Tren ratus atau pengasapan vagina makin ramai diperbincangkan, tapi sebelum mencobanya, penting untuk tahu apakah praktik ini benar bermanfaat atau justru berisiko bagi kesehatan.
Tren pengasapan vagina (vaginal steaming) atau ratus semakin populer belakangan ini. Praktiknya sederhana: duduk atau berdiri di atas wadah berisi air panas yang dicampur rempah atau daun herbal, lalu membiarkan uapnya mengenai area intim. Banyak yang percaya cara ini bisa membersihkan organ kewanitaan, melancarkan haid, hingga meningkatkan kesuburan. Tapi, benarkah begitu?
Sebenarnya, vagina adalah organ yang punya kemampuan membersihkan diri sendiri melalui cairan alami yang menjaga keseimbangan bakteri baik. Jadi, secara medis, pengasapan tidak dibutuhkan untuk tujuan kebersihan. Bahkan, jika dilakukan terlalu panas atau terlalu sering, risikonya bisa lebih besar daripada manfaatnya: kulit di area vagina yang tipis bisa mengalami iritasi atau luka bakar ringan, dan keseimbangan flora alami justru bisa terganggu.
Namun di sisi lain, banyak perempuan yang merasakan efek relaksasi setelah melakukannya. Uap hangat dan aroma herbal bisa memberikan sensasi tenang, mirip dengan sauna atau aromaterapi. Dalam beberapa budaya, pengasapan vagina juga jadi bagian dari ritual perawatan tubuh setelah melahirkan atau sebagai bentuk self-care. Jadi, meskipun manfaat medisnya belum terbukti, dari sisi gaya hidup praktik ini bisa memberikan rasa nyaman secara psikologis.
Kalau kamu ingin mencoba, sebaiknya lihat pengasapan vagina sebagai ritual relaksasi ketimbang perawatan medis. Waktu yang dianggap paling pas biasanya setelah menstruasi, ketika tubuh sedang butuh penyegaran. Tapi penting diingat: jangan gunakan uap yang terlalu panas, pilih bahan herbal yang aman, dan lakukan secukupnya, tidak berlebihan.
Pada akhirnya, pengasapan vagina bukan pengganti pengobatan. Kalau kamu mengalami masalah kesehatan seperti nyeri haid yang parah, keputihan tidak normal, atau bau menyengat, langkah terbaik tetaplah konsultasi dengan tenaga medis.
