Paparan Abu Vulkanik, ini Bahayanya Buat Kesehatan

abu vulkanik

Gunung Semeru baru saja mengalami erupsi. Salah satu bahaya yang rentan mengancam kesehatan adalah paparan abu vulkanik yang keluar dari dalam gunung. Tak hanya berisiko timbulkan gangguan kesehatan, abu vulkanik juga bisa sebabkan kematian.

Abu vulkanik adalah material dari dalam gunung berapi yang dikeluarkan atau disemburkan ke udara pada saat gunung mengalami letusan. Meskipun sepintas hanya terlihat seperti debu dan disebut sebagai “abu”, namun abu vulkanik sebetulnya juga mengandung bebatuan. Mulai dari yang kecil atau kerikil hingga berupa bongkahan batu besar. 

Bebatuan biasanya jatuh dalam radius hingga 7 kilometer dari pusat letusan. Sedangkan yang berukuran kecil hingga debu bisa jatuh hingga ratusan atau ribuan kilometer, tergantung daya ledak dan kekuatan angin yang bertiup saat itu.

Sponsored Links

Bahayanya Abu Vulkanik untuk Kesehatan

Abu vulkanik memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan karena mengandung material seperti aerosol yang bisa mengiritasi paru-paru, mata dan kulit, serta asam sulfat yang juga bisa mengiritasi jaringan tubuh dan membuat mata buta kalau terkena mata. 

Selain itu beberapa kandungan lain yang ada dalam abu vulkanik adalah sulfur dioksida, silikon dioksida, hidrogen sulfida, karbon monoksida, nitrogen dan karbon dioksida.

Beberapa gejala yang biasanya timbul karena terkena paparan abu vulkanik adalah:

  • Sesak pernapasan
  • Batuk
  • Sakit kepala
  • Tubuh lemas
  • Mata berair
  • Sakit tenggorokan

Dampak yang ditimbulkan untuk kesehatan sebetulnya berbeda-beda, tergantung dari berapa banyak tubuh terkena partikel dan kandungan tambahan apa saja yang ada dalam abu vulkanik. Abu vulkanik bisa mengandung beberapa material tambahan yang berbeda mengingat tanah di setiap gunung kadang memiliki unsur mineral berbeda.

Seorang wanita sedang mengalami flu dan batuk
Batuk, mata berair dan badan lelah adalah beberapa gejala dari terkena paparan abu vulkanik (Foto: Xframe)

Namun umumnya, beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan oleh paparan abu vulkanik adalah:

Gangguan pernapasan

Gangguan pernapasan yang terjadi biasanya berupa Penyakit Paru Obstruktif Kronis(PPOK) atau peradangan paru-paru dalam jangka panjang yang meliputi bronkitis (radang saluran utama pernapasan) dan emfisema (kerusakan bentuk dan fungsi paru-paru). 

Silikosis

Disebut juga sebagai penyakit yang bisa menyebabkan kondisi fatal pada paru-paru, silikosis yang terjadi karena abu vulkanik disebabkan karena adanya kandungan silika berlebih yang masuk ke paru-paru. Silikosis juga bisa memicu komplikasi yang lebih parah, seperti kanker paru-paru, tuberkulosis dan kegagalan pernapasan.

Iritasi

Abu vulkanik mengandung material yang umumnya punya sifat asam. Jadi, bisa menimbulkan iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain yang terpapar abu. Namun sampai seberapa parah tingkat keparahan iritasi yang diderita, tergantung dari berapa banyak paparan yang terkena pada tubuh.

Trauma inhalasi

Abu vulkanik yang keluar dari gunung berapi masih dalam kondisi yang panas. Itu sebabnya saat abu ini terhirup, biasanya akan mengakibatkan saluran pernapasan jadi membengkak dan bahkan tersumbat. Kondisi inilah yang disebut dengan trauma inhalasi. Bila tidak segera ditangani, maka bisa menimbulkan sesak napas hingga kegagalan pernapasan.

gerd atau sakit jantung
Umumnya penyakit yang ditimbulkan oleh abu vulkanik adalah yang berhubungan dengan paru-paru (Foto: Xframe)

Dengan ancaman kesehatan yang berbahaya seperti diatas, bagaimana cara menghindari risiko abu vulkanik bila terjadi erupsi gunung berapi? Beberapa langkah berikut ini bisa kamu ikuti untuk setidaknya meminimalisir dampak abu vulkanik bagi kesehatan.

  1. Tidak keluar rumah

Abu vulkanik yang berjatuhan kadang juga disebut dengan “hujan abu”. Sepintas memang ini menarik untuk diabadikan dengan kamera untuk memberi informasi kondisi di sekitar erupsi. Namun abu vulkanik yang intensitasnya cukup tinggi bisa membahayakan kesehatan dan bahkan jiwa. Sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menghindari aktivitas luar ruang.

  1. Gunakan proteksi

Dalam kondisi tertentu, kadang kamu memang harus keluar rumah walau cuma sebentar. Untuk itu kamu perlu kenakan proteksi yang baik, seperti kacamata pelindung, baju dan celana panjang serta tentunya masker dengan tingkat kerapatan yang baik.

  1. Obat dalam jangkauan

Tidak hanya siapkan obat-obatan, sebaiknya kamu juga siapkan obat-obatan dalam posisi yang mudah dijangkau dan terlihat jelas. Ini berguna kalau seandainya terjadi keadaan darurat, sehingga kamu mudah menemukan dan menjangkau obat-obatan.

  1. Menutup jendela dan ventilasi

Pastikan semua jendela dan ventilasi tertutup rapat agar abu vulkanik tidak masuk ke dalam rumah dan matikan pendingin ruangan, seperti AC. untuk sementara, kamu bisa menggunakan kipas angin dalam rumah agar tidak suhu tidak terlalu panas. Selain bahaya bila terkena tubuh, abu vulkanik yang masuk ke rumah juga akan menempel pada perabotan dan mungkin lubang serta saluran listrik.

sakit jantung di usia muda
Jangan lupa memakai masker dengan tingkat kerapatan yang baik agar tidak terpapar abu vulkanik (Foto: Xframe)

Pada saat terjadi erupsi, biasanya kepanikan juga terjadi. Itu sebabnya kalau kamu memang tinggal di daerah yang dekat dengan gunung berapi, sebaiknya sudah mengantisipasi langkah-langkah untuk mengamankan dan menyelamatkan diri. Jangan lupa untuk konsultasi ke dokter bila kamu mulai mengalami gejala yang mengganggu kesehatan karena abu vulkanik.

Visited 29 times, 1 visit(s) today