Dalam rangka memperingati World Iron Awareness Week (WIAW) yang berlangsung pada 13–19 Oktober 2025, Meat & Livestock Australia (MLA) mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap pentingnya zat besi dalam kehidupan sehari-hari.
Lewat sebuah workshop di Silk Thai Jakarta, MLA Indonesia menggandeng para ibu, komunitas, dan media untuk berbincang soal dampak kekurangan zat besi terhadap kesehatan, pendidikan, dan produktivitas. Tak hanya itu, acara ini juga memperkenalkan daging merah asal Australia sebagai sumber zat besi heme berkualitas tinggi yang mudah diserap tubuh.
Anemia Masih Jadi Masalah Global
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2023, lebih dari sepertiga perempuan dan anak-anak di dunia masih mengalami anemia. Di Indonesia, kondisi ini juga cukup umum, terutama pada perempuan dan anak di bawah usia 15 tahun, mayoritas disebabkan oleh rendahnya asupan zat besi.

Akibatnya bukan cuma kelelahan atau kulit pucat. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan gangguan konsentrasi (brain fog), komplikasi kehamilan, hingga menurunkan produktivitas kerja. Dengan kata lain, anemia bukan sekadar isu kesehatan, tapi juga tantangan bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Kenapa Zat Besi Begitu Penting?
Zat besi berperan besar dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui hemoglobin dan mioglobin. Ia juga mendukung sistem imun dan pertumbuhan sel.
Kebutuhan zat besi meningkat di masa remaja, kehamilan, dan menyusui, fase-fase yang memerlukan energi ekstra. Menariknya, tubuh manusia menyerap zat besi heme (yang berasal dari produk hewani) dua hingga tiga kali lebih baik dibanding zat besi non-heme dari tumbuhan. Karena itu, daging merah menjadi sumber nutrisi penting untuk menjaga kadar zat besi tetap seimbang
“Melalui acara ini, MLA Indonesia ingin mengedukasi para ibu tentang pentingnya memenuhi kebutuhan zat besi setiap hari,” ujar Christian Haryanto, Chief Representative MLA Indonesia. “Asupan zat besi yang cukup berperan besar dalam menjaga energi, produktivitas, serta mendukung pertumbuhan anak. Daging merah Australia hadir sebagai solusi nutrisi yang bergizi tinggi dan mendukung ketahanan energi keluarga Indonesia.”
Sementara itu, Emilia Achmadi, Sport Nutritionist, menambahkan bahwa konsumsi 130 gram daging merah matang setiap dua hari sekali sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi tanpa berlebihan. “Bisa divariasikan dalam bentuk steak, tumisan, atau olahan slow-cooked. Pola makan seperti ini cocok untuk gaya hidup masyarakat modern yang aktif dan dinamis,” jelasnya.
Meluruskan Mitos tentang Daging Merah
Masih banyak anggapan keliru bahwa daging merah berbahaya bagi jantung atau bahwa zat besi dari tumbuhan sudah cukup. Faktanya, konsumsi daging merah dalam jumlah wajar justru bagian dari pola makan sehat dan seimbang.
Kandungan nutrisinya, mulai dari protein berkualitas tinggi, zat besi, zinc, hingga vitamin B kompleks, berperan penting dalam mendukung energi dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Sebagai penutup, Chef Freddie Salim, Chef Owner Silk Bistro & Silk Thai sekaligus Aussie Beef Mates, ikut memeragakan sesi cooking demo yang menampilkan hidangan khas Thailand, Pad Kaprao, dengan bahan utama daging sapi cincang asal Australia.
Melalui kampanye WIAW 2025, MLA berharap masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya menjaga kadar zat besi, sekaligus bijak memilih sumber nutrisi yang aman dan terpercaya.