Begitu banyak produk cokelat dan kopi berkualitas di Indonesia yang begitu populer di pasaran. Tapi ternyata ini tidak dibarengi dengan kesejahteraan para petani yang mengelolanya. Inilah yang kemudian mendorong Victor Sandi Jaya dan beberapa rekannya untuk mendirikan Myna Chocolate & Coffee yang tak hanya menjual produk berkualitas, tapi juga membantu para petani untuk hidup lebih baik.
Myna Chocolate & Coffee sendiri bermula dari pengembangan bisnis yang sudah dilakukan Victor pada 2017. Saat itu Victor memulai usaha di bidang properti dan restoran dan baru pada 2021 meluncurkan brand Myna Chocolate & Coffee.
Nama “myna” menurut Victor adalah merupakan nama latin dari jenis burung jalak Bali yang populer di kawasan Jembrana. “Selama ini orang hanya tahu Pulau Dewata, padahal banyak hal menarik di Bali salah satunya adalah burung jalak yang juga jadi ciri khas Bali,” jelas Victor.
Lalu, apa yang membuat Victor bertekad mengembangkan bisnis dari properti ke cokelat dan kopi?
“Alasan saya beralih ke bisnis kopi dan cokelat adalah karena melihat ada 5 komoditi yang paling dicari di Indonesia saat ini yaitu kopi, cokelat, madu, cengkeh dan pala. Saya memilih kopi karena kopi mudah diterima di berbagai macam kalangan dan menjadi tren gaya hidup serta harapan besarnya bisa mengangkat sisi kesejahteraan petaninya juga,” terang Victor saat berbincang dengan Goodlife.
Sementara untuk produk cokelat, menurut Victor memang tingkat konsumsi cokelat di Indonesia masih rendah, tapi peluang tetap terbuka. “Di Indonesia tingkat konsumsi cokelat masih sekitar 0.3 kilogram per orang per tahun, sedangkan untuk standar internasional itu tingkat konsumsinya 9 kilogram per orang per tahun per tahun,” jelasnya.
Victor sendiri punya pandangan berbeda tentang kondisi peluang bisnis cokelat ini. Tingkat konsumsi memang masih rendah tapi kini menurutnya pasarnya mulai berkembang, terutama karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
“Dulu orang beli cokelat itu pasti cokelat yang manis. Sekarang sudah banyak yang cari dark chocolate karena lebih alami dan rendah gula,” terangnya.
Selain itu untuk menawarkan variasi menikmati cokelat, Myna Chocolate & Coffee tak hanya menyediakan chocolate bar saja tapi juga minuman cokelat. “Kami juga akan mengolah varian minuman cokelat yang beragam, sama seperti kopi yang punya varian kopi pandan, kopi gula aren dan lain-lain,” terangnya.
Peduli dengan Kesejahteraan Petani
Hal lain yang menggugah Victor untuk mendalami bisnis cokelat dan kopi adalah soal kesejahteraan petani. Menurutnya para petani kopi di Indonesia seharusnya bisa hidup lebih baik asalkan mereka mau berusaha dan belajar lebih jauh soal bagaimana mengolah biji kopi dengan baik.
“Saya lihat petani penghasil kopi misalnya, itu hidupnya belum sejahtera,” tegas Victor. “Contoh saja mereka jual biji kopi itu hanya Rp 7.000 per kilogram, padahal kalau mereka bisa mengolahnya lebih baik itu bisa dijual seratus ribuan per kilogram. Ini yang mau kita ubah,” tambahnya.
Kondisi ini tak hanya terjadi pada petani kopi saja. Menurut Victor para petani cokelat juga mengalami kondisi yang tak jauh berbeda.
Itu sebabnya Myna Chocolate & Coffee juga memutuskan untuk berhubungan langsung dengan para petani penghasilnya untuk mengetahui permasalahan yang ada di lapangan dan bisa memberikan solusinya sekaligus mengedukasi para petani agar memiliki pemahaman yang lebih baik akan produk garapannya..
Menurut Victor, saat ini yang banyak terjadi adalah para petani kopi hanya menjual kopi dalam bentuk gabah yang harganya sangat murah. “Padahal kalau mereka bisa olah itu jadi bentuk bean harganya akan jauh lebih baik,” terang Victor.
Kondisi ini membuat Myna Chocolate & Coffee kemudian berinovasi dengan menyiapkan mesin pengolahan kopi di daerah Bandung. “Jadi disini nanti petani bisa mengolah kopi dalam bentuk gabah menjadi bean,” terang Victor.
Menikmati Varian Cokelat dan Kopi
Saat ini Myna Chocolate & Coffee menawarkan beberapa varian untuk produk kopi dan cokelatnya. Untuk kopi sendiri tersedia produk dengan konsep blend, yaitu memadukan beberapa origin kopi yang sudah populer dan kopi yang berkualitas tinggi namun belum banyak diketahui orang.
“Blend kopi kami seperti Kintamani dengan Flores, Ijen dengan Tumenggung. Jadi supaya kopi-kopi berkualitas yang belum dikenal luas ini juga jadi populer,” terang Victor.
Selain itu Myna Chocolate & Coffee juga berinovasi dengan menghadirkan konsep coffee drip pada produknya. Tujuannya sederhana, supaya orang bisa menikmati kopi di rumah dengan suasana mirip dengan kafe.
“Dengan coffee drip ini tak hanya rasa yang lebih nikmat tapi juga proses dripping-nya ini menghadirkan suasana di kafe. Jadi bisa ngopi di rumah dengan gaya kafe,” jelas Victor.
Sedangkan untuk cokelat, Myna Chocolate & Coffee juga menawarkan berbagai varian, seperti Creamy Gianduja (karamel), Milk Chocolate Almond, Dark 60 & Britle Caramel, Dark 70% dan Dark 85%. Selain itu juga tersedia Cacao Powder, Cacao Nibs Organic dan Gula Aren Organic untuk yang suka minuman cokelat.
Saat ini Myna Chocolate & Coffee juga sedang mengembangkan produk gula aren yang menurut Victor bahan dasarnya berasal dari kawasan Purbalingga dan diolah di Bali.
Istimewanya, semua produk cokelat dan gula aren dari Myna Chocolate & Coffee adalah berasal dari produk organik. Lebih alami dan tentunya lebih sehat untuk konsumsi jangka panjang. “Saat ini baru cokelat dan gula aren saja yang organik. Untuk kopi sedang dalam proses untuk menggunakan yang organik,” terang Victor.
Penasaran mau coba produk dari Myna Chocolate & Coffee? Kamu bisa cek ketersediaannya di berbagai platform e-commerce, seperti Tokopedia, Shopee, Blibli dan Bukalapak. Atau kamu juga bisa cek Instagram mereka di @mynachocolatebali atau website mynachocolatebali. Untuk toko offline sendiri kamu bisa kunjungi di M Bloc Space (Jakarta), Jambi dan Padang.