Stop Emosi, Anak Cengeng Itu Normal! Begini Cara Menghadapinya

anak

Kalau anak gampang menangis, jangan buru-buru menilai dia manja, tangisan justru jadi cara utama mereka berkomunikasi dan belajar mengenali emosi.

Punya anak kecil yang gampang menangis bisa bikin pusing kepala. Baru sedikit masalah, langsung air mata mengalir deras. Sebagai orang tua milenial, kamu mungkin sering bertanya-tanya: kenapa sih anak gampang cengeng? Apakah itu normal atau tanda ada sesuatu yang salah?

1. Tangisan Adalah Bahasa Anak

Buat anak, menangis bukan sekadar ekspresi sedih. Itu adalah cara mereka berkomunikasi. Anak belum punya kosakata yang cukup untuk bilang “Aku capek”, “Aku lapar”, atau “Aku butuh perhatian”. Jadi, jangan buru-buru panik atau marah saat anak menangis. Tugas kamu sebagai orang tua adalah membaca maksud di balik tangisan itu.

2. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

Anak cenderung lebih cengeng kalau kurang tidur, terlalu banyak screen time, atau sering terpapar suasana rumah yang penuh tekanan. Gaya hidup modern yang sibuk juga bisa bikin anak merasa kurang mendapat perhatian emosional. Anak yang merasa “kurang connect” dengan orang tua akan lebih sering menangis untuk mencari validasi.

Anak yang kurang terkoneksi dengan orang tuanya bisa jadi cengeng untuk validasi perasannya (Foto: Pexels)

3. Peran Pola Asuh

Cara kamu merespons tangisan juga berpengaruh. Kalau setiap tangisan langsung dituruti tanpa batas, anak bisa terbiasa “menangis untuk mendapatkan sesuatu”. Sebaliknya, kalau tangisan selalu dimarahi, anak bisa makin insecure. Keseimbangannya adalah dengan memberi empati dulu, misalnya, peluk dan tenangkan lalu ajak anak belajar menyampaikan perasaan dengan kata-kata.

4. Mengajarkan Regulasi Emosi Sejak Dini

Cengeng bukan berarti anak lemah. Itu tanda kalau mereka masih belajar mengendalikan emosi. Kamu bisa membantu dengan mengajarkan anak cara sederhana untuk menenangkan diri: tarik napas dalam, bicara pakai kata “aku merasa…”, atau melakukan aktivitas menyenangkan yang menyalurkan energi.

Anak yang suka cengeng bukan berarti nakal atau manja. Itu bagian dari proses tumbuh kembang dan belajar mengenali emosi. Sebagai orang tua milenial, kuncinya adalah sabar, konsisten, dan sadar bahwa gaya hidup keluarga sangat memengaruhi kestabilan emosi anak. Dengan pola asuh yang penuh empati, tangisan anak bisa berubah jadi kesempatan emas untuk membentuk kedekatan yang lebih kuat.