerja. Kita sebagai bagian masyarakat punya andil. Jika ingin semua cepat berakhir, kita perlu kerja bersama. Tolong ikuti saja protokol kesehatan yang ada.

Kesimpulan untuk New Normal adalah kita dituntut untuk beradaptasi. Mengalami perubahan itu tidak mudah dan pasti menimbulkan ketidaknyamanan. Namun, mau tidak mau kita harus masuk dan mengikuti tahap New Normal. Dalam masa ini yang perlu kita lakukan adalah mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan. Yang penting kita melakukan hal tersebut.  Selain itu, kita perlu mengingat kita hanya bisa mengubah apa yang ada di dalam diri kita bukan orang lain. Jika kita menuntut orang lain untuk mematuhi protokol yang ada sebaiknya kita berkaca kepada diri kita sendiri apakah kita sudah melakukannya. Sahabat Goodlife jika kamu memiliki masalah dan bingung untuk meminta bantuan kemana?  Kamu bisa mencari dan melakukan konseling online dengan layanan-layanan yang bisa kamu manfaatkan.

Jika kamu berminat untuk rapid atau SWAB test di RS Carolus Jakarta kamu bisa cek Instagram mereka @rscarolusjakarta untuk informasi lengkapnya.(Cindy Yolanda)