Tips Pilih Botol Minum yang Aman

botol minum

Salah satu cara untuk menjaga higienitas sehari-hari adalah dengan bawa botol minum sendiri dalam beraktivitas. Selain lebih sehat, bawa botol minum sendiri juga bisa menghemat biaya pengeluaran. Namun tidak semua botol minum aman untuk digunakan, karena beberapa botol dibuat dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.

Botol minum seringkali tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari karena kita sering membawa air minum ke berbagai macam tempat. Pada umumnya, botol minum terbuat dari plastik walaupun ada juga yang terbuat dari bahan stainless steel, aluminium dan kaca.

Namun, tidak semua jenis plastik yang dibuat menjadi botol sebenarnya aman digunakan, terutama untuk penggunaan jangka lama dan berulang-ulang. Sehingga, kita harus memerhatikan dengan baik jenis plastik yang digunakan sebagai botol minum kita.

Zat Kimia Berbahaya dalam Plastik

Dalam pembuatan plastik, terdapat zat kimia yang berperan penting dalam membentuk karakteristik suatu plastik. Zat kimia tersebut adalah:

Bisphenol A (BPA)

BPA digunakan sebagai bahan pengeras plastik agar tidak mudah hancur yang juga digunakan sebagai bahan pembuat botol dan wadah makanan. Zat tersebut juga dapat ditemukan pada kaleng susu formula sebagai anti-karat dan juga botol bayi.

Bila makanan atau minuman tercemar oleh partikel BPA, maka BPA yang masuk ke tubuh kita dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung, kanker, diabetes, gangguan pada otak, dan pada tubuh anak kecil dapat menyebabkan gangguan perilaku.

Botol plastik mengandung campuran bahan kimia yang berbahaya (Foto: Pexels)

Phthalates

Phthalates merupakan zat kimia yang digunakan untuk membuat plastik kokoh namun juga fleksibel. Selain pada plastik, zat ini juga dapat ditemui pada produk kebersihan seperti sabun, sampo, dan detergen; kuteks, dan juga hair spray.

Pencemaran phthalates pada makanan dan minuman dapat menyebabkan meningkatnya resistensi insulin yang berujung pada diabetes, mengganggu kerja hormon testosteron pada pria yang dapat memperburuk kesehatan sistem reproduksi pria, meningkatkan resiko keguguran pada ibu hamil, dan juga meningkatkan risiko gangguan paru-paru pada janin.

Tips Memilih Botol Minum

Supaya terhindar dari paparan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh kita, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal berikut ketika memilih botol minum:

Perhatikan kode pada botol plastik

Biasanya, di botol plastik kita dapat menemui kode angka dalam simbol segitiga recycle. Dengan memperhatikan kode ini, kita dapat mengetahui apakah suatu botol aman untuk digunakan, hanya dapat digunakan satu kali, atau tidak aman digunakan sama sekali sebagai wadah air.

Biasanya, angka yang aman untuk pemakaian berulang adalah 2, 4, dan 5. Angka 1 adalah plastik yang aman hanya untuk 1x pakai & berasal dari polyethylene (PET), namun sangat berbahaya bila dipakai berulang.

Pilih botol berlabel BPA free

Pada masa kini, kita sering menemukan botol dengan label BPA free. Botol ini berarti aman digunakan untuk pemakaian jangka panjang karena tidak mengandung BPA yang berbahaya bagi kesehatan kita seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

Pilih botol yang tahan lama (Foto: Pexels)

Pilih botol dari material yang tahan lama

Selain plastik yang memang sudah didesain untuk pemakaian berulang, kamu juga dapat memilih botol dari bahan lain yang aman untuk pemakaian jangka panjang. Contohnya adalah botol dari kaca, aluminium, dan stainelss steel. Namun, bila botol berbahan aluminium dan stainless steel sudah mulai menunjukkan tanda-tanda berkarat, langsung ganti botol tersebut.

Pilih botol dengan leher botol yang lebar

Botol dengan leher yang lebar lebih mudah dibersihkan untuk menghindari kontaminasi dari bakteri dan virus. Bila botol memiliki leher yang sempit, maka proses membersihkan botol tidak dapat dilakukan dengan menyeluruh dan botol dapat menjadi sarang bagi bakteri jahat, jamur dan bahkan dapat ditumbuhi lumut.

Setelah mengetahui cara untuk memilih botol yang baik, sekarang coba cek botol minum yang kamu miliki. Apakah sudah termasuk botol minum yang aman untuk digunakan?