Rambut rontok adalah masalah umum yang banyak dialami oleh pria maupun wanita. Kamu mungkin pernah mendengar bahwa stres bisa menyebabkan rambut rontok.
Tapi, benarkah demikian? Sebagian orang menganggap bahwa ini cuma mitos tapi tak sedikit yang menganggapnya sebagai fakta medis.
Apa Itu Rambut Rontok?
Rambut rontok atau alopecia adalah kondisi di mana seseorang kehilangan rambut lebih banyak dari biasanya. Pada umumnya, manusia kehilangan sekitar 50 hingga 100 helai rambut setiap hari. Namun, jika jumlah rambut yang rontok lebih banyak dan terus-menerus, hal ini bisa menjadi masalah yang memprihatinkan.
Hubungan Stres dan Rambut Rontok
Stres memang dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan rambut. Terdapat beberapa jenis kondisi rambut rontok yang berhubungan dengan stres:
Telogen Effluvium
Telogen effluvium adalah kondisi di mana stres memicu folikel rambut memasuki fase istirahat (telogen) lebih cepat dari biasanya. Akibatnya, rambut mulai rontok setelah 2-3 bulan setelah mengalami stres berat.
Alopecia Areata
Alopecia areata adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, yang menyebabkan rambut rontok dalam jumlah besar. Stres berat dapat memicu atau memperburuk kondisi ini.
Trichotillomania
Trichotillomania adalah gangguan psikologis di mana seseorang merasa dorongan yang kuat untuk mencabut rambutnya sendiri, sering kali sebagai respons terhadap stres atau kecemasan.
Penyebab Lain Rambut Rontok
Selain stres, ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan rambut rontok, termasuk:
Genetik
Faktor keturunan adalah salah satu penyebab utama rambut rontok, terutama pada pria. Pola kebotakan pria atau androgenetic alopecia adalah kondisi yang diwariskan dari orang tua.
Perubahan hormonal
Perubahan hormonal selama kehamilan, persalinan, menopause, atau masalah tiroid dapat menyebabkan rambut rontok sementara atau permanen.
Kekurangan nutrisi
Kekurangan vitamin dan mineral tertentu, seperti zat besi, vitamin D, dan protein, dapat mempengaruhi kesehatan rambut dan menyebabkan kerontokan.
Penggunaan obat-obatan
Beberapa obat-obatan, termasuk yang digunakan untuk mengobati kanker, arthritis, depresi, masalah jantung, dan tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan rambut rontok sebagai efek samping.
Perawatan rambut yang salah
Penggunaan bahan kimia yang keras, pemanasan berlebihan, dan gaya rambut yang menarik rambut terlalu kencang dapat merusak folikel rambut dan menyebabkan rambut rontok.
Cara Mengatasi Rambut Rontok
Mengatasi rambut rontok memerlukan pendekatan yang komprehensif, tergantung pada penyebabnya. Beberapa cara yang bisa kamu coba antara lain:
Mengelola stres
Teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, dan olahraga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan, pada gilirannya, mencegah rambut rontok.
Perbaikan nutrisi
Pastikan kamu mengonsumsi diet yang seimbang dengan cukup vitamin dan mineral penting untuk kesehatan rambut.
Perawatan rambut yang baik
Hindari penggunaan bahan kimia yang keras dan panas berlebihan pada rambut. Gunakan produk perawatan rambut yang sesuai dengan jenis rambut kamu.
Konsultasi medis
Jika kamu mengalami rambut rontok yang parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli dermatologi untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Stres memang dapat menjadi salah satu penyebab rambut rontok, tetapi bukan satu-satunya. Faktor genetik, perubahan hormonal, kekurangan nutrisi, penggunaan obat-obatan, dan perawatan rambut yang salah juga berkontribusi terhadap masalah ini. Dengan memahami penyebab rambut rontok, kamu dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya dan menjaga kesehatan rambutmu.