Penting Buat Kesehatan Mental, Tapi Self-Talk Juga Bisa Berdampak Negatif

mental

Disadari atau tidak, kita pasti kerap melakukan self-talk. Kita bicara pada diri sendiri tentang segala hal yang terjadi atau apa yang kita rasakan. Sayangnya, self-talk ada yang bersifat positif dan negatif. Lalu, apa beda dari keduanya?

Self-talk adalah ketika kamu berbicara kepada diri sendiri atau mendengarkan suara kecil dari dalam diri. Suara hati ini biasanya melibatkan pikiran bawah sadar, dan berisi tentang pikiran, pendapat, dan pertanyaan tentang apa yang telah dialami atau dirasakan.

Saat lakukan self-talk, biasanya kamu akan menemukan suara hati yang bermonolog. Nah, jika self-talk yang dilakukan bisa memotivasi dan membuat kamu lebih optimis, itu artinya kamu telah melakukan self-talk positif.

Misalnya dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa “Kamu kuat”, “Kamu bisa melalui ini semua dengan baik”, “Kamu pasti berhasil”, atau “Jika kemarin gagal, aku bisa melakukannya lebih baik lagi nanti”.

Selain bisa meningkatkan motivasi dan rasa optimisme, self-talk positif juga bisa menjadi salah satu cara manajemen stres yang efektif.

manfaat self talk
Self talk positif bisa dibangun dalam diri sendiri (Foto: Pixabay)

Sebaliknya, jika self-talk yang kamu dengar terus-menerus adalah komentar jahat kepada diri sendiri, itu adalah jenis self-talk negatif.

Komentar-komentar jahat kepada diri sendiri saat self talk misalnya “kamu tak cukup mampu menyelesaikan pekerjaan itu”, “kamu tidak mungkin berhasil”, “Ah, bodohnya kamu”, “Kamu tidak cocok memakai pakaian itu.”

Dampak Self-Talk Negatif

Selama ini banyak yang mengira komentar jahat hanya bisa datang dari orang lain. Padahal yang kerap terjadi, komentar dan kalimat pedas yang datang dari hasil monolog diri kita sendiri alias self talk negatif, adalah yang paling mempengaruhi kita.

Pasalnya, self-talk negatif ini akan terus berputar dan bermain di hati dan pikiran kita, yang pada akhirnya bisa menghancurkan rasa percaya diri kita sendiri.

Jika self-talk negatif terus kita lakukan berulang, secara otomatis akan mempengaruhi otak kita. Kita menjadi percaya dan meyakini apa yang dikatakan oleh pikiran negatif kita, meskipun itu tidak benar.

Self-talk negatif juga akan mempengaruhi perasaan dan tindakan kita sehingga bisa mengarah pada perilaku negatif seperti mengisolasi diri, kurangnya motivasi, dan selalu pesimis.

Pada akhirnya hal itu akan mempengaruhi citra diri dan membuat kita tidak bahagia, cemas, depresi, dan stres.

Tips Menghilangkan Self-Talk Negatif

Jika kamu termasuk orang yang kerap melakukan self-talk negatif, sebaiknya segera hentikan kebiasaan itu.

Beberapa tips berikut ini bisa kamu coba untuk menghilangkan self-talk negatif.

Kenali dan batasi 

Langkah pertama menghilangkan self-talk negatif adalah kita perlu mengenali dulu, apakah dialog dalam diri kita itu termasuk negatif atau positif. 

Wanita Laptop
Mengenali dan identifikasi self-talk penting untuk ketahui jenis positif dan negatifnya (Foto: Pexels)

Jika monolog dalam diri kita hanya membuat kita semakin putus asa dan pesimis, itu artinya self-talk negatif dan kamu harus segera batasi hal itu.

Misalnya dengan segera menyudahi sesi self-talk itu. Kembalilah fokus beraktivitas, ngobrol dengan teman, atau mendengarkan musik.

Ubah kalimat negatif jadi lebih netral

Misalnya pikiranmu berisi “saya selalu gagal” bisa diubah dengan “kali ini saya belum berhasil tapi selanjutnya saya akan mencoba lebih baik lagi.”

Sederhananya, kamu mengkritik diri sendiri namun dengan kalimat yang lebih halus.

Afirmasi positif

Self-talk negatif bisa diimbangi dengan afirmasi positif pada diri sendiri. Lakukan afirmasi positif setiap pagi atau ketika kamu bercermin, misalnya “kamu hebat, kamu akan berhasil melakukan ini, atau semua bisa kamu lewati.”

Self-talk negatif bisa sangat mempengaruhi seseorang dalam banyak cara yang cukup merusak. Jangan biarkan pikiran terlalu fokus pada self-talk yang negatif. Segera ubah menjadi dialog batin menjadi lebih positif.