Berbahan Dasar Kakao, Yagi Natural Gak Cuma Lebih Sehat, Tapi Juga Ramah Lingkungan

Banyak jenis skin care yang bisa menjadi pilihan, namun tidak semuanya memperhatikan dampak pada lingkungan yang berkelanjutan. Itu sebabnya Yagi Natural kemudian memutuskan untuk memproduksi skin care dengan menggunakan bahan cocoa butter dari Indonesia. Tak hanya lebih alami dan sehat, tapi ternyata juga lebih ramah lingkungan.

Mengawali kiprahnya di 2014 dengan melakukan banyak riset, Yagi Natural digagas oleh 3 orang, yaitu Farhaniza, Nadia Vashti Lasrindy dan Zulfikar. Menurut Nadia, Yagi Natural awalnya terinspirasi dari kunjungan ke sebuah perkebunan cokelat dimana di situ Farhaniza menyaksikan bagaimana lemak cokelat yang diketahui punya banyak manfaat untuk kesehatan kulit dibuang begitu saja dalam proses pengolahan biji kakao.

“Banyak petani cokelat yang tak tahu kalau lemak cokelat itu bisa dikembangkan dan potensinya besar sekali,” jelas Nadia saat berbincang dengan Goodlife.

Nadia Vashti Lasrindy, salah satu pendiri Yagi Natural. (Foto: Dok. Yagi Natural)

Komitmen dengan Produk Berkelanjutan

Awalnya penggunaan cocoa butter sebagai pelembab kulit sudah dicoba oleh kawan-kawan Nadia sendiri. “Banyak teman-teman kami terutama ibu hamil yang menggunakan cocoa butter untuk menghilangkan stretch mark dan ternyata memang efektif,” terang Nadia.

Sebagai pelembab alami, cocoa butter diketahui kaya akan antioksidan dan vitamin E yang memang baik untuk kesehatan kulit. “Kalau dioleskan ke kulit maka dia akan mudah menyerap dan kalau kita beraktivitas dia akan menjaga kelembaban kulit,” terang Nadia yang juga menggunakan cocoa butter pada masa kehamilannya untuk menghilangkan stretch mark.

Namun, Yagi Natural tak hanya peduli dengan bahan alami untuk konsumennya saja. Menurut Nadia, produk-produk Yagi Natural juga diolah dengan mempertimbangkan proses sustainable atau berkelanjutan.

“Kami tahu lemak cokelat ini punya potensi besar, itu sebabnya kami berusaha agar petani cokelat ini jangan beralih ke tanaman kelapa sawit,” terang Nadia. “Perkebunan cokelat itu bisa ditumbuhi tanaman lain, jadi kebunnya bisa lebih hidup. Ini beda dengan kelapa sawit yang hanya bisa ditanami sawit saja,” jelas Nadia.

Selain lemak cokelat, Yagi Natural juga menggunakan bahan lokal lainnya, seperti minyak kelapa. “Kami mengambilnya dari tanaman kelapa yang ada di Pulau Simeulue, Aceh. Itu pohon kelapa yang alami dan organik,” kata Nadia.

Produk deodorant yang baru dikembangkan Yagi Natural. Terbuat dari bahan alami. (Foto: Dok. Yagi Natural)

Selain itu, Yagi Natural juga kini sedang mengembangkan produk baru berupa deodorant dan body lotion yang menggunakan bahan alami dari hutan di Kalimantan. “Ini juga kami lakukan agar orang jangan lagi membabat hutan dan mengerti kalau hutannya memiliki potensi yang besar,” terang Nadia.

Sedikit berbeda dengan tampilan deodorant pada umumnya, Yagi Natural mengemas deodorant mereka tanpa menggunakan bentuk roll-on dan dioles langsung ke tubuh karena teksturnya yang lebih padat. Aromanya pun terasa lebih alami dan kandungan garam magnesiumnya juga tidak meninggalkan noda di pakaian.

Mempertegas konsepnya yang mendukung industri ramah lingkungan dan berkelanjutan, Yagi Natural juga menggalang kerjasama dengan banyak pihak yang peduli dengan kelestarian lingkungan. 

“Saat ini juga kami bekerjasama dengan banyak pihak yang peduli lingkungan, seperti konservasi orangutan. Jadi dengan membeli produk kami juga ikut menyumbang pada konservasi ini,” terang Nadia.

Mengandalkan Kakao dari Indonesia

Nama “Yagi” menurut Nadia berasal dari bahasa Azerbaijan yang berarti butter atau mentega. “Nama ini artinya butter dan dari produk inilah kami mengawali bisnis kami untuk terus mengeksplorasi dan mengembangkan produk lokal,” terang Nadia.

Meskipun menggunakan bahasa asing sebagai nama, namun komitmen Yagi Natural untuk menggunakan bahan lokal tak perlu diragukan. “Kami menggunakan bahan lokal karena produsen yang lain juga jarang ada yang mengeksplor bahan-bahan ini padahal banyak manfaatnya,” terang Nadia. Saat ini juga Yagi Natural memusatkan produksinya di Aceh, terlebih karena Aceh adalah produsen cokelat nomor 3 di Indonesia.

“Perkebunan cokelat di Aceh ini banyak yang bisa dikembangkan, namun aksesnya masih sulit dan edukasi masyarakat masih kurang. Ini yang sedang kami kembangkan juga,” terang Nadia.

Yagi Natural mengandalkan bahan-bahan dasar lokal untuk menjaga kelestarian alam. (Foto: Dok. Yagi Natural)

Nadia juga mencontohkan produk Yagi Natural, seperti body scrub yang menggunakan kopi Aceh Gayo sebagai material scrub-nya.

Namun, meskipun bahan-bahan alami di Aceh begitu menjanjikan, keterbatasan akses saat ini masih menjadi masalah. Untuk itu bahan utama cocoa butter banyak diambil dari perkebunan cokelat di Jawa Tengah yang menurut Nadia kualitas cokelatnya sudah lebih stabil. 

Namun, untuk memenuhi standar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), Yagi Natural harus tetap menggunakan beberapa jenis bahan impor agar produknya bisa lebih baik lagi.

“Salah satu tantangan dari cocoa butter ini dia mudah meleleh di iklim tropis,” terang Nadia. “Itu sebabnya kita masih harus impor beberapa bahan agar kualitas produk lebih baik lagi,” tambahnya. Menurut Nadia, produk Yagi Natural sendiri bisa bertahan hingga 2 tahun dan 6 bulan jika produk sudah dibuka.

Saat ini Yagi Natural memiliki beberapa produk, seperti body butter, body wash, shampoo, hand wash, deodorant, body lotion, body scrub hingga hand sanitizer dan bisa dilihat di website yaginatural.com atau mengakses Instagram @yaginatural.