Pernahkah kamu merasa ikut malu saat menyaksikan orang lain mengalami pengalaman yang sangat memalukan? Bisa jadi kamu mengalami secondhand embarrassment atau perasaan malu tidak langsung.
Rasa malu ternyata bisa muncul tak hanya dari pengalaman pribadi saja, tetapi juga ketika kita menyaksikan orang lain mengalami pengalaman memalukan atau melakukan hal yang konyol. Itulah yang dikenal dengan istilah secondhand embarrassment atau perasaan malu tidak langsung.
Secondhand embarrassment bisa kita rasakan ketika melihat orang lain melakukan kesalahan atau situasi konyol, baik dalam kehidupan sehari-hari atau melalui media seperti film atau televisi.
Misalnya ketika kita melihat orang lain mengalami malfungsi pakaian dan ia tidak menyadarinya. Sementara itu, semua orang sadar dan memperhatikannya, bahkan ada yang membicarakan hal itu secara negatif. Kita merasa malu dan tak nyaman melihat hal itu.
Contoh lainnya, ketika teman kita berjalan sambil memegang secangkir kopi lalu tersandung kakinya hingga terjatuh dan menumpahkan kopinya. Meskipun bukan kamu yang mengalaminya, namun ketika menyaksikan situasi tersebut, kita secara pribadi ikut merasa malu.
Dari sisi psikologis, secondhand embarrassment adalah hal yang wajar dan menunjukkan bahwa kita memiliki rasa empati. Perasaan malu tidak langsung juga bisa dirasakan karena sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial sehingga bisa menyerap emosi orang lain.
Cara Menghadapi Secondhand Embarrassment
Secondhand embarrassment memang bisa dirasakan oleh siapa saja namun lebih rentan dialami oleh mereka yang memiliki empati yang tinggi dan mereka yang indikasi social anxiety disorder atau gangguan kecemasan sosial.
Menyaksikan orang lain mengalami rasa malu dapat meningkatkan kecemasan tentang apakah pengalaman serupa bisa terjadi pada kamu dan hal itu mengaktifkan respons stress tubuh.
Bagi beberapa orang, secondhand embarrassment bisa menimbul gejala fisik seperti wajah memerah atau berkeringat hingga menjadi pengalaman yang sedikit menyiksa dan menjadi beban untuk dirinya sendiri.
Berikut ini hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampaknya dan mengurangi kemungkinannya bertahan lama.
Sadari bahwa empati adalah hal yang positif
Seperti yang telah dijelaskan tadi, secondhand embarrassment menunjukkan bahwa kita memiliki empati pada orang lain. Kepribadian itu bersifat positif karena menunjukkan rasa kasih sayang dan memahami serta merasakan apa yang orang lain alami.
Semua orang pernah mengalaminya
Untuk melawan secondhand embarrassment, cobalah untuk menghentikan pikiran apapun yang ada di dalam pikiranmu. Lalu, katakan pada diri sendiri ‘semua orang pernah mengalaminya’ atau ‘semua orang terkadang melakukan kesalahan’.
Dengan begitu, kamu bisa melawan rasa malu tak langsung atau pikiran negatif.
Mengambil napas dalam
Saat merasakan secondhand embarrassment, segera fokus untuk mengambil napas dalam. Alih-alih fokus pada peristiwa memalukan yang baru saja disaksikan dan kemungkinan besar membuat stres dan kecemasan meningkat, kamu bisa mengalihkan perhatian dengan fokus mengambil napas dalam dengan perlahan. Hal itu bisa membuat tubuh lebih rileks.
Kurangi dorongan untuk memperbaiki situasi
Berusaha terlibat untuk memperbaiki situasi yang canggung atau memalukan adalah hal yang wajar. Misalnya, kamu secara refleks membantu orang yang jatuh kembali berdiri, menawarkan tisu untuk melap tumpahan kopi, atau memberi tahu ada yang salah dengan bajunya.
Namun tak semua situasi canggung harus kamu perbaiki atau kamu menjadi terlibat langsung. Perlu disadari bahwa semua itu bukan kewajiban kamu sepenuhnya untuk memperbaiki situasi.
Bersikap realistis
Setiap orang pasti pernah memiliki momen memalukan yang biasanya hanya berlangsung sebentar. Dan biasanya, orang-orang di sekitar akan cepat melupakan kejadian itu.
Jadi, bersikaplah realistis bahwa tak masalah mengalami atau menyaksikan kejadian yang memalukan. Namanya juga manusia! Mengalami rasa malu tak langsung ketika melihat orang lain mengalami hal yang canggung atau memalukan adalah hal yang normal.
Perlu disadari bahwa mungkin bukan hanya kamu yang mengalaminya saat itu dan memendam rasa malu tidak akan membantu siapa pun.