Penyakit hepatitis memang sudah dikenal sejak lama, namun akhir-akhir ini muncul jenis hepatitis baru yang masih belum diketahui penyebabnya. Karena minimnya informasi, maka penyakit ini disebut dengan ‘hepatitis misterius’.
Menurut dr. Rossy Agus Mardani, SpA dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, yang dimaksud dengan hepatitis sebetulnya adalah penyakit yang terjadi akibat kerusakan pada hati. “Sebetulnya, jenis hepatitis yang dikenal ada hepatitis A, B, C, D, dan E. Tapi yang umum terjadi adalah hepatitis A, B dan C saja,” terang dr. Rossy saat berbincang dengan Goodlife.
Lalu, bagaimana dengan adanya hepatitis misterius? Hepatitis misterius disebut juga dengan hepatitis unknown origin yang artinya secara medis belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya.
“Ini berawal pada Oktober 2021 di Inggris terdapat laporan kasus hepatitis, namun setelah dicek ternyata ini bukan jenis hepatitis A, B,C, D maupun E,” terang dr. Rossy. “Itu sebabnya kemudian disebut dengan hepatitis misterius,” tambahnya.
Penyebab Hepatitis Misterius
Secara umum, penyebab hepatitis memang bermacam-macam sesuai dengan jenisnya. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang menular melalui kontaminasi makanan dan minuman, hepatitis B dan C disebabkan oleh virus hepatitis B dan C yang ditularkan dari cairan tubuh atau darah. Sedangkan hepatitis D disebabkan virus hepatitis D dan ditularkan melalui benda yang terkontaminasi virus. Serta hepatitis E disebabkan virus hepatitis E yang menular dengan cara mirip hepatitis A yaitu melalui air dan makanan yang tidak higienis.
Sampai saat ini sebetulnya belum ada kepastian apa yang menyebabkan hepatitis misterius, namun para peneliti telah mendeteksi kemungkinan adanya adenovirus (virus yang menginfeksi saluran pernapasan atas, pencernaan hingga mata) dan virus SARS-CoV 2 sebagai virus yang mungkin menjadi penyebab penyakit ini.
“Saat ini memang informasinya masih belum lengkap dan masih dalam penelitian,” terang dr. Rossy. “Sebagian kecil memang ditemukan adanya SARS-CoV 2, jadi masih belum tahu apakah ini mutasi Covid-19 yang baru atau bagaimana,” tambahnya.
Waspadai Gejala Hepatitis Misterius
Pada dasarnya, semua penyakit hepatitis memiliki gejala yang sama, yaitu demam, adanya indikasi gangguan pencernaan, seperti mual hingga muntah, diare dan sakit perut berkelanjutan. Selain itu terdapat gejala spesifik seperti kulit menjadi kuning di sekitar wajah, mata dan beberapa bagian tubuh lainnya. Urin juga akan terlihat kecokelatan dan feses terlihat berwarna pucat seperti dempul.
Menurut dr. Rossy bila gejala spesifik ini sudah mulai terlihat maka ini bisa dikategorikan sebagai kondisi sakitnya sedang hingga berat. Hepatitis misterius juga sampai saat ini tercatat menyerang anak dengan usia di bawah 16 tahun dan belum ada laporan bahwa penyakit ini juga menyerang orang dewasa.
“Pada hepatitis misterius juga gejala yang terjadi bisa langsung berubah menjadi semakin parah dalam waktu beberapa hari saja dan bahkan pada beberapa kasus, pasien juga mengalami penurunan kesadaran,” terang dr. Rossy.
“Secara umum, hepatitis misterius lebih berbahaya dari hepatitis lainnya, karena dalam beberapa kasus pasien ada yang meninggal atau berakhir dengan transplantasi hati,” tambah dr. Rossy.
Namun begitu dr. Rossy juga mengingatkan bahwa ada juga pasien penyakit ini yang bisa sembuh, meskipun harus dengan penanganan yang kompleks. “Biasanya, pasien harus masuk ke ruang NICU, atau ICU untuk anak,” terang dr. Rossy.
Bagaimana Mencegahnya
dr. Rossy juga mengingatkan bahwa meskipun pandemi sudah mereda, tapi bukan berarti sudah tidak ada. “Jadi masyarakat sebaiknya tidak panik, tapi tetap hati-hati,” jelasnya.
Yang penting menurut dr. Rossy adalah bagaimana caranya agar penyakit ini tidak semakin menyebar. “Saat ini diasumsikan bahwa hepatitis misterius ini menyebar melalui jalur makanan. Artinya ini menular dengan cara oral dan ada kemungkinan juga lewat udara,” terang dr. Rossy. “Tapi ini semua masih dugaan sementara dan yang penting adalah tetap menjalankan protokol kesehatan,” tambahnya.
Karena banyak menyerang anak-anak, dr. Rossy menegaskan untuk tidak melakukan pinjam-meminjam alat makan pada anak. Selain itu rutin cuci tangan juga sebaiknya terus dilakukan. “Anak harus kita biasakan untuk selalu cuci tangan sebelum dan sesudah makan,” tegasnya.
Selain itu dr. Rossy juga menegaskan untuk berhati-hati dalam menyantap makanan, khususnya saat sedang makan di luar rumah. Pastikan bahwa makanan yang dikonsumsi memang diolah dengan bersih dan dimasak hingga matang.
Pandemi Covid-19 memang sudah mereda dan aktivitas sudah hampir sepenuhnya kembali seperti normal. Tapi ada baiknya untuk tetap meneruskan kebiasaan menjaga kesehatan karena beberapa penyakit yang bahkan tergolong baru juga bisa jadi ancaman berikutnya.
.